|
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
DI MI
MAKALAH
OLEH
KELOMPOK 1
1. NUR AWALIYATUL
IFADIYAH (2817133131)
2. NEVI RISKA ISNAINI (2817133119)
JURUSAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
2016
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
DI MI
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen
Pembimbing
Dr. Hj. Anin Nurhayati M.Pd.I
Oleh
Kelompok
1
1.
Nur Awaliyatul
Ifadiyah (2817133131)
2. Nevi Riska Isnaini (2817133119)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU
KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan
ini penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pembelajaran Bahasa
Arab Di MI ”. Sehingga dengan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan kita
semua mengenai mata kuliah Bahasa Arab.
Sehubungan dengan terselesaikannya makalah ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Dr. Maftukhin, M. Pd selaku
rektor IAIN
Tulungagung.
2.
Ibu Dr.
Hj. Anin Nurhayati, M.Pd. I selaku dosen pembimbing.
3.
Semua pihak yang
telah membantu terselesaikannya penulisan makalah ini.
Selain itu penulis juga menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, serta tidak terlepas dari berbagai macam kendala, keterbatasan ilmu, dan
referensi. Oleh karena itu, penulis masih mengharapkan bimbingan dan saran dari
berbagai pihak sehingga makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah
tentang “Pembelajaran Bahasa Arab Di MI” ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya.
Tulungagung, Februari
2016
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... ii
KATA
PENGANTAR iii
DAFTAR
ISI iv
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang 1
B.
Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pembelajaran bahasa arab untuk anak MI 3
B. Pengajaran
komponen bahasa arab di MI 9
C.
Pengajaran keterampilan
bahasa arab di MI 10
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan 14
DAFTAR
RUJUKAN 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Akhir-akhir ini perhatian masyarakat terhadap
pembelajaran bahasa Arab untuk anak-anak semakin besar. Hal itu diikuti pula
oleh berbagai upaya pengembangan yang dilakukan oleh para ahli bahasa dan
guru-guru bahasa. Semakin bertambah banyaknya lembaga pendidikan usia dini yang
didirikan oleh yayasanyayasan yang berbasis Islam turut serta memberi andil
terhadap perkembangan pembelajaran bahasa Arab. Karena pada umumnya pada
lembaga-lembaga tersebut pembelajaran bahasa Arab sudah dimasukkan sebagai
bagian dari materi pelajarannya, walau dalam bentuknya yang sangat sederhana.
Perkembangan positif tersebut semakin menguat dengan kemunculaan beberapa
Sekolah Islam Terpadu yang berkeinginan untuk memadukan antara kurikulum pesantren
dan kurikulum sekolah umum. Sekolah-sekolah tersebut juga sudah memasukkan
pembelajaran bahasa Arab ke dalam muatan kurikulumnya. Pembelajaran bahasa Arab
kini tidak lagi hanya menjadi dominasi madrasah dan pesantren saja. Beberapa
fenomena tersebut memberi dampak positif pada profesi guru bahasa Arab.
Kecendrungan positif tersebut berarti bahwa para guru memiliki kesempatan yang
lebih besar untuk berkarya dan mengembangkan diri karena mereka dituntut
memiliki berbagai keterampilan profesional untuk mampu melaksanakan pembelajaran
dengan baik. Pembelajaran bahasa Arab yang diberikan sejak anakanak berusia
dini tentu mempunyai karakter dan tuntutan yang berbeda dengan pembelajaran
bahasa Arab untuk murid remaja dan dewasa, seiring dengan perbedaan orientasi
pembelajaran dan perbedaan karakteristik siswa. Perbedaan tersebut akan berdampak
pada pemilihan materi, metode, teknik, media, alat evaluasi, dan tempat pembelajaran.
1
|
Akhira-akhir ini gairah keagamaan masyarakat semakin
semarak dan kebutuhan akan pemahaman bahasa Arab untuk mendukung keberagamaan
mereka juga meningkat. Namun demikian kita masih menghadapi banyak problem
dalam pengajaran bahasa Arab untuk anak-anak sebagaimana problematika yang ada
dalam pengajaran bahasa Arab untuk remaja dan orang dewasa. Beberapa
problematika tersebut antara lain terkait dengan pengajar, buku pegangan, dan
yang terpenting adalah metode pengajaran. Dengan
demikian disini kami akan membahas mengenai pembelajaran bahasa arab MI.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.
Bagaimana
pembelajaran bahasa arab untuk anak MI ?
2.
Bagaimana
pengajaran komponen bahasa arab di MI ?
3.
Bagaimana
pengajaran keterampilan bahasa arab di MI ?
C.
Tujuan
Dalam penulisan makalah ini sebagaimana masalah yang telah penulis
rumuskan, penulis memiliki beberapa tujuan, yaitu :
1.
Untuk
memaparkan pembelajaran bahasa arab untuk anak MI.
2.
Untuk
memaparkan pengajaran komponen bahasa arab di MI.
3.
Untuk
memaparkan pengajaran keterampilan bahasa arab di MI.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pembelajaran
Bahasa Arab Untuk Anak MI
Sebagai guru bahasa arab untuk anak MI, maka kita harus mengetahui
bagaimana kesiapan siswa dalam belajar, bagaimana karakteristik siswa, dan kita
harus mengetahui bagaimana cara pengajaran bahasa arab yang baik untuk anak MI.
a.
Kesiapan
Anak-Anak Mempelajari Bahasa Arab
Pembelajaran bahasa
Arab untuk anak- anak yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah pembelajaran bahasa Arab sebagai
bahasa asing. Artinya sebagai bahasa tambahan yang dipelajari oleh seseorang
diluar bahasa asli yang menjadi bahasa komunikasinya sehari-hari . Dan yang
dimaksud dengan anak- anak adalah mereka yang berusia antara 6 sampai 12 tahun
, yaitu sampai mereka mencapai penghujung “Masa Sekolah Bahasa Ibu” . Masa
sekolah bahasa ibu adalah istilah yang diperkenalkan oleh Johan Amos Comenisus
yang membagi masa-masa perkembangan manusia berdasarkan tingkat sekolah yang
diduduki anak itu sesuai dengan tingkat usia dan menurut bahasa yang
dipelajarinya di sekolah. Di antara berbagai faktor mempengaruhi kesiapan siswa
mempelajari bahasa asing adalah faktor usia . Terkait dengan faktor usia ini,
yang pasti disepakati oleh banyak pihak adalah tingkat kematangan berbahasa
anak yang diidentikkan dengan tingkat usia mempunyai pengaruh besar terhadap
penguasaan bahasa asing.[1]
b.
Karakteristik
Siswa MI/SD Sebagai Pembelajar Pemula Bahasa Arab (Asing)
Pada umumnya karakteristik siswa MI/SD senang belajar sesuatu yang
baru , termasuk belajar bahasa dengan cara melakukan sesuatu (learning by
doing), misalnya dengan bermain, bernyanyi, dan menggerakkan anggota tubuh .
Pada umumnya anak-anak memiliki sikap egocentric, yaitu ada
kecenderungan mereka suka menghubungkan apa yang mereka pelajari dan apa yang
mereka lakukan dengan diri mereka sendiri. Mereka akan menyukai segala hal
dalam pelajaran bahasa yang ada hubungannya dengan kehidupan mereka dengan
dunia sekelilingnya . Misalnya, akan lebih mudah untuk mempelajari materi atau
bahan yang menggunakan kata atau frasa, seperti : اسمي ....... ....., عندي............., هذا
قلمي......
Dalam proses perkembangannya anak akan mengalami perubahan.
Perubahan fisik karena mereka tumbuh dan perubahan sifat dan perilakunya.
Menginjak usia 10 tahun (kelas 4) mereka mengalami proses perubahan yang
tadinya egocentric menuju kehubungan timbale balik, yaitu tidak hanya berpusat
pada dirinya, tetapi sudah memperhatikan orang lain yang tadinya berfokus pasa
dirinya (انا....., عندي.....) sekarang mulai terbuka untuk yang lain, misalnya sudah
memperhatikan) انت ( yaitu
temannya.
Waktu memperkenalkan bahasa Arab kepada anak-anak, sebaiknya
diawali dengan hal-hal yang kongkret lebih dahulu. Kemudian menuju ke hal-hal
yang bersifat abstrak . Pada tingkat permulaan sebaiknya tidak hanya
mengandalkan kata-kata dan bahasa lisan saja, tetapi perlu dilengkapi dengan
contoh nyata. Banyak objek atau benda nyata dan gambar yang bisa digunakan.
Benda-benda yang ada disekitar anak-anak, misalnya kursi (كر سي
(, pintu (باب), Almari (خزانة), merupakan contoh benda kongkret yang dengan mudah dapat
diperkenalkan kepada siswa dalam bahasa Arab.[2]
Ketika usia anak sudah bertambah, mereka sudah bisa membedakan
antara fakta dan fiksi dan mulai bisa mengerti hal-hal yang abstrak . Beberapa
ahli menyatakan bahwa anak adalah pembelajar aktif ( active learners ).
Anak-anak yang pada dasarnya aktif akan menyukai pembelajaran melalui
permainan-permainan, cerita maupun lagu. secara tidak langsung mereka akan
lebih termotivasi untuk belajar bahasa Arab.
Pada usia 10-12 tahun anak-anak sudah dapat bekerja sama dengan
temannya. Mereka dapat diberi kegiatan untuk dikerjakan bersama-sama. Walaupun
ada anak yang sudah dapat berkonsentrasi lebih lama, variasi kegiatan masih
diperlukan. Kerja kelompok dapat berupa membuat daftar, melengkapi kalimat,
mengisi teka- teki silang dan masih banyak yang lain.
Kehidupan anak-anak dipenuhi dengan warna . Kegiatan dan
tugas-tugas yang disertai gambar-gambar yang cukup besar dan berwarna- warni
dapat membuat mereka lebih gembira. Kegiatan mewarnai gambar tentu akan
dikerjakan dengan gembira sambil mengenal nama-nama dalam bahasa Arab dan benda
yang ada pada gambar tersebut.
a)
Memiliki
kecenderungan suka bermain dan bersenang-senang.
b)
Memahami
hal-hal di sekitarnya secara holistik (utuh) tidak secara analitik.
c)
Belajar bahasa melewati suatu masa yang
disebut periode bisu (fatroh al-shumti) , dimana mereka hanya dapat mendengar,
belum dapat berbicara.
d)
Cenderung
belajar bahasa melalui pemerolehan, yaitu suatu pengembangan kemampuan
berbahasa secara alamiah, bukan mempelajari bahasa secara formal dengan
mengkaji aturan-aturan bahasa.
e)
Pada
usia sekolah dasar pada umumnya berada pada taraf berfikir secara kongkret.
Para ahli pembelajaran bahasa untuk anak, di antaranya Scott, Lee,
dan Borridge mengemukakan beberapa prinsip pembelajaran yang harus diperhatikan
dalam pengajaran bahasa untuk anak-anak, yaitu sebagai berikut : [4]
1)
Pembelajaran
bahasa berpijak pada dunia anak, yaitu keluarga, rumah, sekolah, mainan dan
teman bermain.
2)
Pembelajaran
bahasa berangkat dari sesuatu yang sudah diketahui dan dekat dengan atau mudah
dijangkau oleh siswa ke sesuatu yang belum diketahui atau jauh dari jangkauan
mereka. Misalnya, dari lingkungan rumah kelingkungan luar rumah, dilanjutkan ke
lingkungan teman sejawat, kemudian ke lingkungan sekolah.
3)
Bahan
pembelajaran merupakan kombinasi antara sesuatu yang bersifat fiksi dan
non-fiksi/kongkret.
4)
Materi
pembelajaran diorientasikan kepada pengembangan keterampilan bahasa.
5)
Pokok-
pokok pembelajaran dan tugas-tugas hendaknya disesuaikan dengan usia
pembelajar.
c.
Karakter
Guru Bahasa Arab di MI
Mengingat peran
guru/pengajar yang sedemikian besar dalam menentukan keberhasilan kegiatan
pembelajaran, maka seorang guru/pengajar harus dituntut untuk memiliki seperangkat
kemampuan atau kompetensi, baik kompetensi profesional, personal maupun sosial.
Kompetensi atau kemampuan yang harus dimiliki guru telah disebutkan dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
berbunyi:
“Kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.”[5]
Apabila
kompetensi-kompetensi di atas dimiliki oleh guru bahasa Arab, maka seorang guru
bahasa Arab memiliki karakteristik-karakteristik khusus atau
syarat-syarat utama yang dapat menunjang keberhasilannya dalam pembelajaran.
Karakteristik-karakteristik
yang harus dimiliki guru bahasa Arab adalah sebagai berikut:
a)
Mengetahui hal-hal yang perlu diajarkan,
sehingga dia harus belajar dan mencari informasi tentang materi yang diajarkan.
b)
Menguasai seluruh materi agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
c)
Harus mampu berbahasa Arab dengan baik, begitu juga dalam penyampaian materi.
d)
Harus memiliki wawasan yang luas atas materi ajar dan bahasa Arab.
e)
Harus mampu mengarahkan dan membimbing, baik dalam kelas maupun di luar
kelas
Karakteristik
di atas merupakan cerminan karakter guru bahasa Arab yang ideal yang diharapkan
dapat dimiliki oleh guru bahasa Arab, sehingga proble-matika-problematika
pembelajaran bahasa Arab yang bersumber dari guru dapat di atasi atau
dieliminir, bahkan dapat dihilangkan.[6]
Guru harus
memiliki syarat-syarat utama atau syarat paedagogis yang dimiliki sebelum
menjadi guru atau sebelum melaksanakan pembelajaran. Syarat-syarat ini bersifat umum bagi semua guru termasuk guru bahasa
Arab, yaitu:
a.
Mengetahui tujuan pendidikan yang dianut negaranya.
b.
Mengenal peserta didik dengan baik.
c.
Bersedia membantu peserta didik dengan penuh kesabaran.
d.
Mampu menyesuaikan diri dengan peserta didik guna mencapai tujuan
pendidikan;
e.
Memiliki prinsip dalam penggunaan alat atau media pendidikan yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi.
f.
Mampu bermasyarakat.
g.
Menguasai materi.
h.
Mampu menciptakan suasan kelas yang kondusif, agar terwujud interaksi
edukatif yang baik.[7]
Syarat-syarat di atas mesti dimiliki oleh guru bahasa Arab jika tujuan
pembelajaran ingin dicapai, karena guru memiliki peran terbesar dalam proses
pembelajaran. Guru laksana nahkoda bagi sebuah bahtera dalam mengarungi
samudera. Oleh karena itu, guru harus memahami dengan baik peranannya
dalam pembelajaran. Peranan guru dalam pembelajaran bukan hanya saat proses
pembelajaran tapi meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.[8]
Di dalam
pembelajaran itu juga terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yakni
: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Jadi seorang guru harus faham akan hal
tersebut, karena itu sangat berpengaruh pada pembelajaran.[9]
B.
Pengajaran
Komponen Bahasa Arab Di MI
Dalam pengajaran komponen bahasa kosa kata(mufrodat) maupun tata
bahasa (qowaid) kita harus mengerti terlebih dahulu bagaimana karakteristik
siswa yang akan kita ajar, dan materi yang akan diajarkan haruslah menarik. Dan
tehnik yang dapat digunakan atau dipilih oleh seorang guru dalam dalam proses
pembelajaran kosa kata(mufrodat) maupun tata bahasa (qowaid) antara lain :
1.
Teknik
pembelajaran kosakata (mufradat)
Teknik
pembelajaran kosakata (mufradat) dapat dilakukan dengan dua cara. Petama,
direalisasikan melalui proses latihan kontekstual, sedangkan kedua, diimplementasikan
melalui proses latihan non kontekstual.
a.
Latihan
kontekstual
Latihan kontekstual ini dapat diaktualisasikan oleh pendidik melalui
dua jalur, yaitu jalur tanya jawab dan
jalur dialog.
a)
Jalur
Tanya jawab
b)
Jalur
dialog
b.
Latihan
non-kontekstual
Latihan kontekstual ini bisa dilakukan oleh pendidik untuk
menjelaskan makna kata yang sulit dijelaskan melalui jalur kontekstual, yaitu
dengan menggunakan media berikut:[10]
1)
Gambar
dan foto.
2)
Definisi.
3)
Sinonim
dan antonin.
4)
Terjemah
2.
Teknik
pembelajaran gramatika (Qawa’id)
Gramatika dalam
proses pembelajarannya bisa dilakukan melalui al Taqrib al-Lughawi (Latihan Bahasa). Dan teknik pembelajaran
Gramatika ini memiliki tujuan sebagai berikut:
a.
Melatih
peserta didik menggunakan kalimat dan lafal yang benar.
b.
Membentuk
kebiasaan peserta didik berbahasa yang baik melalui proses peniruan.
c.
Pendidik
memperkaya peserta didik dengan lafal dan struktur bahasa.
d.
Peserta
didik mampu mengetahui benar dan salah satu pembicaraan yang diekspresikan atau
ditulis.
e.
Pendidik
mengajarkan beberapa problema gramatika secara praktikal.
Dengan demikian, maka ada tiga teknik pembelajaran gramatika (qawa’id)
melalui proses al-Tadrib al-Lughawi, yaitu latihan teknik dialogis.
Latihan teknik simulasi bahasa, latihan tknik komunikasi kolektif dengan
menggunakan kartu.
a.
Latihan
teknik dialogis.
b.
Latihan
tehnik simulasi bahasa.
c.
Latihan
tehnik komunikasi kolektif dengan menggunakan kartu.[11]
C.
Pengajaran
Keterampilan Berbahasa Lisan dan Keterampilan Tulisan Di MI
Dalam pembelajaran bahasa arab sebagai bahasa asing pertama yang
diperkenalkan kepada siswa, guru adalah model yang ditiru siswa dalam
menggunakan bahasa arab. Oleh karena itu, keterampilan bahasa lisan dan
keterampilan tulisan dalam pembelajaran bahasa arab harus diajarkan untuk
menghindari salah pengertian dan juga untuk memberi kesempatan seluas-luasnya
kepada siswa untuk mengunakan bahasa arab.
1.
Pengajaran
Keterampilan menyimak Bahasa Arab Di MI
Setelah mengetahui bagaimana pentingnya melatih siswa dalam
menggunakan bahasa arab secara lisan (menyimak dan berbicara), untuk
tercapainya tujuan pembelajaran bahasa lisan maka hal lain yang perlu
dipertimbangkan adalah memilih tehnik yang tepat. Tehnik yang akan dipilih harus
sesuai dengan kemampuan guru, tingkat pemahaman siswa, serta karakteristik
kelas.
Beberapa tehnik yang bisa digunakan dalam pengajaran keterampilan
menyimak antara lain :
1)
Latihan
pengenalan ( identifikasi)
2)
Mendengarkan
dan menirukan
3)
Latihan
pengucapan intonasi
4)
Menyanyi
5)
Dan
lain-lain.[12]
2.
Pengajaran
keterampilan berbicara Bahasa Arab di MI
Dalam
keterampilan berbicara ini guru harus membangun rasa percaya diri pada siswa
agar mereka berani mengucapkan atau berbicara dengan bahasa arab yang pastinya
untuk kelas rendah dimulai dari yang mudah dan seterusnya.
Guru juga harus
memperhatikan beberapa hal seperti berikut :
a.
Membina
hubungan yang baik/positif dengan siswa.
b.
Menciptakan
suasana yang aman dan nyaman.
c.
Memberi
dukungan dan penghargaan terhadap pencapaian siswa.
d.
Menyediakan
sumber belajar yang menarik.
Selain hal-hal
diatas tersebut, terkait dengan pengajaran keterampilan berbicara guru juga
perlu ingat akan hal-hal berikut ini :
a)
Keterampilan
berbicara dalam bahasa arab merupakan keterampilan yang tidak mudah untuk
dikuasai.
b)
Keterbatasan
pengetahuan tentang bahasa arab, siswa akan memakai bahasa indonesia di
sela-sela mereka berbicara bahasa arab.
c)
Kesempatan
berbicara dalam bahasa arab diluar kelas sangat kurang bahkan tidak ada, oleh
sebab itu, guru perlu memberi kesempatan yang cukup ketika mereka berada di
dalam kelas.
Sedangkan
tehnik yang digunakan misalnya dengan menggunakan model dialog, ada beberapa
langkah yang harus kita gunakan dalam pengajaran keterampilan berbicara bahasa
arab di MI, antara lain :
1)
Anak-anak
mendengarkan sebuah dialog yang berisi kosakata kunci yang menjadi fokus pelajaran.
2)
Guru
membimbing para siswa untuk melatih pengucapan kata-kata. Mereka mengulangi
setiap kata dan kalimat dalam dialog, secara klasikal dan individual.
3)
Kata-kata
tertentu dalam dialog dapat digunakan sebagai dasar untuk latihan tanya jawab.
Drill ini pertama-tama dipraktekkan secara bersama-sama lalu secara individual.[13]
3.
Pengajaran
Keterampilan Membaca Bahasa Arab Di MI
Disadari atau tidak, membaca memiliki peranan sosial yang sangat
urgen dalam kehidupan manusia sepanjang masa. Mengapa demikian? Karena membaca
merupakan medium komunikasi. Dan dalam pembelajaran membaca untuk anak-anak,
ada dual hal yang harus diperhatikan, yaitu penentuan materi dan pemilihan
tehnik pembelajaran yang sesuai.
Materi yang diajarkan untuk anak bisa dengan menggunakan kartu-kartu bacaan, kamus bergambar, dll . Dan
dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa arab bisa menggunakan beberapa
tehnik, yaitu:
a.
Membaca
Nyaring.
b.
Membaca
Dalam Hati.
c.
Membaca
Intensif.
d.
Membaca
Ekstensif.
4.
Pengajaran
Keterampilan Menulis Bahasa Arab Di MI
Berbeda dengan
keterampilan berbicara, keterampilan menulis relatif lebih sulit untuk
dipelajari dan dikembangkan. Meskipun sulit dipelajari, keterampilan menulis
tetap merupakan bagian yang penting, yang bermanfaat, yang menyenangkan. Dan
dalam keterampilan menulis dapat menggunakan beberapa tehnik, yaitu : menyalin,
menjodohkan dan lain-lain.[14]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Sebagai guru bahasa arab untuk anak MI, maka
kita harus mengetahui bagaimana kesiapan siswa dalam belajar, bagaimana
karakteristik siswa, dan kita harus mengetahui bagaimana cara pengajaran bahasa
arab yang baik untuk anak MI.
2.
Dalam
pengajaran komponen bahasa kosa kata(mufrodat) maupun tata bahasa (qowaid) kita
harus mengerti terlebih dahulu bagaimana karakteristik siswa yang akan kita
ajar, dan materi yang akan diajarkan haruslah menarik.
3.
Dalam
pembelajaran bahasa arab sebagai bahasa asing pertama yang diperkenalkan kepada
siswa, guru adalah model yang ditiru siswa dalam menggunakan bahasa arab. Oleh
karena itu, keterampilan bahasa lisan dan keterampilan tulisan dalam
pembelajaran bahasa arab harus diajarkan untuk menghindari salah pengertian dan
juga untuk memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengunakan
bahasa arab.
14
|
DAFTAR PUSTAKA
Republik
Indonesia, “Peraturan Pemerintah No, 74 Tahun 2008 Tentang Guru Bab II Pasal
3 Ayat (2)
As’aril
Muhajir. (2004). Psikologi Belajar Bahasa Arab. Jakarta, PT Bina Ilmu
B Suryosubroto. (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta, Rineka Cipta
Tafsir Ahmad.
(1994). Ilmu Pendidikan dalam
Prespektif Islam. Bandung, Remaja Rosdakarya
Muna Wa.
(2011). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta, Teras
Zulhanan.
(2014). Tehnik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif. Jakarta, PT Raja
Gradindo Persada
Pembelajaran
Bahasa Arab (PDF). Pembelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah.
Direktoral Jendrl Pendidikan Islam
Ahmad Nazrul, “Umur Yang Layak Dalam Pembelajaran” , dalam http://nazrulahmad05.blogspot.com/ / Diakses pada 22 Februari 2016 pukul 11.40.
14
|
15
|
[1]
Aziz Fachrurrozi Dan Erta Mahyudin, “Tehnik Pembelajaran Bahasa Arab” ,
(Jakarta:Lembaga Bahasa Yassarna YBMG, 2011) hal 106
[2] Nazrul Ahmad, “Umur Yang Layak Dalam Pembelajaran” , dalam http://nazrulahmad05.blogspot.com/ / Diakses pada 22 Februari 2016 pukul 11.40.
[5] Republik
Indonesia, “Peraturan Pemerintah No, 74 Tahun 2008 Tentang Guru Bab II Pasal
3 Ayat (2)” Hal 5-8
[6] Muhajir
As’aril, “Psikologi Belajar Bahasa Arab” , (Jakarta: PT Bina Ilmu,
2004), hal 24-25
[7] B. Suryosubroto, “Proses Belajar Mengajar di Sekolah” , (Jakarta: Rineka Cipta,
1997) , hal 163-164
[8] Ahmad Tafsir, “Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hal 86.
[9] Wa Muna, “Metodologi Pembelajaran Bahasa
Arab”, (Yogyakarta: Teras, 2011), hal 7
[10] Zulhanan, “Tehnik
Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif”, (Jakarta: PT Raja Gradindo Persada,
2014), hal 109
[11] Ibid , “Tehnik
Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif”.. hal 113
[12] Ibid, “Tehnik
Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif”.. hal 116
[13] Pembelajaran
Bahasa Arab, “Pembelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah”,
Direktoral Jendrl Pendidikan Islam, PDF, hal 359-360
[14] Ibid.., “Pembelajaran
Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah”.. hal 369
Tidak ada komentar:
Posting Komentar