Selasa, 28 Februari 2017

makalah tentang psikologi



MAKALAH PSIKOLOGI
PROSES EMOSI
DOSEN PEMBIMBING :
KHALIMATUS SA’DIYAH, M. Si
STAIN Tulungagung_2.png

DISUSUN OLEH:
1.     Miftakhun Nizar                     (2817133108)
2.     Mufidatur Rosidah                  (2817133112)
3.     Nika Ratna Saputri                 (2817133122)
4.     Niswatun Hamidah                (2817133127)
5.     Nur Awaliyatul Ifadiyah         (2817133131)
6.     Nurul Hidayah                         (2817133139)

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN  PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
2013/2014


PEMBAHASAN
1.     Pengertian
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.
o    Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran.
o    Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) : emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
o    Menurut Syamsudin,(2005:114) :Emosi adalah sebagai sesuatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa ( a strid up state ) yang menyertai atau munculnya sebelum dan sesudah terjadinya perilaku.
o    Menurut James & Lange : bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena gembira.
o    Menurut Lindsley : bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras dari susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila individu mengalami frustasi, susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi.




  1. Teori-Teori Emosi
  • a.   Teori hubungan emosi dengan gejala kejasmanian
Jika seseorang mengalami emosi, pada individu akan terdapat perubahan-perubahan kejasmanian. Prinsip tersebut digunakan untuk kepentingan praktis dengan diciptakan lie detector atau polygraph yaitu suatu alat yang digunakan dalam lapangan psikologi kriminal atau psikologi rosensik yang memberi bantuan positif. Alat tersebut diciptakan oleh John A.Larson disempurnakan oleh L.Keeler.
  • Teori James Lange
Bahwa emosi timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya, menangis karena sedih, tertawa karena senang, lari karena takut dan berkelahi karena marah. Biasa disebut teori teori perifir dalam emosi atau juga disebut paradoks James.
  • Teori Canon Bard
Merumuskan teori tentang pengaruh fisiologis terhadap emosi. Teori ini menyatakan bahwa situasi menimbulkan rangkaian proses pada syaraf. Suatu situasi yang saling mempengaruhi antara thalamus ( pusat penghubung antara bagian bawah otak dengan susunan syaraf pusat, dan alat keseimbangan atau cerebellum dengan cerebral cortex ( bagian otak yang terletak di dekat permukaan sebelah dalam dari tulang tengkorak, suatu bagian yang berhubungan dengan proses kerjanya seperti berpikir ). Biasa disebut teori sentral dalam berpikir atau teori dengan pendekatan neurologis.
  • Teori Schachter Singer
Teori ini berpendapat bahwa emosi yang dialami seseorang merupakan hasil interpretasi dari aroused atau stirred up dari keadaan jasmani. Menurut pendapat tokoh ini bahwa keadaan jasmani dari timbulya emosi pada umumnya sama untuk sebagian besar emosi yang dialami,apabila ada perbedaan fisiologis dalam pola otonomik pada umumnya orang yang tidak dapat mempersepsi dalam hal ini. Karena perubahan jasmani merupakan hal yang ambigious, teori menyatakan bahwa tiap emosi dapat dirasakan dari stirred up kondisi jasmani dan individu akan memberikan interpretasinya.
  • Teori Harvey Carr
