Selasa, 28 Februari 2017

Makalah Komunikasi Pendidikan



BAB I
                                                  PENDAHULUAN                                                 
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan bermasyarakat manapun senantiasa mendapat suatu ciri umum yakni adanya hubungan antara para anggota. Hubungan itu terjadi karena adanya proses yang saling mempengaruhi. Proses inilah yang dinamakan komunikasi interaksi. Komunikasi dapat terjadi secara lisan maupun tertulis. Komunikasi merupakan proses dimana orang yang bekerja dalam organisasi saling mentransmisikan informasi dan menginterpretasikan artinya. Hal terpenting dalam komunikasi adalah diperolehnya komunikasi yang efisien dan efektif. Komunikasi yang efektif terjadi bila artinya yang dimaksudkan oleh pengirim berita dan artian yang ditangkapkan oleh penerima berita itu sama atau sepemahaman. Sedangkan komunikasi yang efisien terjadi bila biayanya minimum berdasarkan sumber daya yang dimanfaatkan.
Bentuk-bentuk komunikasi berlaku dalam semua hubungan sosial baik di sekolah maupun dalam pergaulan masyarakat yang lebih luas. Dalam segala bidang, tak terkecuali pendidikan, komunikasi menjadi salah satu hal yang sangat penting. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam mewujudkan usaha dalam pendidikan, maka dibutuhkan komunikasi pendidikan. Di sekolah berlangsung hubungan komunikasi, interaksi pendidikan antara para siswa dan guru untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
1
 
Dalam pembelajaran, terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik pada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh pada pemahaman dan perubahan tingkah laku. Hal ini diwujudkan sebagai upaya meningkatkan sumber daya manusia yang tidak dapat terlepas dari peningkatan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan yang dipengaruhi proses belajar dimana sangat bergantung pada efektivitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut. Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi yang terjadi didalamnya. Komunikasi dikatakan efektif apabila komunikasi yang terjadi menimbulkan arus informasi 2 arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima pesan.
Dalam mewujudkan komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, guru dituntu untuk berperan dan bertanggung jawab sehingga pengajar dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif. Pendidik perlu menyadari akan hal ini, yaitu bahwa dalam melaksanakan kegiatan belajar dan pembelajaran, sebenarnya ia sedang melaksanakan kegiatan berkomunikasi. Oleh karena itu, guru perlu selalu memilih kata-kata yang sesuai dengan pengalaman murid-muridnya, agar dimengerti dengan baik oleh mereka, sehingga pesan pembelajaran yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
Dalam pendidikan khususnya pembelajaran, tidak terlepas dari komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Untuk menciptakan proses komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Proses komunikasi yang efektif, pendidik harus memahami konsep dasar komunikasi pendidikan, antara lain mengenai komponen utama komunikasi, peran komunikator, identifikasi pesan atau media dan memahami komunikan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa masalah, yaitu:
1.      Bagaimana komponen dalam komunikasi pendidikan?
2.      Bagaimana peran encoder atau komunikator?
3.      Bagaimana cara mengidentifikasi pesan atau media?
4.      Bagaimana cara memahami decoder atau komunikan?



C.    Tujuan Penulisan
Dalam penulisan makalah ini sebagaimana masalah yang telah penulis rumuskan, penulis memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1.      Untuk memaparkan komponen dalam komunikasi pendidikan.
2.      Untuk memaparkan peran encoder atau komunikator.
3.      Untuk memaparkan cara mengidentifikasi pesan atau media.
4.      Untuk memaparkan cara memahami decoder atau komunikan.

















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Komponen Dasar Komunikasi Pendidikan
Secara sederhana komunikasi dapat diartikan sebagai komunikasi yang terjadi dalam suasana pendidikan. Dengan demikian komunikasi pendidikan adalah proses perjalanan pesan atau informasi yang merambah bidang atau peristiwa-peristiwa pendidikan, proses pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima.
Komponen dasar pendidikan adalah semua hal yang berkaitan dengan jalannya proses pendidikan, jika salah satu komponen pendidikan tidak ada, maka proses pendidikan tidak akan bisa dilaksanakan.[1] Dan untuk lebih jelasnya komponen dasar komunikasi pendidikan adalah sebagai berikut :
1.    Komunikator (Guru)
Komunikator adalah orang atau pihak yang bertindak sebagai pengirim atau penyampai pesan dalam proses komunikasi. Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber pesan dalam sebuah proses komunikasi. Dalam proses pembelajaran komunikatornya adalah guru. Seorang komunikator tidak hanya berperan dalam menyampaikan pesan kepada penerima, tetapi juga memberikan respon dan tanggapan, serta menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh penerima. Komunikator memegang peranan yang sangat penting terutama dalam mengendalikan jalannya komunikasi.
Rounded Rectangle: 4Kriteria menjadi seorang komunikator yang baik yakni perlu menyusun dengan baik isi pesan yang akan disampaikan, sehingga pesan tersebut mudah dimengerti oleh pihak penerima. Komunikator yang baik juga harus mengetahui mana media yang paling tepat untuk mengirimkan pesan kepada penerima dan harus tahu bagaimana cara mengantisipasi gangguan yang akan muncul pada proses pengiriman pesan. Selain itu, komunikator yang baik akan bertanggung jawab memberikan tanggapan terhadap umpan balik (feedback) yang disampaikan oleh pihak penerima (receiver).
2.    Pesan (Massage)
Pesan adalah informasi yang dikirim oleh pengirim pesan dan diterima oleh penerima pesan. Pesan yang efektif aadalah pesan yang jelas dan terorganisasi serta diekspresikan oleh pengirim pesan.[2] Pesan dalam proses komunikasi menempati peranan yang sangat strategis, karena sesungguhnya proses komunikasi itu sendiri adalah aktivitas menyampaikan pesan, baik pesan secara lisan ataupun tulisan, baik berupa simbol/lambang, film, gambar maupun suara. Dalam bahasa inggris biasanya diterjemahkan dengan kata massage,content atau informasi. Pesan dalam suatu pembelajaran bisa digambarkan oleh materi yang akan diajarkan oleh guru.
Menurut Cangara (2006:23) pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat. Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkrit agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan.
Dalam mengirim pesan, hendaknya kita harus mengetahui kualitas pesan tersebut, antara lain :
a.       Pesan harus akurat
b.      Tepat waktu
c.       Pesan atau informasi harus relevan




3.    Media Komunikasi atau Saluran
Media adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk, dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan komunikasi adalah pengirim dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan dapat dipahami. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa  media komunikasi adalah alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara sederhana media komunikasi adalah perantara dalam penyampaina informasi dari komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk efisiensi penyebaran informasi atau pesan tersebut. [3]
4.    Komunikan (penerima pesan)
Komunikan adalah salah satu penerima pesan dari proses komunikasi karena itu unsur komunikan dalam proses komunikasi tidak boleh diabaikan sebab berhasil tidaknya suatu proses komunikasi, salah satunya ditentukan oleh unsur komunikan.
5.      Efek komunikasi
Efek komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat tiga pengaruh dalam diri komunikan, yaitu
a.       Kognitif (seseorang menjadi tahu tentang sesuatu),
contohnya: guru pada proses pembelajaran memberikan materi kepada siswa sehingga siswa mendapatkan pengetahuan baru, dari yang tidak tau menjadi tau, dan yang tau menjadi lebih tau.
b.       Afektif (sikap seseorang terbentuk)
Contohnya: saat diskusi adanya setuju maupun tidak setuju dalam pendapat yang diutarakan.


c.       Konatif (tingkah laku, yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu)
Contoh: pada proses pembelajaran guru menyuruh siswa mengerjakan soal yang ada di papan tulis.

6.    Umpan Balik
Umpan balik atau feed back dapat kita maknai sebagai jawaban komunikan atas pesan komunikator yang disampaikan kepadanya. Dalam komunikasi yang dinamis, sebagaimana diutarakan, komunikator dan komunikan terus menerus saling bertukar pesan.[4]
Gambar 1.1 Proses Komunikasi


 









Penjelasannya dari gambar diatas yaitu:
Komunikator mengirim pesan berupa simbol atau isyarat menggunakan media atau saluran komunikasi lalu diartikan oleh komunikan setelah komunikan memahami isi pesan komunikator, komunikan memebrikan umpan balik kepada komunikator. Dan setiap proses komunikasi terdapat beberapa gangguan-gangguan yang dialami (noise).
B.     Peran Encoder / Komunikator
Pengirim pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan. Pesan atau informasi yang akan dikirimkan berasal dari otak si pengirim pesan. Oleh karena itu, sebelum pengirim mengirimkan pesan, si pengirim harus menciptakan dulu pesan yang akan dikirimkannya. Menciptakan pesan adalah menentukan arti apa yang akan dikirimkan kemudian menyandikan atau encode arti tersebut kedalam satu pesan. Sesudah itu baru dikirim melalui saluran atau media. [5]
Dari pengertian diatas, peran komunikator/Encoder adalah:[6]
1.      Mengenal khalayak
Dalam proses komunikasi, baik komunikator atau khalayak mempunyai kepentingan yang sama. Tanpa persamaan kepentingan, komunikasi tak mungkin berlangsung. Justru itu untuk berlangsungnya komunikasi dan kemudian tercapainya hasil yang positif, maka komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayak, terutama dalam pesan, metode, dan media.
2.      Menyusun/Membuat pesan
Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah selanjutnya adalah menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut, ialah mampu membangkitkan perhatian.
3.      Menentukan Metode
Dalam dunia komunikasi pada metode penyampaian atau mempengaruhi itu dapat dilihat dari dua aspek, yaitu menurut cara pelaksanaanya dan menurut bentuk aslinya. Menurut cara pelaksanaanya dapat diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu metode redundancy (repetition) dan canalizing.
a.       Metode Redundancy (Repetition) adalah cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ulang pesan kepada khalayak. Contoh nya: seorang guru yang mengulang-ulang menyampaikan materinya sampai peserta didik paham dengan materi yang disampaikan oleh gurunya.
b.      Metode canalizing  adalah cara mempengaruhi khalayak dengan cara perlahan-lahan dirubah pola pemikirannya dan sikapnya yang telah ada, kearah yang kita kehendaki.
Contohya: guru memaparkan contoh figure yang baik dan buruk, lalu guru mengarahkan peserta didik untuk memilih figure yang baik dengan memberikan alasan yang tepat.
Sedangkan menurut bentuk isinya dikenal metode-metode informative, persuasive, edukatif dan kursif.
a.       Metode informative adalah suatu isi pesan yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penenerangan.
Contohnya:  guru member pengumuman kepada peserta didik bahwa minggu depan akan diadakan ulangan harian.
b.      Metode persuasive adalah suatu cara untuk mempengaruhi komunikan , dengan tidak terlalu banyak berpikir kritis, bahkan kalau dapat khalayak itu dapat terpengaruh secara tidak sadar.
Contohnya: guru mengajak peserta didik untuk menjaga lingkungan sekolah.
c.       Metode edukatif adalah usaha mempengaruhi khalayak dari suatu pernyataan umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan dalam bentuk pesan yang akan berisi pendapat, fakta, pengalaman yang bersifat mendidik.
Contohnya:  guru dan peserta didik meyakini pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia.
d.      Metode kursif adalah mempengaruhi khalayak dengan cara memaksa.
Contohnya:  Kepala sekolah membuat peraturan untuk dilaksanakan semua peserta didik dengan tertib.

4.      Seleksi dan Penggunaan Media
Penggunaan media sebagai alat penyalur ide, sebagaimana dalam menyusun pesan dari suatu komunikasi yang ingin dilancarkan, kita harus selektif, dalam arti menyesuaikan keadaan dan kondisi khalayak, maka dengan sendirinya dalam penggunaan media pun, harus demikian pula karena masing-masing media mempunyai kemampuan dan kelemahan tersendiri sebagai alat.
5.      Mengubah isi dan makna
6.      Merespon pesan atau rangsangan

C.     Identifikasi Pesan dan Media
1.    Pesan (Channel)
Pesan merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Penyampaian pesan dapat dilakukan secara verbal yakni dengan menggunakan bahasa dan secara nonverbal yakni dengan menggunakan alat, isyarat, gambar atau warna untuk mendapatkan umpan balik (feedback) dari komunikan.[7]
Pesan bersifat abstrak. Pesan dapat bersifat konkrit maka dapat berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan. Secara lebih terperinci, pesan tersebut digambarkan pada bagan di bawah ini.

Terdapat syarat-syarat untuk berhasilnya pesan sebagai berikut:[8]
1.      Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga pesan itu dapat menarik perhatian sasaran yang dituju.
2.      Pesan haruslah menggunakan tanda-tanda yang didasarkan pada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga kedua pengertian itu bertemu.
3.      Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi daripada sasaran dan menyarankan cara-cara untuk mencapai kebutuhan itu.
4.      Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok dimana kesadaran pada saat digerakkan untuk memberikan jawaban yang dikehendaki.
2.    Media atau Saluran Komunikasi
Media yaitu saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Karakteristik saluran komunikasi dibagi menjadi tiga, yaitu:[9]
1)      Media cetak
Dengan adanya teknologi komunikasi baru, publikasi cetak masih menjadi media utama untuk komunikasi internal di kebanyakan organisasi.
2)      Media elektronik
Menyediakan informasi dalam bentuk audible, visual, dan audio visual terdiri dari: radio, televisi, display, video, telekonferensi, hotline, dan internet.
3)      Komunikasi tatap muka
Temuan riset menunjukkan bahwa karyawan lebih suka komunikasi langsung dengan atasannya daripada melalui email, memo, voice mail, atau bentuk lainnya.
Fungsi media dalam komunikasi adalah sebagai berikut:[10]
a.       Menumbuhkan motivasi bagi para komunikan.
b.      Menumbuhkan daya tarik pesan atau informasi yang akan disampaikan.
c.       Mengefektifkan proses penyampaian pesan atau informasi.
d.      Mempercepat waktu yang diperlukan untuk menyampaiakan informasi.
e.       Menjelaskan isi dan maksud pesan atau informasi yang akan disampaikan.
f.       Membuat isi pesan atau informasi lebih nyata.
g.      Sebagai media hiburan dan pendidikan bagi komunikan

3.      Memahami Komunikan (Decoder)
Komunikan biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decorder, atau khalayak. Komunikan adalah salah satu actor dari proses komunikasi, karena itu unsur komunikan dalam proses komunikasi tidak boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya suatu proses komunikasi, salah satunya ditentukan oleh unsur komunikan.
Komunikan merupakan komponen yang paling banyak meminta perhatian, karena jumlahnya banyak dan sifatnya heterogen dan anonym, sedangkan mereka harus dapat dicapai seraya menerima setiap pesan secara inderawi dan secara rohani. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh komunikan, yaitu dia dapat benar-benar mengerti pesan komunikasi, dan saat dia mengambil keputusan, dia sadar bahwa keputusannya sesuai dengan yang diinformasikan. [11]


DAFTAR RUJUKAN
Fajar, Marhaeni. (2009). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Jogjakarta : Graha Ilmu
Hardiyansyah. (2015). Komunikasi Pelayanan Pablik. Yogyakarta : Gava Media
Nurul Huda, Muh. (2013). Komunikasi Pendidikan. Tulungagung : STAIN Tulungagung Press
Nuzli Muhammad, 3 Komponen Dasar  Komunikasi Pendidikan, dalam www.slideshare.net/210878/3-komponen-dasar-komunikasi-pendidikan, diakses pada tanggal 4 April 2016
Purwoastuti, Endang. (2015). Komunikasi Dan Konseling Kebidanan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Ridwan Juli, Memilih Media Komunikasi”, dalam http://ridwanjuli.blogspot.co.id/2011/04/memilih-media-komunikasi.html, diakses pada tanggal 4 April 2016
Suwarno, Wiji. (2006). Dasar- Dasar Komunikasi. Yogyakarta : ARZZ Media


Rounded Rectangle: 12
 


[1] Wiji Suwarno, Dasar- Dasar Komunikasi, (Yogyakarta : ARZZ Media, 2006) hal 33
[2]  Endang Purwoastuti, Komunikasi Dan Konseling Kebidanan, (Yogyakarta : Pustaka Baru Press, 2015) hal 8
[3] Hardiyansyah, Komunikasi Pelayanan Pablik, (Yogyakarta : Gava Media, 2015) hal 11
[4] Muh Nurul Huda, Komunikasi Pendidikan, (Tulungagung : STAIN Tulungagung Press, 2013) hal 14-15
[5] Nuzli Muhammad, 3 Komponen Dasar  Komunikasi Pendidikan, (www.slideshare.net/210878/3-komponen-dasar-komunikasi-pendidikan), diakses pada tanggal 4 April 2016
[6]  Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, ( Jogjakarta:Graha Ilmu,2009)  hal. 184
[7] Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, hal. 59
[8] Ibid...... hal. 194
[9]  Ibid...... hal. 55
[10] Ridwan Juli, Memilih Media Komunikasi, (http://ridwanjuli.blogspot.co.id/2011/04/memilih-media-komunikasi.html), diakses pada tanggal 4 April 2016
[11]  Endang Purwoastuti, Komunikasi Dan Konseling Kebidanan, hal 59

Tidak ada komentar:

Posting Komentar