Selasa, 28 Februari 2017

MAKALAH PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MI




 

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MI
MAKALAH




OLEH
KELOMPOK 1
                         1.     NUR AWALIYATUL IFADIYAH           (2817133131)
                         2.     NEVI RISKA ISNAINI                            (2817133119)




JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS  TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
2016



PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MI
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Arab

Dosen Pembimbing
Dr. Hj. Anin Nurhayati M.Pd.I


Oleh
Kelompok 1
1.     Nur Awaliyatul Ifadiyah              (2817133131)
2.     Nevi Riska Isnaini                        (2817133119)


JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS  TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
2016

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pembelajaran Bahasa Arab Di MI ”. Sehingga dengan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan kita semua mengenai mata kuliah Bahasa Arab.
Sehubungan dengan terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Bapak Dr. Maftukhin, M. Pd selaku rektor IAIN Tulungagung.
2.      Ibu  Dr. Hj. Anin Nurhayati, M.Pd. I selaku dosen pembimbing.
3.      Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan makalah ini.
Selain itu penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini  masih terdapat banyak kekurangan, serta tidak terlepas dari berbagai  macam kendala, keterbatasan ilmu, dan referensi. Oleh karena itu, penulis masih mengharapkan bimbingan dan saran dari berbagai pihak sehingga makalah ini menjadi lebih baik  lagi.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang “Pembelajaran Bahasa Arab Di MI ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Tulungagung, Februari 2016
             Penulis


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... ii
KATA PENGANTAR                                                                                   iii
DAFTAR ISI                                                                                                  iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang                                                                               1
B. Rumusan Masalah                                                                          2
C.  Tujuan                                                                                            2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembelajaran bahasa arab untuk anak MI                                      3
B.  Pengajaran komponen bahasa arab di MI                                      9
C.  Pengajaran keterampilan bahasa arab di MI                                  10
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                                   14
DAFTAR RUJUKAN                                                                                                15





BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar belakang
Akhir-akhir ini perhatian masyarakat terhadap pembelajaran bahasa Arab untuk anak-anak semakin besar. Hal itu diikuti pula oleh berbagai upaya pengembangan yang dilakukan oleh para ahli bahasa dan guru-guru bahasa. Semakin bertambah banyaknya lembaga pendidikan usia dini yang didirikan oleh yayasanyayasan yang berbasis Islam turut serta memberi andil terhadap perkembangan pembelajaran bahasa Arab. Karena pada umumnya pada lembaga-lembaga tersebut pembelajaran bahasa Arab sudah dimasukkan sebagai bagian dari materi pelajarannya, walau dalam bentuknya yang sangat sederhana. Perkembangan positif tersebut semakin menguat dengan kemunculaan beberapa Sekolah Islam Terpadu yang berkeinginan untuk memadukan antara kurikulum pesantren dan kurikulum sekolah umum. Sekolah-sekolah tersebut juga sudah memasukkan pembelajaran bahasa Arab ke dalam muatan kurikulumnya. Pembelajaran bahasa Arab kini tidak lagi hanya menjadi dominasi madrasah dan pesantren saja. Beberapa fenomena tersebut memberi dampak positif pada profesi guru bahasa Arab. Kecendrungan positif tersebut berarti bahwa para guru memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berkarya dan mengembangkan diri karena mereka dituntut memiliki berbagai keterampilan profesional untuk mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik. Pembelajaran bahasa Arab yang diberikan sejak anakanak berusia dini tentu mempunyai karakter dan tuntutan yang berbeda dengan pembelajaran bahasa Arab untuk murid remaja dan dewasa, seiring dengan perbedaan orientasi pembelajaran dan perbedaan karakteristik siswa. Perbedaan tersebut akan berdampak pada pemilihan materi, metode, teknik, media, alat evaluasi, dan tempat pembelajaran.
1
Walau banyak sekolah yang sudah mengambil kebijakan membelajarkan bahasa Arab sejak usia dini, masih banyak juga sekolah yang berkebijakan sebaliknya, dengan alasan pragmatis-praktis maupun alasan teoritis-metodologis. Susahnya mencari dan menentukan pengajar, materi, metode, teknik, media, alat evaluasi, dan tempat pembelajaran yang sesuai dengan karakter dan gaya belajar bahasa anak-anak menjadi alasan yang sering muncul ke permukaan. Di sisi lain, meskipun pembelajaran bahasa asing untuk anak-anak sudah berlangsung sejak lama sampai saat ini belum ada kesepakatan tunggal tentang sejak usia berapa anak-anak sebaiknya sudah boleh diperkenalkan dengan bahasa asing, disegerakan atau ditunda saja. Pembelajaran bahasa Arab yang efektif dan efisien sejak dini akan mendapatkan sambutan hangat dari berbagai pihak, walau alasannya memang sangat ideologis yakni bahwa penduduk Indonesia masih mayoritas beragama Islam.
Akhira-akhir ini gairah keagamaan masyarakat semakin semarak dan kebutuhan akan pemahaman bahasa Arab untuk mendukung keberagamaan mereka juga meningkat. Namun demikian kita masih menghadapi banyak problem dalam pengajaran bahasa Arab untuk anak-anak sebagaimana problematika yang ada dalam pengajaran bahasa Arab untuk remaja dan orang dewasa. Beberapa problematika tersebut antara lain terkait dengan pengajar, buku pegangan, dan yang terpenting adalah metode pengajaran. Dengan demikian disini kami akan membahas mengenai pembelajaran bahasa arab MI.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa masalah, yaitu :
                     1.      Bagaimana pembelajaran bahasa arab untuk anak MI ?
                     2.      Bagaimana pengajaran komponen bahasa arab di MI ?
                     3.      Bagaimana pengajaran keterampilan bahasa arab di MI ?

C.       Tujuan
Dalam penulisan makalah ini sebagaimana masalah yang telah penulis rumuskan, penulis memiliki beberapa tujuan, yaitu :
                     1.      Untuk memaparkan pembelajaran bahasa arab untuk anak MI.
                     2.      Untuk memaparkan pengajaran komponen bahasa arab di MI.
                     3.      Untuk memaparkan pengajaran keterampilan bahasa arab di MI.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak MI
Sebagai guru bahasa arab untuk anak MI, maka kita harus mengetahui bagaimana kesiapan siswa dalam belajar, bagaimana karakteristik siswa, dan kita harus mengetahui bagaimana cara pengajaran bahasa arab yang baik untuk anak MI.
a.       Kesiapan Anak-Anak Mempelajari Bahasa Arab
Pembelajaran bahasa Arab untuk anak- anak yang dimaksud dalam pembahasan  ini adalah pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing. Artinya sebagai bahasa tambahan yang dipelajari oleh seseorang diluar bahasa asli yang menjadi bahasa komunikasinya sehari-hari . Dan yang dimaksud dengan anak- anak adalah mereka yang berusia antara 6 sampai 12 tahun , yaitu sampai mereka mencapai penghujung “Masa Sekolah Bahasa Ibu” . Masa sekolah bahasa ibu adalah istilah yang diperkenalkan oleh Johan Amos Comenisus yang membagi masa-masa perkembangan manusia berdasarkan tingkat sekolah yang diduduki anak itu sesuai dengan tingkat usia dan menurut bahasa yang dipelajarinya di sekolah. Di antara berbagai faktor mempengaruhi kesiapan siswa mempelajari bahasa asing adalah faktor usia . Terkait dengan faktor usia ini, yang pasti disepakati oleh banyak pihak adalah tingkat kematangan berbahasa anak yang diidentikkan dengan tingkat usia mempunyai pengaruh besar terhadap penguasaan bahasa asing.[1]
 
b.    Karakteristik Siswa MI/SD Sebagai Pembelajar Pemula Bahasa Arab (Asing)
Pada umumnya karakteristik siswa MI/SD senang belajar sesuatu yang baru , termasuk belajar bahasa dengan cara melakukan sesuatu (learning by doing), misalnya dengan bermain, bernyanyi, dan menggerakkan anggota tubuh . Pada umumnya anak-anak memiliki sikap egocentric, yaitu ada kecenderungan mereka suka menghubungkan apa yang mereka pelajari dan apa yang mereka lakukan dengan diri mereka sendiri. Mereka akan menyukai segala hal dalam pelajaran bahasa yang ada hubungannya dengan kehidupan mereka dengan dunia sekelilingnya . Misalnya, akan lebih mudah untuk mempelajari materi atau bahan yang menggunakan kata atau frasa, seperti : اسمي ....... ....., عندي............., هذا قلمي......        
Dalam proses perkembangannya anak akan mengalami perubahan. Perubahan fisik karena mereka tumbuh dan perubahan sifat dan perilakunya. Menginjak usia 10 tahun (kelas 4) mereka mengalami proses perubahan yang tadinya egocentric menuju kehubungan timbale balik, yaitu tidak hanya berpusat pada dirinya, tetapi sudah memperhatikan orang lain yang tadinya berfokus pasa dirinya (انا....., عندي.....) sekarang mulai terbuka untuk yang lain, misalnya sudah memperhatikan) انت ( yaitu temannya.
Waktu memperkenalkan bahasa Arab kepada anak-anak, sebaiknya diawali dengan hal-hal yang kongkret lebih dahulu. Kemudian menuju ke hal-hal yang bersifat abstrak . Pada tingkat permulaan sebaiknya tidak hanya mengandalkan kata-kata dan bahasa lisan saja, tetapi perlu dilengkapi dengan contoh nyata. Banyak objek atau benda nyata dan gambar yang bisa digunakan. Benda-benda yang ada disekitar anak-anak, misalnya kursi (كر سي (, pintu (باب), Almari (خزانة), merupakan contoh benda kongkret yang dengan mudah dapat diperkenalkan kepada siswa dalam bahasa Arab.[2]
Ketika usia anak sudah bertambah, mereka sudah bisa membedakan antara fakta dan fiksi dan mulai bisa mengerti hal-hal yang abstrak . Beberapa ahli menyatakan bahwa anak adalah pembelajar aktif ( active learners ). Anak-anak yang pada dasarnya aktif akan menyukai pembelajaran melalui permainan-permainan, cerita maupun lagu. secara tidak langsung mereka akan lebih termotivasi untuk belajar bahasa Arab.
Pada usia 10-12 tahun anak-anak sudah dapat bekerja sama dengan temannya. Mereka dapat diberi kegiatan untuk dikerjakan bersama-sama. Walaupun ada anak yang sudah dapat berkonsentrasi lebih lama, variasi kegiatan masih diperlukan. Kerja kelompok dapat berupa membuat daftar, melengkapi kalimat, mengisi teka- teki silang dan masih banyak yang lain.
Kehidupan anak-anak dipenuhi dengan warna . Kegiatan dan tugas-tugas yang disertai gambar-gambar yang cukup besar dan berwarna- warni dapat membuat mereka lebih gembira. Kegiatan mewarnai gambar tentu akan dikerjakan dengan gembira sambil mengenal nama-nama dalam bahasa Arab dan benda yang ada pada gambar tersebut.
Muhaiban menjelaskan beberapa karakteristik lain anak-anak seperti berikut ini :[3]
a)      Memiliki kecenderungan suka bermain dan bersenang-senang.
b)      Memahami hal-hal di sekitarnya secara holistik (utuh) tidak secara analitik.
c)       Belajar bahasa melewati suatu masa yang disebut periode bisu (fatroh al-shumti) , dimana mereka hanya dapat mendengar, belum dapat berbicara.
d)     Cenderung belajar bahasa melalui pemerolehan, yaitu suatu pengembangan kemampuan berbahasa secara alamiah, bukan mempelajari bahasa secara formal dengan mengkaji aturan-aturan bahasa.
e)      Pada usia sekolah dasar pada umumnya berada pada taraf berfikir secara kongkret.
Para ahli pembelajaran bahasa untuk anak, di antaranya Scott, Lee, dan Borridge mengemukakan beberapa prinsip pembelajaran yang harus diperhatikan dalam pengajaran bahasa untuk anak-anak, yaitu sebagai berikut : [4]
1)      Pembelajaran bahasa berpijak pada dunia anak, yaitu keluarga, rumah, sekolah, mainan dan teman bermain.
2)      Pembelajaran bahasa berangkat dari sesuatu yang sudah diketahui dan dekat dengan atau mudah dijangkau oleh siswa ke sesuatu yang belum diketahui atau jauh dari jangkauan mereka. Misalnya, dari lingkungan rumah kelingkungan luar rumah, dilanjutkan ke lingkungan teman sejawat, kemudian ke lingkungan sekolah.
3)      Bahan pembelajaran merupakan kombinasi antara sesuatu yang bersifat fiksi dan non-fiksi/kongkret.
4)      Materi pembelajaran diorientasikan kepada pengembangan keterampilan bahasa.
5)      Pokok- pokok pembelajaran dan tugas-tugas hendaknya disesuaikan dengan usia pembelajar.

c.       Karakter Guru Bahasa Arab di MI
Mengingat peran guru/pengajar yang sedemikian besar dalam menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran, maka seorang guru/pengajar harus dituntut untuk memiliki seperangkat kemampuan atau kompetensi, baik kompetensi profesional, personal maupun sosial. Kompetensi atau kemampuan yang harus dimiliki guru telah disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru berbunyi:
“Kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.[5]
Apabila kompetensi-kompetensi di atas dimiliki oleh guru bahasa Arab, maka seorang guru bahasa Arab memiliki karakteristik-karakteristik khusus atau  syarat-syarat utama yang dapat menunjang keberhasilannya dalam pembelajaran.
Karakteristik-karakteristik yang harus dimiliki guru bahasa Arab adalah sebagai berikut:
a)      Mengetahui hal-hal yang perlu diajarkan, sehingga dia harus belajar dan mencari informasi tentang materi yang diajarkan.
b)       Menguasai seluruh materi agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
c)      Harus mampu berbahasa Arab dengan baik, begitu juga dalam penyampaian materi.
d)     Harus memiliki wawasan yang luas atas materi ajar dan bahasa Arab.
e)      Harus mampu mengarahkan dan membimbing, baik dalam kelas maupun di luar kelas
Karakteristik di atas merupakan cerminan karakter guru bahasa Arab yang ideal yang diharapkan dapat dimiliki oleh guru bahasa Arab, sehingga proble-matika-problematika pembelajaran bahasa Arab yang bersumber dari guru dapat di atasi atau dieliminir, bahkan dapat dihilangkan.[6]

Guru harus memiliki syarat-syarat utama atau syarat paedagogis yang dimiliki sebelum menjadi guru atau sebelum melaksanakan pembelajaran. Syarat-syarat ini bersifat umum bagi semua guru termasuk guru bahasa Arab, yaitu:
a.       Mengetahui tujuan pendidikan yang dianut negaranya.
b.      Mengenal peserta didik dengan baik.
c.       Bersedia membantu peserta didik dengan penuh kesabaran.
d.      Mampu menyesuaikan diri dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan;
e.       Memiliki prinsip dalam penggunaan alat atau media pendidikan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
f.       Mampu bermasyarakat.
g.      Menguasai materi.
h.      Mampu menciptakan suasan kelas yang kondusif, agar terwujud interaksi edukatif yang baik.[7]
Syarat-syarat di atas mesti dimiliki oleh guru bahasa Arab jika tujuan pembelajaran ingin dicapai, karena guru memiliki peran terbesar dalam proses pembelajaran. Guru laksana nahkoda bagi sebuah bahtera dalam mengarungi samudera. Oleh karena itu, guru harus memahami dengan baik peranannya  dalam pembelajaran. Peranan guru dalam pembelajaran bukan hanya saat proses pembelajaran tapi meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.[8]
Di dalam pembelajaran itu juga terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yakni : perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Jadi seorang guru harus faham akan hal tersebut, karena itu sangat berpengaruh pada pembelajaran.[9]
B.     Pengajaran Komponen Bahasa Arab Di MI
Dalam pengajaran komponen bahasa kosa kata(mufrodat) maupun tata bahasa (qowaid) kita harus mengerti terlebih dahulu bagaimana karakteristik siswa yang akan kita ajar, dan materi yang akan diajarkan haruslah menarik. Dan tehnik yang dapat digunakan atau dipilih oleh seorang guru dalam dalam proses pembelajaran kosa kata(mufrodat) maupun tata bahasa (qowaid) antara lain :
1.      Teknik pembelajaran kosakata (mufradat)
Teknik pembelajaran kosakata (mufradat) dapat dilakukan dengan dua cara. Petama, direalisasikan melalui proses latihan kontekstual, sedangkan kedua, diimplementasikan melalui proses latihan non kontekstual.
a.     Latihan kontekstual
Latihan kontekstual ini dapat diaktualisasikan oleh pendidik melalui dua jalur,  yaitu jalur tanya jawab dan jalur dialog.
a)      Jalur Tanya jawab
b)      Jalur dialog

b.      Latihan non-kontekstual
Latihan kontekstual ini bisa dilakukan oleh pendidik untuk menjelaskan makna kata yang sulit dijelaskan melalui jalur kontekstual, yaitu dengan menggunakan media berikut:[10]
1)        Gambar dan foto.
2)         Definisi.
3)         Sinonim dan antonin.
4)         Terjemah

2.      Teknik pembelajaran gramatika (Qawa’id)
Gramatika dalam proses pembelajarannya bisa dilakukan melalui al Taqrib al-Lughawi  (Latihan Bahasa). Dan teknik pembelajaran Gramatika ini memiliki tujuan sebagai berikut:
a.         Melatih peserta didik menggunakan kalimat dan lafal yang benar.
b.        Membentuk kebiasaan peserta didik berbahasa yang baik melalui proses peniruan.
c.         Pendidik memperkaya peserta didik dengan lafal dan struktur bahasa.
d.        Peserta didik mampu mengetahui benar dan salah satu pembicaraan yang diekspresikan atau ditulis.
e.         Pendidik mengajarkan beberapa problema gramatika secara praktikal.

Dengan demikian, maka ada tiga teknik pembelajaran gramatika (qawa’id) melalui proses al-Tadrib al-Lughawi, yaitu latihan teknik dialogis. Latihan teknik simulasi bahasa, latihan tknik komunikasi kolektif dengan menggunakan kartu.
a.       Latihan teknik dialogis.
b.      Latihan tehnik simulasi bahasa.
c.       Latihan tehnik komunikasi kolektif dengan menggunakan kartu.[11]

C.     Pengajaran Keterampilan Berbahasa Lisan dan Keterampilan Tulisan Di MI
Dalam pembelajaran bahasa arab sebagai bahasa asing pertama yang diperkenalkan kepada siswa, guru adalah model yang ditiru siswa dalam menggunakan bahasa arab. Oleh karena itu, keterampilan bahasa lisan dan keterampilan tulisan dalam pembelajaran bahasa arab harus diajarkan untuk menghindari salah pengertian dan juga untuk memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengunakan bahasa arab.
1.        Pengajaran Keterampilan menyimak Bahasa Arab Di MI
Setelah mengetahui bagaimana pentingnya melatih siswa dalam menggunakan bahasa arab secara lisan (menyimak dan berbicara), untuk tercapainya tujuan pembelajaran bahasa lisan maka hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah memilih tehnik yang tepat. Tehnik yang akan dipilih harus sesuai dengan kemampuan guru, tingkat pemahaman siswa, serta karakteristik kelas.
Beberapa tehnik yang bisa digunakan dalam pengajaran keterampilan menyimak antara lain :
1)    Latihan pengenalan ( identifikasi)
2)    Mendengarkan dan menirukan
3)    Latihan pengucapan intonasi
4)    Menyanyi
5)    Dan lain-lain.[12]

2.      Pengajaran keterampilan berbicara Bahasa Arab di MI
Dalam keterampilan berbicara ini guru harus membangun rasa percaya diri pada siswa agar mereka berani mengucapkan atau berbicara dengan bahasa arab yang pastinya untuk kelas rendah dimulai dari yang mudah dan seterusnya.
Guru juga harus memperhatikan beberapa hal seperti berikut :
a.          Membina hubungan yang baik/positif dengan siswa.
b.          Menciptakan suasana yang aman dan nyaman.
c.         Memberi dukungan dan penghargaan terhadap pencapaian siswa.
d.         Menyediakan sumber belajar yang menarik.
Selain hal-hal diatas tersebut, terkait dengan pengajaran keterampilan berbicara guru juga perlu ingat akan hal-hal berikut ini :
a)    Keterampilan berbicara dalam bahasa arab merupakan keterampilan yang tidak mudah untuk dikuasai.
b)   Keterbatasan pengetahuan tentang bahasa arab, siswa akan memakai bahasa indonesia di sela-sela mereka berbicara bahasa arab.
c)    Kesempatan berbicara dalam bahasa arab diluar kelas sangat kurang bahkan tidak ada, oleh sebab itu, guru perlu memberi kesempatan yang cukup ketika mereka berada di dalam kelas.
Sedangkan tehnik yang digunakan misalnya dengan menggunakan model dialog, ada beberapa langkah yang harus kita gunakan dalam pengajaran keterampilan berbicara bahasa arab di MI, antara lain :
1)   Anak-anak mendengarkan sebuah dialog yang berisi kosakata kunci yang menjadi fokus pelajaran.
2)   Guru membimbing para siswa untuk melatih pengucapan kata-kata. Mereka mengulangi setiap kata dan kalimat dalam dialog, secara klasikal dan individual.
3)   Kata-kata tertentu dalam dialog dapat digunakan sebagai dasar untuk latihan tanya jawab. Drill ini pertama-tama dipraktekkan secara bersama-sama lalu secara individual.[13]

3.      Pengajaran Keterampilan Membaca Bahasa Arab Di MI
Disadari atau tidak, membaca memiliki peranan sosial yang sangat urgen dalam kehidupan manusia sepanjang masa. Mengapa demikian? Karena membaca merupakan medium komunikasi. Dan dalam pembelajaran membaca untuk anak-anak, ada dual hal yang harus diperhatikan, yaitu penentuan materi dan pemilihan tehnik pembelajaran yang sesuai.
Materi yang diajarkan untuk anak bisa dengan menggunakan  kartu-kartu bacaan, kamus bergambar, dll . Dan dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa arab bisa menggunakan beberapa tehnik, yaitu:
a.       Membaca Nyaring.
b.      Membaca Dalam Hati.
c.       Membaca Intensif.
d.      Membaca Ekstensif.

4.      Pengajaran Keterampilan Menulis Bahasa Arab Di MI
Berbeda dengan keterampilan berbicara, keterampilan menulis relatif lebih sulit untuk dipelajari dan dikembangkan. Meskipun sulit dipelajari, keterampilan menulis tetap merupakan bagian yang penting, yang bermanfaat, yang menyenangkan. Dan dalam keterampilan menulis dapat menggunakan beberapa tehnik, yaitu : menyalin, menjodohkan dan lain-lain.[14]














BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.       Sebagai guru bahasa arab untuk anak MI, maka kita harus mengetahui bagaimana kesiapan siswa dalam belajar, bagaimana karakteristik siswa, dan kita harus mengetahui bagaimana cara pengajaran bahasa arab yang baik untuk anak MI.
2.      Dalam pengajaran komponen bahasa kosa kata(mufrodat) maupun tata bahasa (qowaid) kita harus mengerti terlebih dahulu bagaimana karakteristik siswa yang akan kita ajar, dan materi yang akan diajarkan haruslah menarik.
3.      Dalam pembelajaran bahasa arab sebagai bahasa asing pertama yang diperkenalkan kepada siswa, guru adalah model yang ditiru siswa dalam menggunakan bahasa arab. Oleh karena itu, keterampilan bahasa lisan dan keterampilan tulisan dalam pembelajaran bahasa arab harus diajarkan untuk menghindari salah pengertian dan juga untuk memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengunakan bahasa arab.













14
 
DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia, “Peraturan Pemerintah No, 74 Tahun 2008 Tentang Guru Bab II Pasal 3 Ayat (2)
As’aril Muhajir. (2004). Psikologi Belajar Bahasa Arab. Jakarta, PT Bina Ilmu
B Suryosubroto. (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta, Rineka Cipta
Tafsir Ahmad. (1994). Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam. Bandung, Remaja Rosdakarya
Muna Wa. (2011). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta, Teras
Zulhanan. (2014). Tehnik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif. Jakarta, PT Raja Gradindo Persada
Pembelajaran Bahasa Arab (PDF). Pembelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah. Direktoral Jendrl Pendidikan Islam
Ahmad Nazrul, “Umur Yang Layak Dalam Pembelajaran” ,  dalam http://nazrulahmad05.blogspot.com/ / Diakses pada 22 Februari 2016 pukul 11.40.
14
15
 


[1] Aziz Fachrurrozi Dan Erta Mahyudin, “Tehnik Pembelajaran Bahasa Arab” , (Jakarta:Lembaga Bahasa Yassarna YBMG, 2011) hal 106

[2] Nazrul Ahmad, “Umur Yang Layak Dalam Pembelajaran” ,  dalam http://nazrulahmad05.blogspot.com/ / Diakses pada 22 Februari 2016 pukul 11.40.
[5] Republik Indonesia, “Peraturan Pemerintah No, 74 Tahun 2008 Tentang Guru Bab II Pasal 3 Ayat (2)” Hal 5-8
[6] Muhajir As’aril, “Psikologi Belajar Bahasa Arab” , (Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004), hal 24-25
[7]  B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah , (Jakarta: Rineka Cipta, 1997) , hal 163-164
[8] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hal 86.
[9]  Wa Muna, “Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab”, (Yogyakarta: Teras, 2011), hal 7
[10] Zulhanan, “Tehnik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif”, (Jakarta: PT Raja Gradindo Persada, 2014), hal 109
[11] Ibid , “Tehnik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif”..  hal 113
[12] Ibid, “Tehnik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif”..  hal 116
[13] Pembelajaran Bahasa Arab, “Pembelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah”, Direktoral Jendrl Pendidikan Islam, PDF, hal 359-360
[14] Ibid.., “Pembelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah”..  hal 369

Tidak ada komentar:

Posting Komentar