Menurut teori ini emosi adalah penyesuaian menghadapi situasi-situasi tertentu. Misalnya emosi marah timbul jika organisme dihadapkan rintangan yang menghambat kebebasannya untuk bergerak, sehingga semua tenaga dan daya dikerahkan untuk mengatasi rintangan tersebut dengan diiringi oleh gejala seperti denyut jantung yang meninggi, pernapasan semakin cepat. Tetapi tidak semua emosi mempunyai makna biologis. Emosi mudah dikenal dan dirumuskan dalam hubungan dengan situasi dimana emosi itu timbul.
  • Teori J.B Watson
Mengemukakan bahwa ada tiga pola dasar emosi, yaitu takut, marah dan cinta ( fear, anger, and love ). Ketiga jenis emosi tersebut akan menunjukkan respon tertentu pada stimulus tertentu pula, namun kemungkinan dapat terjadi modifikasi ( perubahan ) ( Yusuf Syamsu, 2006 ).
 b. Teori Hubungan Antar Emosi
Tokoh dari teori ini adalah Robert Plutchik berpendapat bahwa emosi berbeda dalam 3 dimensi yaitu : intensitas, kesamaan dan polaritas atau pertentangan. Hal tersebut merupakan dimensi yang digunakan untuk mengadakan emosi yang satu dengan yang lain. Misalnya grief,sadness,persiveness merupakan dimensi intensitas dan grief adalah yang palinh kuat. Menurut Millensen bahwa tiga dimensi sebagai dasar emosi,yaitu fear, anger,pleasure.
c. Teori Emosi Berkaitan dengan Motivasi
Teori ini dikemukakan oleh Leeper(Iih. Morgan dkk.1984). Garis pemisah antara emosi dan motivasi sangat tipis. Misalnya takut(fear) adalah emosi,tetapi juga motif pendorong perilaku, karena orang takut akan terdorong berperilaku kearah tujuan tertentu.
Tomkins(Iih Morgan dkk. 1984) bahwa emosi menimbulkan energi untuk motivasi. Motif atau dorongan (drive) hanya memberikan informasi mengenai sementara kebutuhan. Misalnya, dorongan memberitahukan kita bahwa makanan itu dibutuhkan.
Tomkins mengemukakan bahwa adanya 9 macam innate emotions berdasarkan tipe gerak ekspresi yang nampak pada seseorang. Tiga yang bersifat positif adalah interest atau excitement,enjoyment atau joy, surprise atau startie.
 d.  Teori kognitif mengenai emosi
Teori ini dikemukakan oleh Richard Lazarus,dkk yang mengemukakan  teori tentang emosi yang menekankan pada penafsiran atau pengertian mengenai informasi yang datang dari beberapa sumber. Teori ini menyatakan bahwa emosi yang dialami itu merupakan hasil penafsiran atau evaluasi mengenai informasi yang datang dari situasi lingkungan dan dari dalam.
e. Teori Emosi dalam Hubungannya dengan Ekspresi Muka(facial expression)
Teori ini dikemukakan oleh Darwin(Carlson,1987). Menurut Darwin,orang-orang dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda menggunakan pola yang sama dalam pola gerak dari facial muscles untuk menyatakan keadaan emosional seseorang. Oleh karena itu menurut Darwin pola ekspresi roman muka adalah bersifat universal, dan oleh karenanya merupakan hal yang inherited atau bawaan.
  1. Biehler (1972) dalam (Sunarto, 2002:155) membagi ciri-ciri emosional remaja  menjadi 2 rentang usia yaitu,
1)      Usia 12-15tahun,cirinya:
  • Pada usia ini seorang siswa cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka.
  • Siswa mungkin bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri.
  • Ledakan-ledakan kemarahan mungkin saja terjadi.
  • Seorang remaja cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan pendapatnya sendiri.
  • Remaja mulai mengamati orang tua dan gurunya secara lebih objektif.


2)      Usia 15-18 tahun,cirinya:
  • Pemberontakan remaja merupakan pernyataan atau ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
  • Karena bertambahnya kebebasan mereka banyak remaja yang mengalami konflik dengan orang tua mereka.
  • Siswa pada usia ini sering melamun.
4.        Pola Emosi pada Masa Remaja
Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Perbedaannya terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajat, dan khususnya pada pengendalian latihan individu terhadap ungkapan emosi mereka. Misalnya, perlakuan sebagai ”anak kecil” atau secara ”tidak adil” membuat remaja sangat marah dibandingkan dengan hal-hal lain. Remaja tidak lagi mengungkapkan amarahnya  dengan cara gerakan amarah yang meledak-ledak, melainkan dengan menggerutu, tidak mau berbicara, atau dengan suara keras mengritik orang-orang yang menyebabkan amarah. Remaja juga iri hati terhadap orang yang memiliki benda lebih banyak. Ia tidak mengeluh dan menyesali diri sendiri, seperti yang dilakukan anak-anak. Remaja suka bekerja sambilan agar dapat memperoleh uang untuk membeli barang yang diinginkan atau bila perlu berhenti sekolah untuk mendapatkannya.
5.       Pengaruh Emosi Terhadap Perilaku dan Perubahan Fisik
ü  Ada beberapa contoh pengaruh emosi terhadap perilaku individu diantaranya :
  1. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai.
  2. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa ( frustasi ).
  3. Menghambat atau mengganggu konsentrsi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup ( nervous ) dan gagap dalam berbicara.
  4. Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
  5. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
Ø  Jenis – Jenis Emosi dan Dampaknya pada Perubahan Fisik
Jenis Emosi
Perubahan Fisik
1.
Terpesona
1.
Reaksi elektris pada kulit
2.
Marah
2.
Peredaran darah bertambah cepat
3.
Terkejut
3.
Denyut jantung bertambah cepat
4.
Kecewa
4.
Bernapas panjang
5.
Sakit / Marah
5.
Pupil mata membesar
6.
Takut / Tegang
6.
Air liur mengering
7.
Takut
7.
Bulu roma berdiri
8.
Tegang
8.
Pencernaan terganggu, otot – otot menegang atau bergetar ( tremor )
6.      Pengelompokan Emosi
v  Emosi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu emosi sensoris dan emosi kejiwaan ( psikis ).
Ø  Emosi Sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang dan lapar.
Ø  Emosi Psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan – alasan kejiwaan. Yang termasuk emosi jenis ini diantaranya adalah :
o   Perasaan Intelektual, yaitu yang mempunyai sangkut paut dengan ruang lingkup kebenaran. Perasaan ini diwujudkan dalam bentuk :
a.       rasa yakin dan tidak yakin terhadap suatu hasil karya ilmiah
b.      rasa gembira karena mendapat suatu kebenaran
c.       rasa puas karena dapat menyelesaikan persoalan – persoalan ilmiah yang harus dipecahkan
o   Perasaan Sosial, yaitu perasaan yang menyangkut hubungan dengan orang lain, baik bersifat perorangan maupun kelompok. Wujud perasaan ini seperti :
a.       rasa solidaritas
b.      persaudaraan ( ukhuwah )
c.       simpati
d.      kasih sayang, dan sebagainya
o   Perasaan Susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai – nilai baik dan buruk atau etika ( moral ). Contohnya :
a.       rasa tanggung jawab ( responsibility )
b.      rasa bersalah apabila melanggar norma
c.       rasa tentram dalam mentaati norma
o   Perasaan Keindahan ( estetis ), yaitu perasaan yang berkaitan erat dengan keindahan dari sesuatu, baik bersifat kebendaan ataupun kerohanian
o   Perasaan Ketuhanan, yaitu merupakan kelebihan manusia sebagai makluk Tuhan, dianugrahi fitrah ( kemampuan atau perasaan ) untuk mengenal; Tuhannya. Dengan kata lain, manusia dianugerahi insting religius ( naluri beragama ). Karena memiliki fitrah ini, maka manusia di juluki sebagai “ Homo Divinans “ dan “ Homo Religius “ atau makluk yang berke-Tuhan-an atau makluk beragama.












                                                                                                              
DAFTAR PUSTAKA
1.      Fauzi, Drs. H. Ahmad.2004.Psikologi Umum.CV Pustaka Setia:Bandung
2.      Ali, Muhammad.2011.Psikologi Remaja. PT Bumi Aksara:Bandung
3.      Safaria, Triantoro.2009.Manajemen Emosi.PT Bumi Aksara:Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar