MAKALAH PSIKOLOGI
PROSES EMOSI
DOSEN PEMBIMBING :
KHALIMATUS SA’DIYAH, M. Si
DISUSUN
OLEH:
1. Miftakhun Nizar (2817133108)
2. Mufidatur Rosidah (2817133112)
3. Nika Ratna Saputri (2817133122)
4. Niswatun Hamidah (2817133127)
5. Nur Awaliyatul Ifadiyah (2817133131)
6. Nurul Hidayah (2817133139)
FAKULTAS
TARBIYAH
JURUSAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
2013/2014
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Kata
emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak
menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal
mutlak dalam emosi.
o
Emosi pada dasarnya adalah dorongan
untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar
dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan
suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih
mendorong seseorang berperilaku menangis.
Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran.
Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran.
o
Menurut Daniel Goleman (2002 : 411)
: emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan
biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
o
Menurut Syamsudin,(2005:114) :Emosi
adalah sebagai sesuatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan
getaran jiwa ( a strid up state ) yang menyertai atau munculnya sebelum dan
sesudah terjadinya perilaku.
o
Menurut James & Lange : bahwa
emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu.
Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena gembira.
o
Menurut Lindsley : bahwa emosi
disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras dari susunan syaraf terutama
otak, misalnya apabila individu mengalami frustasi, susunan syaraf bekerja
sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat
mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi.
- Teori-Teori Emosi
- a. Teori hubungan emosi dengan gejala kejasmanian
Jika
seseorang mengalami emosi, pada individu akan terdapat perubahan-perubahan
kejasmanian. Prinsip tersebut digunakan untuk kepentingan praktis dengan
diciptakan lie detector atau polygraph yaitu suatu alat yang digunakan dalam
lapangan psikologi kriminal atau psikologi rosensik yang memberi bantuan
positif. Alat tersebut diciptakan oleh John A.Larson disempurnakan oleh
L.Keeler.
- Teori James Lange
Bahwa
emosi timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu.
Misalnya, menangis karena sedih, tertawa karena senang, lari karena takut dan
berkelahi karena marah. Biasa disebut teori teori perifir dalam emosi atau juga
disebut paradoks James.
- Teori Canon Bard
Merumuskan
teori tentang pengaruh fisiologis terhadap emosi. Teori ini menyatakan bahwa
situasi menimbulkan rangkaian proses pada syaraf. Suatu situasi yang saling
mempengaruhi antara thalamus ( pusat penghubung antara bagian bawah otak
dengan susunan syaraf pusat, dan alat keseimbangan atau cerebellum
dengan cerebral cortex ( bagian otak yang terletak di dekat permukaan
sebelah dalam dari tulang tengkorak, suatu bagian yang berhubungan dengan
proses kerjanya seperti berpikir ). Biasa disebut teori sentral dalam berpikir
atau teori dengan pendekatan neurologis.
- Teori Schachter Singer
Teori
ini berpendapat bahwa emosi yang dialami seseorang merupakan hasil interpretasi
dari aroused atau stirred up dari keadaan jasmani. Menurut pendapat tokoh ini
bahwa keadaan jasmani dari timbulya emosi pada umumnya sama untuk sebagian
besar emosi yang dialami,apabila ada perbedaan fisiologis dalam pola otonomik
pada umumnya orang yang tidak dapat mempersepsi dalam hal ini. Karena perubahan
jasmani merupakan hal yang ambigious, teori menyatakan bahwa tiap emosi dapat
dirasakan dari stirred up kondisi jasmani dan individu akan memberikan
interpretasinya.
- Teori Harvey Carr
Menurut
teori ini emosi adalah penyesuaian menghadapi situasi-situasi tertentu.
Misalnya emosi marah timbul jika organisme dihadapkan rintangan yang menghambat
kebebasannya untuk bergerak, sehingga semua tenaga dan daya dikerahkan untuk
mengatasi rintangan tersebut dengan diiringi oleh gejala seperti denyut jantung
yang meninggi, pernapasan semakin cepat. Tetapi tidak semua emosi mempunyai
makna biologis. Emosi mudah dikenal dan dirumuskan dalam hubungan dengan
situasi dimana emosi itu timbul.
- Teori J.B Watson
Mengemukakan
bahwa ada tiga pola dasar emosi, yaitu takut, marah dan cinta ( fear, anger,
and love ). Ketiga jenis emosi tersebut akan menunjukkan respon tertentu
pada stimulus tertentu pula, namun kemungkinan dapat terjadi modifikasi (
perubahan ) ( Yusuf Syamsu, 2006 ).
b. Teori Hubungan Antar
Emosi
Tokoh
dari teori ini adalah Robert Plutchik berpendapat bahwa emosi berbeda dalam 3
dimensi yaitu : intensitas, kesamaan dan polaritas atau pertentangan. Hal
tersebut merupakan dimensi yang digunakan untuk mengadakan emosi yang satu
dengan yang lain. Misalnya grief,sadness,persiveness merupakan dimensi
intensitas dan grief adalah yang palinh kuat. Menurut Millensen bahwa tiga
dimensi sebagai dasar emosi,yaitu fear, anger,pleasure.
c. Teori Emosi Berkaitan dengan
Motivasi
Teori
ini dikemukakan oleh Leeper(Iih. Morgan dkk.1984). Garis pemisah antara emosi
dan motivasi sangat tipis. Misalnya takut(fear) adalah emosi,tetapi juga motif
pendorong perilaku, karena orang takut akan terdorong berperilaku kearah tujuan
tertentu.
Tomkins(Iih Morgan dkk. 1984) bahwa
emosi menimbulkan energi untuk motivasi. Motif atau dorongan (drive) hanya
memberikan informasi mengenai sementara kebutuhan. Misalnya, dorongan
memberitahukan kita bahwa makanan itu dibutuhkan.
Tomkins mengemukakan bahwa adanya 9
macam innate emotions berdasarkan tipe gerak ekspresi yang nampak pada
seseorang. Tiga yang bersifat positif adalah interest atau excitement,enjoyment
atau joy, surprise atau startie.
d. Teori kognitif
mengenai emosi
Teori
ini dikemukakan oleh Richard Lazarus,dkk yang mengemukakan teori
tentang emosi yang menekankan pada penafsiran atau pengertian mengenai
informasi yang datang dari beberapa sumber. Teori ini menyatakan bahwa emosi
yang dialami itu merupakan hasil penafsiran atau evaluasi mengenai informasi
yang datang dari situasi lingkungan dan dari dalam.
e. Teori Emosi dalam Hubungannya
dengan Ekspresi Muka(facial expression)
Teori
ini dikemukakan oleh Darwin(Carlson,1987). Menurut Darwin,orang-orang dengan
latar belakang kebudayaan yang berbeda menggunakan pola yang sama dalam pola
gerak dari facial muscles untuk menyatakan keadaan emosional seseorang. Oleh
karena itu menurut Darwin pola ekspresi roman muka adalah bersifat universal,
dan oleh karenanya merupakan hal yang inherited atau bawaan.
- Biehler (1972) dalam (Sunarto, 2002:155) membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi 2 rentang usia yaitu,
1)
Usia 12-15tahun,cirinya:
- Pada usia ini seorang siswa cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka.
- Siswa mungkin bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri.
- Ledakan-ledakan kemarahan mungkin saja terjadi.
- Seorang remaja cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan pendapatnya sendiri.
- Remaja mulai mengamati orang tua dan gurunya secara lebih objektif.
2) Usia 15-18 tahun,cirinya:
- Pemberontakan remaja merupakan pernyataan atau ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
- Karena bertambahnya kebebasan mereka banyak remaja yang mengalami konflik dengan orang tua mereka.
- Siswa pada usia ini sering melamun.
4.
Pola Emosi pada Masa Remaja
Pola
emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Perbedaannya
terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajat, dan khususnya
pada pengendalian latihan individu terhadap ungkapan emosi mereka. Misalnya,
perlakuan sebagai ”anak kecil” atau secara ”tidak adil” membuat remaja sangat
marah dibandingkan dengan hal-hal lain. Remaja tidak lagi mengungkapkan
amarahnya dengan cara gerakan amarah
yang meledak-ledak, melainkan dengan menggerutu, tidak mau berbicara, atau
dengan suara keras mengritik orang-orang yang menyebabkan amarah. Remaja juga
iri hati terhadap orang yang memiliki benda lebih banyak. Ia tidak mengeluh dan
menyesali diri sendiri, seperti yang dilakukan anak-anak. Remaja suka bekerja
sambilan agar dapat memperoleh uang untuk membeli barang yang diinginkan atau
bila perlu berhenti sekolah untuk mendapatkannya.
5.
Pengaruh Emosi Terhadap Perilaku dan Perubahan
Fisik
ü Ada
beberapa contoh pengaruh emosi terhadap perilaku individu diantaranya :
- Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai.
- Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa ( frustasi ).
- Menghambat atau mengganggu konsentrsi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup ( nervous ) dan gagap dalam berbicara.
- Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
- Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
Ø Jenis
– Jenis Emosi dan Dampaknya pada Perubahan Fisik
Jenis Emosi
|
Perubahan Fisik
|
||
1.
|
Terpesona
|
1.
|
Reaksi
elektris pada kulit
|
2.
|
Marah
|
2.
|
Peredaran
darah bertambah cepat
|
3.
|
Terkejut
|
3.
|
Denyut
jantung bertambah cepat
|
4.
|
Kecewa
|
4.
|
Bernapas
panjang
|
5.
|
Sakit /
Marah
|
5.
|
Pupil
mata membesar
|
6.
|
Takut /
Tegang
|
6.
|
Air liur
mengering
|
7.
|
Takut
|
7.
|
Bulu
roma berdiri
|
8.
|
Tegang
|
8.
|
Pencernaan
terganggu, otot – otot menegang atau bergetar ( tremor )
|
6.
Pengelompokan Emosi
v Emosi
dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu emosi sensoris dan emosi
kejiwaan ( psikis ).
Ø Emosi
Sensoris,
yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh, seperti rasa
dingin, manis, sakit, lelah, kenyang dan lapar.
Ø Emosi
Psikis,
yaitu emosi yang mempunyai alasan – alasan kejiwaan. Yang termasuk emosi jenis
ini diantaranya adalah :
o
Perasaan Intelektual, yaitu yang mempunyai sangkut paut
dengan ruang lingkup kebenaran. Perasaan ini diwujudkan dalam bentuk :
a. rasa
yakin dan tidak yakin terhadap suatu hasil karya ilmiah
b. rasa
gembira karena mendapat suatu kebenaran
c. rasa
puas karena dapat menyelesaikan persoalan – persoalan ilmiah yang harus
dipecahkan
o Perasaan
Sosial,
yaitu perasaan yang menyangkut hubungan dengan orang lain, baik bersifat
perorangan maupun kelompok. Wujud perasaan ini seperti :
a. rasa
solidaritas
b. persaudaraan
( ukhuwah )
c. simpati
d. kasih
sayang, dan sebagainya
o
Perasaan Susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan
nilai – nilai baik dan buruk atau etika ( moral ). Contohnya :
a. rasa
tanggung jawab ( responsibility )
b. rasa
bersalah apabila melanggar norma
c. rasa
tentram dalam mentaati norma
o Perasaan
Keindahan ( estetis ), yaitu perasaan yang berkaitan erat dengan keindahan dari
sesuatu, baik bersifat kebendaan ataupun kerohanian
o Perasaan
Ketuhanan,
yaitu merupakan kelebihan manusia sebagai makluk Tuhan, dianugrahi fitrah (
kemampuan atau perasaan ) untuk mengenal; Tuhannya. Dengan kata lain, manusia
dianugerahi insting religius ( naluri beragama ). Karena memiliki fitrah ini,
maka manusia di juluki sebagai “ Homo Divinans “ dan “ Homo Religius
“ atau makluk yang berke-Tuhan-an atau makluk beragama.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Fauzi,
Drs. H. Ahmad.2004.Psikologi Umum.CV Pustaka
Setia:Bandung
2.
Ali,
Muhammad.2011.Psikologi Remaja. PT
Bumi Aksara:Bandung
3.
Safaria,
Triantoro.2009.Manajemen Emosi.PT
Bumi Aksara:Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar