BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Membaca
Membaca pada
hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya
sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,
psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan
proses menerjemahkan simbol tulisan(huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai
suatu proses berfikir membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman
literal, interprestasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar
kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan
sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.
Secara linguistik,
membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi, berlainan
dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian. Sebuah aspek
pmbacaan sandi adalah menghubungkan kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan
yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunti yang bermakna. (Anderson
1972 : 209-210).
2.2 Tujuan Membaca
Membaca hendaknya
mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung
lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan.(Farida
Rahim,2009) Tujuan membaca mencakup:
- Kesenangan
- Menyempurnakan membaca nyaring
- Menggunakan strategi tertentu
- Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik
- Mengaitkan suatu informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya
- Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis
- Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi
- Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks
- Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik
Menurut
Waples (1967), dalam
eksperimennya ia menemukan tujuan membaca itu meliputi :
- Mendapat alat tertentu (Instrumental effect), yaitu membaca untuk tujuan memperoleh sesuatu yang bersifat praktis, misalnya cara membuat masakan, cara membuat bola , dan sebagainya.
- Mendapat hasil yang berupa prestise (prestifge effect), yaitu membaca dengan tujuan ingin mendapat rasa lebih (self image) dibandingkan orang lain dalam lingkungan pergaulannya. Misalnya, seseorang akan merasa lebih bergengsi bila bacaannya majalah-majalah yang terbit diluar negeri.
- Memperkuat nilai-nilai pribadi atau keyakinan, misalnya membaca untuk mendapat kekuatan keyakinan pada partai politik yang kita anut, memperkuat keyakinan agama, mendapat nilai-nilai baru dari sebuah buku filsafat, dan sebgainya.
- Mengganti pengalaman estetik yang sudah usang, misalnya membaca untuk tujuan mendapat sensai-sensai baru melalui penikmatan emosional bahan bacaan (buku cerita, novel, roman, biografi, dan sebagainya).
- Membaca untuk menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.
2.3 Fungsi Membaca
Kemampuan
membaca merupakan kemampuan dasar, karena hampir semua kemampuan untuk
mendapatkan informasi bergantung pada kemampuan tersebut.
Kegiatan membaca mempunyai manfaat
sebagai berikut:
1. Fungsi
intelektual
Dengan
banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar intelektualitas, membina daya nalar
kita. Contoh : membaca buku-buku pelajaran, karya ilmiah, tesis, skrifsi , dll.
(Amir, 1996:4)
2. Fungsi
pemacu kreatifitas
Hasil
membaca kita dapat mendorong, menggerakan diri kita untuk berkarya didukung
oleh keluasan wawasan dan pemilihan kosa kata.Contoh buku ilmiah, bacaan
sastra.
3. Fungsi
praktis
Kegiatan
membaca dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan praktis dalam kehidupan,
misal : teknik memotret, cara merawat tanaman, resep membuat masakan dan
minuman, dll.
4. Fungsi
religious
Membaca
dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan keimanan, memperluas budi, dan
mendekatkan diri kepada Tuhan.
5. Fungsi
informative
Dengan
banyak membaca bacaan, informasi lebih cepat kita dapatkan.Contoh : dengan
membaca majalah dan Koran dapat kita peroleh berbagai informasi yang sangat
penting atau kita perlukan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Fungsi
Rekreatif
Membaca
digunakan sebagai upaya menghibur diri, mengadakan tamasya yang
mengasyikan.Contoh : novel-novel, cerita humor, karya sastra, dll.
7. Fungsi
Sosial
Kegiatan
membaca mempuyai fungsi sosial yang tinggi manakala dilaksanakan secara lisan
atau nyaring. Dengan demikian, kegiatan membaca tersebut langsung dapat
dimanfaatkan oleh orang lain mengarahkan sikap berucap, berbuat dan befikir.
Contoh : pembacaan berita, pengumuman, dll.
8. Fungsi
pembunuh sepi
Kegiatan
membaca dapat juga dilakukan untuk sekedar merintang-rintang waktu, mengisi
waktu luang.Contoh : membaca majalah, surat kabar, dll.(Amir, 1996:5)
2.4 Jenis-Jenis Membaca
1.
Membaca Nyaring
Membaca
nyaring merupakan proses mengkomunikasikan isi bacaan (dengan nyaring) kepada
orang lain. Karena tujuan utamanya mengkomunikasikan isi bacaan, maka si
pembaca bukan hanya dituntut harus mampu melafalkan dengan suara nyaring
lambing-lambang bunyi bahasa saja, melainkan juga dituntut harus mampu
melakukan proses pengolahan agar pesan-pesan atau muatan makna yang terkandung
dalam lambing-lambang bunyi bahasa tersebut dapat tersampaikan secara jelas dan
tepat oleh orang-orang yang mendengarnya. Dengan demikian, jelaslah bahwa proses
membaca nyaring sesungguhnya bukanlah hal yang mudah. Soedarso (1998:18)
mengatakan bahwa saya membaca nyaring lebih sulit dibandingkan dengan membaca
dalam hati.
2.
Membaca dalam Hati
Membaca dalam hati
atau membaca diam, memang tidak ada suara yang keluar, yang aktif bekerja adalah
mata dan otak saja, Tampubolon (1998:21). Ikhwal diamnya alat ucap ini saat
melakukan membaca dalam hati perlu perlu dicermati oleh guru, sebab hingga saat
ini masih banyak siswa saat mereka membaca dalam hati, tetapi pada saat yang
sama alat ucap mereka turut aktif. Misalnya, membaca sambil bersuara
seperti berbisik, atau dengan bibir bergerak-gerak, atau membaca dengan kepala
bergerak mengikuti baris bacaan, atau membaca sambil menunjuk baris bacaan
dengan jari, pensil, atau alat ucap lainnya. Hal-hal semacam ini secara
perlahan harus segera dihilangkan karena akan menghambat lancarnya membaca
dalam hati.
3.
Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif merupakan membaca
yang dilakukan secara luas. Pada siswa diberikan kebebasan dan keleluasaan
dalam hal memiliki baik jenis maupun lingkup bahan-bahan bacaan yang dibacanya.
Program membaca ini sangat besar manfaatnya dalam memberikan aneka pengalaman
yang sangat luas kepada para siswa yang mengikutinya.
Membaca ekstensif meliputi tiga jenis membaca yakni:
Membaca ekstensif meliputi tiga jenis membaca yakni:
1) Membaca Survey
Membaca survey adalah sejenis
kegiatan membaca dengan tujuan untuk mengetahui gambaran umum ikhwal isi serta
ruang lingkup dari bahan bacaan yang hendak dibaca. Oleh karena itu, dalam
perakteknya pembaca hanya sekedar melihat atau menelaah bagian bacaan yang
dianggap penting saja. Misalnya, judul, nama pengarang beserta pidatonya,
judul, bab serta sub-sub bab, daftar indeks atau daftar buku-buku rujukan yang
dipergunakannya. Dengan demikian membaca survey bukanlah membaca sebenarnya.
Jadi, dapat dikatakan semacam kegiatan prabaca.
2) Membaca Sekilas
Membaca sekilas atau membaca
Skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata bergerak dengan cepat melihat
dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan memperhatikan bahan tertulis
untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat (Tarigan, 1990:32). Soedarso
(1998:32) mendefinisikan skimming sebagai keterampilan membaca yang diatur
secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien.
3) Membaca Dangkal
Membaca dangkal pada dasarnya
merupakan kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal atau tidak
terlalu mendalam dari bahan bacaan yang dibaca. Membaca jenis ini biasanya
dilakukan bila pembaca bermaksud untuk mencari kesenangan atau kebahagiaan.
Oleh karena itu, jenis bacaannya pun betul-betul merupakan jenis bacaan
ringan.. Misalnya, majalah, novel, cerpen dan sebagainya. Membaca dangkal ini
dilakukan dengan santai.
4. Membaca
Intensif
Membaca intensif, merupakan program kegiatan membaca
yang dilakukan secara saksama. Dalam membaca ini, para siswa hanya membaca satu
atau beberapa pilihan dari bahan bacaan yang ada. Program membaca intensif merupakan
salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara
kritis.
Jenis membaca intensif antara lain:
1)
Membaca
Teliti
Membaca ini bertujuan untuk
memahami secara detail gagasan yang terdapat dalam terks bacaan tersebut untuk
melihat organisasi penulisan atau pendekatan yang digunakan oleh si penulis.Pembaca
dalam hal ini selain dituntut untuk dapat mengenal dan menghubungkan kaitan
anatara gagasan yang ada, baik yang terdapat dalam kalimat maupun maupun dalam
setiap paragraf.
2)
Membaca
Pemahaman
Menurut Tarigan (1986:56) membaca
pemahaman merupakan sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami
standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, serta
pola-pola fiksi.
3)
Membaca
Kritis
Membaca kritis adalah sejemis
membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam,
evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan.
4)
Membaca
Ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan
membaca yang bertujuan untuk mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide
yang terdapat dalam bacaan. Menurut Tarigan (1986:56) membaca idemerupakan
kegitan membaca yang bertujuan untuk mencari jawaban atau pertanyaan berikut
dari suatu bacaan: (a) mengapa hal itu merupakan judul atau topik yang baik;
(b) masalah apa saja yang dikupas atau dibentangkan dalam bacaan tersebut; (c)
hal-hal apa yang dipelajari dan yang dilakukan oleh sang tokoh.
5)
Membaca Bahasa Asing
Membaca bahasa asing pada tataran
yang lebih rendah umumnya bertujuan untuk memperbesar daya kata dan untuk
mengembangkan kosakata, dalam tataran yang lebih luas tentu saja bertujuan
untuk mencapai kefasihan.
6)
Membaca
Sastra
Membaca sastra merupakan kegiatan
membaca karya sastra, baik dalam hubungannya dengan kepentingan apresiasi
maupun dalam hubungannya dengan kepentingan studi dan kepentingan pengkajian.
2.5 Teknik Membaca
Efisiensi membaca
akan lebih baik, jika informasi yang dibutuhkan sudah ditentukan lebih dahulu.
Konsentrasi perhatian dan pikiran dapat diarahkan pada informasi itu.
Teknik-teknik membaca yang umum dikenal adalah sebagai
berikut :
a) Teknik
baca-pilih atau selecting
Yaitu
membaca bahan bacaan atau bagian-bagian bacaan yang dianggap relevan atau
mengandung informasi yang dibutuhkan pembaca. Dalam hal ini, sebelum membaca,
pembaca telah melakukan pemilihan/seleksi bahan terlebih dahulu.
b) Teknik
baca-lompat atau skipping
Yaitu
membaca dengan loncat-loncatan. Maksudnya, bagian-bagian yang dianggap tidak
relevan dengan keperluan atau bagian-bagian yang sudah dikenal/difahami tidak
dihiraukan. Bagian bacaan yang demikian dilompati untuk mencapai efektivitas
dan efesiensi membaca.
c) Teknik
baca-layap atau skimming
Lebih dikenal dengan istilah membaca
sekilas, yaitu membaca dengan cepat atau menjelajah untuk memperoleh gambaran
umum isi buku atau bacaan laiannya secara menyeluruh. Selain itu, teknik ini
juga dapat diterapkan sebagai dasar memprediksi apakah suatu bacaan atau
bagian-bagian tertentu dari bacaannya itu berisi informasi tertentu. Seorang
pembaca yang menggunakan teknik skimming hanya memetik ide-ide pokok bacaan
atau hal-hal penting atau intisari suatu bacaan. Teknik ini dipergunakan untuk (1) mengenali topik, (2) mengetahui pendapat
orang (opini), (3) mengetahui bagian penting tanpa harus membaca seluruh
bacaan, atau (4) menyegarkan apa yang pernah dibaca, misalnya dalam persiapan
ujian atau ceramah.
d) Teknik
baca-tatap atau scanning atau dikenal juga dengan istilah sepintas
Yaitu suatu teknik pembacaan
sekilas cepat, tetapi teliti dengan maksud untuk memperoleh informasi
khusus/tertentu dari bacaan. Membaca yang menggunakan teknik ini akan langsung
membaca bagian tertentu dari bacaan yang berisi informasi/fakta yang
diperlukannya tanpa menghiraukan bagian-bagian lain yang dianggapnya tidak
relevan.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar
kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan
sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.
Membaca hendaknya mempunyai
tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih
memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Tujuan membaca
mencakup:Kesenangan, menyempurnakan membaca nyaring, menggunakan
strategi tertentu, memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, mengaitkan
suatu informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, memperoleh
informasi untuk laporan lisan atau tertulis, mengkonfirmasikan
atau menolak prediksi,
menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan
informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan
mempelajari tentang struktur teks,
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
Kegiatan
membaca mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Fungsi
intelektual e. Fungsi informative
b. Fungsi
pemacu kreatifitas f. Fungsi
Rekreatif
c. Fungsi
praktis g. Fungsi
Sosial
d. Fungsi
religious h. Fungsi
pembunuh sepi
Jenis-Jenis Membaca antara lain: Membaca nyaring,
membaca dalam hati, membaca ekstensif, dan membaca intensif. Untuk menemukan informasi fokus
dengan efisien ada beberapa teknik membaca yang digunakan, yaitu:
(1) Baca Pilih (Selecting),
(2) Baca Lompat (Skipping),
(3) Baca Layap (Skimming), dan
(4) Baca Tatap (Scanning).
DAFTAR RUJUKAN
Rahim, Farida. 2009. Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Ismail,
Asri. dalam (http://lifeiseducation09.blogspot.com)
, diakses pada tanggal 06 April 2014 pukul 16.00
Dwi, Neng. dalam (http://nengdwicokstr.blogspot.com),
diakses pada tanggal 14 Mei 2014 pukul 13.00
Sobarudin. Dalam (http://sobarudin.blogspot.com),
diakses pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 15.18
Lampiran
Dartar
penanya dan pertanyaan saat diskusi :
1.
Muflihah Nginayati : Salah satu
tujuan membaca adalah kesenangan, Bagaimana cara menumbuhkan kesenangan anak
yang malas membaca?
2.
M. Alwanul Muhtadin : Dari keempat
teknik membaca mana yang lebih efektif untuk anak tingkat SD/MI?
3.
Nila Rif’atul K. N : Bagaiman
cara meminimalis kekurangan dalam membaca?
4.
M. Choiru Fatikhin : Bagaimana
solusi untuk anak yang sulit membaca?
5.
Mufarikhatu Sholihah : Faktor apa
saja yang mampu meningkatkan kemampuan membaca?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar