Selasa, 09 Juni 2015

Makalah Al Quran Hadist



BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Dalam memahami  kandungan ayat-ayat Al- Qur’an diperlukan pengetahuan tentang  latar belakang turunya ayat-ayat Al Qur’an, atau yang sering disebut dengan asbabun nuzul . Asbabun nuzul adalah sebab-sebab turunnya suatu ayat, Asbabun nuzul dapat membantu kita untuk lebih memahami makna dan kandungan ayat tersebut, serta akan terlepas dari keraguan- keraguan dalam menafsirkannya. Pada surat Al Qodar, Al Maun, Al kafirun, Al fil, dan surat Al ashr juga terdapat asbabun nuzul yang mendasari turunnya ayat-ayat tersebut. Selain itu juga terdapat kandungan isi dari surat- surat tersebut. Dalam makalah ini penulis juga akan memaparkan hadist tentang hormat kepada orang tua.

B. Rumusan Masalah
1. Apa isi kandungan surat Al Qadr?
2. Apa isi kandungan surat Al Ma’un?
3. Apa isi kandungan surat Al Kafirun?
4. Apa isi kandungan surat Al Fiil?                     
5. Apa isi kandungan surat Al Ashr?
6. Bagaimana isi hadis tentang hormat kepada orang tua?





C. Tujuan
1. Untuk memaparkan isi kandungan surat Al Qadr.
2. Untuk memaparkan isi kandungan surat Al Ma’un.
3. Untuk memaparkan isi kandungan surat Al Kafirun.
4. Untuk memaparkan isi kandungan surat Al Fiil.    
5. Untuk memaparkan isi kandungan surat Al Ashr.
6. Untuk memaparkan isi hadis tentang hormat kepada orang tua.



















BAB II
PEMBAHASAN


A.     Surat Al Qadr

Surah Al-Qadr (bahasa Arab:الْقَدْرِ) adalah surah ke-97 dalam Al-Qur'an yang terdiri atas 5 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah. Surah ini diturunkan setelah surah 'Abasa dan dinamai Al-Qadr (Kemuliaan) yang diambil dari kata Al-Qadr yang terdapat pada ayat pertama surah ini.[1]

a.      Lafadz dan Terjemah
Oó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÊÈ
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
!$¯RÎ) çm»oYø9tRr& Îû Ï's#øs9 Íôs)ø9$# ÇÊÈ   !$tBur y71u÷Šr& $tB ä's#øs9 Íôs)ø9$# ÇËÈ   ä's#øs9 Íôs)ø9$# ׎öy{ ô`ÏiB É#ø9r& 9öky­ ÇÌÈ   ãA¨t\s? èps3Í´¯»n=yJø9$# ßyr9$#ur $pkŽÏù ÈbøŒÎ*Î/ NÍkÍh5u `ÏiB Èe@ä. 9öDr& ÇÍÈ   íO»n=y }Ïd 4Ó®Lym Æìn=ôÜtB ̍ôfxÿø9$# ÇÎÈ  
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan[1593].
2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.

[1593] Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr Yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya Al Quran.
b. Asbabun Nuzul Surat Al Qadr
Asbabun Nuzul (Sebab-sebab turunnya ayat Al Qur’an) di atas adalah:
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan itu. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al Wahidi).
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir).
Para sahabat kagum dan iri karena lelaki Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan) selalu beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah berada di atas agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru disyiarkan Nabi, banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih. Sehingga sisa waktu mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi ibadah lelaki dari Bani Israel tersebut.
Karena itulah turun ayat di atas. Jika ummat islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan. Karena itu perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca Al Qur’an, bersedekah, dan berjihad di jalan Allah pada malam Lailatul Qadar.
b.      Kandungan Isi Surat Al Qadr
Pokok-pokok isi kandungan surat Al-Qadr antara lain:
  • al quran mulai diturunkan kepada Nabi Muhammad pada malam lailatul qodar (17 Romadlon). Bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M yang disebut dengan malam Nuzulul Quran. Wahyu pertama yang diturunkan adalah surah al alaq ayat 1-5 sewaktu beliau di gua hira. Surah yang terahir turun adalah surah almaidah ayat 3 saat beliau wukuf di Arafah melakukan haji Wada (9 Dzulhijjah ke 10 H)
  • Malam lailatul qodar lebih baik dari seribu bulan atau 83 tahun 4 bulan. Rosulullah menghimbau umatnya agar mencarinya pada sepuluh terahir bulan Ramadlon terutama pada malam ganjil yaitu tanggal 21,23,25,27,29 Ramadlon. Perkataan seribu bulan menurut sebagian ahli hikmah menunjukkan pada arti yang banyak, hal ini seperti dijelaskan dalam firman Allah yang artinya: "masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun." (QS. AlBaqarah: 96)
  • Pada malam lailatul qadar  para malaikat dan ruh Jibril turun ke bumi dengan izin tuhannya untuk menyampaikan pondasi hidup dan mengatur urusan yang berlaku sampai dengan tahun mendatang.
  • lailatul qadar merupakan malam yang penuh kesejahteraan, kebaikan dan berkah lailatul qodar yaitu berakhir sampai terbitnya fajar sadiq sebagai tanda datangnya subuh[2]



B.     Surat Al Ma’un

Surah Al-Ma'un (bahasa Arab:الْمَاعُونَ, "Barang-Barang Yang Berguna") adalah surah ke-107 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah dan terdiri atas 7 ayat. Kata Al Maa'uun sendiri berarti barang-barang yang berguna, diambil dari ayat ke-7 dari surat ini. Pokok isi surat menceritakan ancaman terhadap mereka yang tergolong mendustakan agama yakni mereka yang menghardik anak yatim, tidak menolong fakir miskin, riya'(ingin dipuji sesama manusia) dalam salatnya, serta enggan menolong dengan barang-barang yang berguna.[3]
a.      Lafadz dan Terjemah

Oó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÊÈ
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
|M÷ƒuäur& Ï%©!$# Ü>Éjs3ムÉúïÏe$!$$Î/ ÇÊÈ   šÏ9ºxsù Ï%©!$# íßtƒ zOŠÏKuŠø9$# ÇËÈ   Ÿwur Ùçts 4n?tã ÏQ$yèsÛ ÈûüÅ3ó¡ÏJø9$# ÇÌÈ   ×@÷ƒuqsù šú,Íj#|ÁßJù=Ïj9 ÇÍÈ   tûïÏ%©!$# öNèd `tã öNÍkÍEŸx|¹ tbqèd$y ÇÎÈ   tûïÏ%©!$# öNèd šcrâä!#tãƒ ÇÏÈ   tbqãèuZôJtƒur tbqãã$yJø9$# ÇÐÈ  
1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. orang-orang yang berbuat riya[1603],
7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna[1604].
[1603] Riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat.
[1604] Sebagian mufassirin mengartikan: enggan membayar zakat.
b.      Asbabun Nuzul Surat Al Maun
Dalam riwayat disebutkan bahwa ayat 4 - 7 diatas turun berkenaan dengan kaum munafiqin yang mempertontonkan sholatnya kepada kaum mu'minin alias pamer dan mereka meninggalkan sholat tatkalah tidak ada yang melihat. Merekapun menolak untuk memberi pertolongan atau pinjaman. Ayat tersebut di atas turun sebagai peringatan kepada orang-orang yang berbuat seperti itu. (riwayat Ibnul Mundzir dari Tharif bin Abi Thalhah yang bersumber dari Ibnu Abbas. )[4]
c.       Kandungan Isi Surat Al Maun
1.      Kandungan surat al ma’un(barang barang yang berguna)
2.      Tahukah kamu orang yang mendustakan agama
3.      Yaitu orang orang yang menghardik anak yatim
4.      Dan tidak memberi makan orang orang miskin
5.      Maka celakalah bagi orang yang shalat
6.      Yaitu orang orang yang lalai dari sholatnya(maksudnya orang yang selalu mempeolor waktu atau tidak menghargai shalat sehingga ketinggalan shalatnya)
7.      Orang orang yang berbuat riya
8.      Dan enggan menolong dengan barang yang berguna (maksudnya adalah tidak mau zakat/menaggalkan sedikit harta benda[5]
C. Surat Al Kafirun
Surat Al Kafirun adalah surat ke 109 dalam Al Quran. Surat ini terdapat 6 ayat dan termasuk surat Makkiyah. Nama Al Kafirun (orang-orang kafir) diambil dari kata yang muncul pada ayat pertama surat ini. Pokok isi surat ni adalah tidak diijinkannya kompromi dalam bentuk mencampradukkan agama.[6]
a.      Lafadz dan Terjemah
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÊÈ
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
ö@è% $pkšr'¯»tƒ šcrãÏÿ»x6ø9$# ÇÊÈ
(1)   Katakanlah: “Hai orang-orang yang kafir.”
Iw ßç6ôãr& $tB tbrßç7÷ès? ÇËÈ
(2) Aku tidak menyembah apa yang kau sembah.
Iwur óOçFRr& tbrßÎ7»tã !$tB ßç7ôãr& ÇÌÈ
(3) Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
Iwur O$tRr& ÓÎ/%tæ $¨B ÷Lnt6tã ÇÍÈ 
            (4) Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.

Iwur óOçFRr& tbrßÎ7»tã !$tB ßç6ôãr& ÇÎÈ  
  (5) Dan kamu tidak pernah pula menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
ö/ä3s9 ö/ä3ãYƒÏŠ uÍ<ur ÈûïÏŠ ÇÏÈ 
(6) Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku.[7]

b. Arti Kata-Kata Surat Al-Kafirun Ayat 1-6[8]

Terjemahan
Kalimat
Katakanlah
http://1.bp.blogspot.com/-jQLdLHduMZI/UqnK4aFUhsI/AAAAAAAAAro/NpMWzmIu92U/s1600/Qul.png
Wahai
http://2.bp.blogspot.com/-UnIduWQLMpI/UqsHZ4pkpAI/AAAAAAAAA-o/RNQbiANSS2w/s1600/Yaaa-Ayyuhaa.png
Orang-orang kafir
http://2.bp.blogspot.com/-j_Zq-N8lht8/UqsCbMSbqdI/AAAAAAAAA9Q/aROXBDm3I8A/s1600/Al-kaafiruuna.png
Tidak
http://3.bp.blogspot.com/-YLKkvJZPQLc/UqnLT9spwaI/AAAAAAAAAsA/GWz30h4hLaA/s1600/Laaa.png
Aku menyembah
http://4.bp.blogspot.com/-Grwi9Lv_Ews/UqnLa4uvrGI/AAAAAAAAAsI/25IzEQiUXYk/s1600/A%2527-budu.png
Apa
http://1.bp.blogspot.com/-7LM8JcMaXpg/UqnMYgbNbFI/AAAAAAAAAtg/gBYBUhF9YDg/s1600/Mmaa.pnghttp://1.bp.blogspot.com/-RGNZrWB3AUY/UqnL7nX99EI/AAAAAAAAAtI/c-61FX3Adj8/s1600/Maaa.pnghttp://2.bp.blogspot.com/-XIB7S-qfB74/UqnLgvjRXMI/AAAAAAAAAsQ/vBonMEWsJFM/s1600/Maa.png
Kamu sembah
http://2.bp.blogspot.com/-qISZzBxN-oM/UqnLmJtJ7-I/AAAAAAAAAsY/9IMzbVMjNHQ/s1600/Ta%2527buduun.png
Dan tidak
http://2.bp.blogspot.com/-jZAISny7kJ8/UqnLsBK28cI/AAAAAAAAAsg/VsS36B12OMc/s1600/Wa-laaa.png
Kamu
http://4.bp.blogspot.com/-Lq1PfyI17_Q/Uqq432C1R7I/AAAAAAAAA5c/adrsEtAjdvQ/s1600/Antum.png
Menyembah
http://4.bp.blogspot.com/-pEO_d8WDYxM/UqryvKzPmJI/AAAAAAAAA6I/O9wIO_NAIa0/s1600/%27Aa-biduu-na.png
Aku
http://4.bp.blogspot.com/-pexUK8yygII/UqnMOkVOXeI/AAAAAAAAAtQ/OvbW2crCR70/s1600/Ana-.png
Menjadi penyembah
http://4.bp.blogspot.com/-WmaddM_JFvU/UqnMT1d2zhI/AAAAAAAAAtY/4G5bqgoimS8/s1600/%2527Aa-bidun.png
Kamu sembah
http://2.bp.blogspot.com/-cea2RFcO2ko/UqnMhUA3EuI/AAAAAAAAAts/Nu8EAUSeBLE/s1600/%2527Abattum.png
Bagi kalian
http://4.bp.blogspot.com/-u7Qd8sf9uKs/UqnMxNzUc3I/AAAAAAAAAt0/_iTytLw1RJI/s1600/Lakum.png
Agamamu
http://2.bp.blogspot.com/-IF7ZcaIk4Vk/UqnM8iVkM0I/AAAAAAAAAuE/waaY8zDFRDc/s1600/Diinukum.png
Dan bagiku
http://2.bp.blogspot.com/-6FsdLdDqoYE/UqnNCXm1OqI/AAAAAAAAAuM/WNBLa0X5m8U/s1600/Waliya.png
Agamaku
http://3.bp.blogspot.com/-mdENz810-oU/UqnNPgXK45I/AAAAAAAAAuY/jlM3c26S518/s1600/Diin.png

c. Kandungan Surat Al-Kafirun Ayat 1-6
1.      Surat Al-Kafirun disebut sebagai "Al-Muqasyqisyah" atau penyembuh karena kandungannya menyembuhkan dan menghilangkan kemusyrikan.
2.      Umat Islam menolak usul kaum kafir untuk penyatuan ajaran agama dalam rangka mencapai kompromi.
3.      Mengajak masing-masing untuk melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan tanpa bersikap saling  mengganggu.
4.      Ajakan kaum kafir tidak logis karena setiap ajaran pokok suatu agama beserta perinciannya pasti berbeda.
5.      Rasulullah saw. tidak akan menyembah Tuhan orang-orang kafir (berhala) karena agama mereka bersifat menolak, ingkar, tidak percaya, dan mendustakan ayat-ayat dan syariat Allah swt.
6.      Rasulullah saw. dan kaum mukmin tidak akan beribadah seperti ibadahnya orang kafir yang bercampur  dengan syirik, yaitu memuja patung atau berhala dan menganggap mereka dapat memberikan perlindungan atau kekuatan kepada orang kafir tersebut.
7.      Orang kafir tidak pernah pula akan menyembah Allah swt.
8.      Tidak boleh saling memaksa untuk mengikuti suatu agama. Rasulullah saw. menjelaskan bahwa agamamu dan balasannya untuk kamu (kaum kafir) dan agamaku dan balasannya adalah untukku (kaum mukmin).[9]

d. Asbabun Nuzul Surat Al Kafirun
 Surat Al-Kafirun ini termasuk surat makiyah atau surat yang diturunkan di Mekah, sebelum Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah. Al-Kafirun artinya orang-orang kafir. Surat ini dinamakan Al-Kafirun, karena tema pokoknya menjelaskan sikap Rasulullah saw. dan umat Islam terhadap orang-orang kafir sebagaimana terungkap dalam pojok kisah berikut ini.
Beberapa tokoh kaum kafir (kaum musyrikin) di Mekah seperti Al-Walid bin Al-Mugirah, Aswad bin ‘Abdul Muttalib dan Umayyah bin Khalaf, datang kepada Nabi Muhammad saw. menawarkan kompromi yang menyangkut pelaksanaan peribadahan.
Mereka mengusulkan, agar Rasulullah saw. dan umat Islam mengikut kepercayaan mereka dan mereka pun akan mengikuti agama Islam. Mereka berkata, “Wahai Muhammad, bagaimana jika kami menyembah Tuhanmu selama setahun dan kamu juga menyembah Tuhan kami selama setahun. Jika agamamu benar, kami mendapat keuntungan, karena kami juga menyembah Tuhanmu, dan jika agama kami yang benar, kamu juga tentu  memperoleh keuntungan.”
Mendengar usul kaum kafir itu Rasulullah saw. dengan tegas menjawab, “Aku berlindung kepada Allah SWT agar tidak tergolong orang-orang yang bersikap dan berperilaku syirik atau menyekutukan Allah.” Untuk mempertegas penolakan Rasulullah saw. tersebut, kemudian Allah SWT menurunkan surat Al-Kafirun. Setelah Rasulullah SAW menerima surat Al-Kafirun ini, beliau lalu mendatangi tokoh-tokoh kaum kafir (musyrikin) di Mekah, yang waktu itu sedang berkumpul di Masjidil Haram. Di hadapan mereka Rasulullah SAW membacakan surat Al-Kafirun ayat 1 sampai 6 dengan mantap dan lantang, sehingga mereka menyadari bahwa usul mereka untuk berkompromi dalam keimanan dan ibadah agama, ditolak oleh Rasulullah SAW dan umat Islam.[10]

D. Surat Al Fil
            Surat Al Fil adalah surat ke 105 dalam Al Quran dan terdiri atas 5 ayat. Surat ini tergolong pada surat Makkiyah. Nama Al Fil sndiri berarti Gajah, diambil dari ayat pertama. Topik surat ini adalah kisah tentang gagalnya usaha penghancuran Ka’bah oleh Abrahah dengan 60.000 tentaranya diantaranya ada pasukan gajah 13 ekor (atau 9 versi lain).






a. Lafadz dan Terjemah
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÊÈ
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
óOs9r& ts? y#øx. Ÿ@yèsù y7/u É=»ptõ¾r'Î/ È@Ïÿø9$# ÇÊÈ
1.    Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah ?
óOs9r& ö@yèøgs ö/èfyøŠx. Îû 9@Î=ôÒs? ÇËÈ 
2.    Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka ( untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia – sia?
Ÿ@yör&ur öNÍköŽn=tã #·ŽösÛ Ÿ@Î/$t/r& ÇÌÈ 
3.    Dan dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong – bondong.
NÎgÏBös? ;ou$yÚÏt¿2 `ÏiB 9@ŠÅdÚÅ ÇÍÈ 
4.    Yang melempari mereka dengan batu ( berasal) dari tanah yang terbakar,
öNßgn=yèpgmú 7#óÁyèx. ¥Aqà2ù'¨B ÇÎÈ  
5.      Lalu dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan(ulat).

b.      Kandungan Isi Surat Al Fil
Surat ini mengandung pembicaraan tentang kejadian yang terjadi dekat sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ringkasnya Abrahah Al Asyram gubernur Yaman di bawah kerajaan Habasyah pernah  berpendapat untuk mendirikan sebuah rumah ibadah (gereja) di Shan’a Yaman.                                                                                                         Dia menyeru bangsa Arab untuk berhaji kepadanya sebagai pengganti haji ke Baitil Haram. Tatkala dia telah membangun gereja yang dinamakan Quallais, sebagai bangunan yang belum pernah di kenal semisalnya dalam sejarah pembangun gereja, maka datang seorang laki-laki Quraisy yang membuang air besar lalu melumuri diding dengan kotoran itu disebabkan kejengkelannya.                                                           Ketika Abrahah melihat bangunan kebanggaanya dengan keadaan seperti itu, maka muncullah api murkanya lalu mempersiapkan pasukan untuk memerangi Mekkah dan mengahancurkan Ka’bah. Berangkatlah bersamanya tiga belas gajah, diantaranya gajah yang bernama Mahmud ( Gajah Terbesar).                                                                                 Mereka berjalan terus melawati sebuah lingkungan masyarakat Arab kemudian mereka perangi dan berhasil mengalahkannya sampai tiba di Mekkah. Terjadilah perundingan antara mereka dengan Tokoh Mekkah yaitu ‘Abdul Muththalib ( kakek Rasulullah ). Perundingan pun berakhir dengan hasil : Abrahah akan mengembalikan unta Abdul Muththalib kemudian Abrahah bisa berbuat apa saja terhadap Ka’bah.         Abdul Muththalib pun memerintahkan para lelaki penduduk Mekkah untuk mengosongkan negeri ini menuju ke puncak-puncak gunung membawa istri dan anak-anak mereka karena takut terhadap pasukan yang zalim yaitu Abrahah.Segera pasukan Abrahah bergerak, hingga tiba di lembah Muhassar ( lembah terhina) maka tiba-tiba sekumpulan demi sekumpulan burung datang melempari pasukan itu dengan batu seukuran antara himsh dengan adas ( seperti kacang hijau). Mereka pun meleleh dan berjatuhan dagingnya lalu binasa. Abrahah lari dengan dagingnya yang berjatuhan, namun akhirya mati dalam perjalanan.Kejadian adalah nikmat dari Allah bagi penduduk Al Haram dan penjaga rumah-nya. Oleh karena itu, bangsa Arab senantiasa memuliakan Ka’bah Al Haram dan penduduknya hingga sekarang.
E.  Surat Al Ashr
Surah Al-'Asr (bahasa Arab:العصر) adalah surah ke-103 dari al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah dan terdiri atas 3 ayat. Kata Al 'Ashr berarti waktu/masa dan diambil dari ayat pertama surat ini. Isi surat mengabarkan bahwa sesungguhnya semua manusia itu berada dalam keadaan merugi kecuali dia termasuk mereka yang selalu beramal saleh, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.[11]

a.      Lafadz dan Terjemah
ÎŽóÇyèø9$#ur ÇÊÈ  
¨bÎ) z`»|¡SM}$# Å"s9 AŽô£äz ÇËÈ  
žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ  
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya  menetapi kesabaran.

b.      Kandungan Surat Al Ashr
AYAT 1
ÎŽóÇyèø9$#ur ÇÊÈ  
Artinya : Demi masa.
·        Allah memperingatkan tentang pentingnya waktu dan bagaimana seharusnya ia diisi.
·        Kata “al-‘ashr” berasal dari “’ashoro” yang artinya “menekan sesuatu sehingga apa yang terdapat pada bagian terdalam dari padanya nampak ke permukaan atau keluar (layaknya memeras)”
·        Waktu ‘ashar (tatkala perjalanan matahari telah melampaui pertengahan dan telah menuju terbenamnya), penamaan ini agaknya disebabkan karena ketika itu manusia sejak pagi telah memeras tenaganya dan diharapkan telah mendapat hasil dari usaha-usahanya.
·        Para ulama sepakat mengartikan “al-ashr” dengan waktu. Hanya saja mereka berbeda-beda pendapat tentang  waktu yang dimaksud. Pendapat-pendapat mereka adalah sebagai berikut :

1.      Waktu atau masa dimana langkah dan gerak tertampung di dalamnya.
2.      Waktu dimana sholat ashr dilaksanakan.
3.      Waktu atau masa kehadiran nabi muhammad SAW dalam kehidupan ini. Waktu adalah modal utama manusi. Apabila tidak diisi dengan kegiatan yang positif, maka ia akan berlalu begitu saja. Ali R.A berkata : “Rezeki yang tidak diperoleh hari ini masih dapat diharapkan lebih dari itu diperoleh esok. Tetapi waktu yang berlalu hari ini tidak mungkin dapat diharapkan kembali esok”.

AYAT 2
Π  ¨bÎ) z`»|¡SM}$# Å"s9 AŽô£äz ÇËÈ 
Artinya :  Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
Kata “al-insaan” yang berarti “manusia” terambil dari kata yang dapat berarti “gerak atau dinamisme, lupa, merasa bahagia (senang)”. Ketiga arti ini menggambarkan sebagian dari sifat serta ciri khas manusia.
“Khusri” mempunyai banyak arti, antara lain “rugi, sesat, celaka, lemah, tipuan” dan sebagainya yang kesemuanya mengarah kepada makna-makna yang negatif, atau tidak disenangi oleh siapa pun.

AYAT 3
žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ  
Artinya: Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Pengecualian bagi mereka yang rugi adalah mereka yang melakukan 4 kegiatan pokok. Yaitu :
1.       Orang-orang yang beriman
2.       Beramal sholeh
3.       Saling berwasiat tentang kebenaran
4.       Dan saling berwasiat tentang kesabaran
Iman adalah pembenaran hati atas apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Intinya dapat disimpulkan dalam rukun iman yang enam.
“’Amilu” berarti “amal/pekerjaan”, menggambarkan penggunan daya manusia, daya pikir, fisik, qalbu, dan daya hidup yang dilakukan dengan sabar oleh jin dan manusia.
 Amal shaleh adalah segala perbuatan yang berguna bagi pribadi, keluarga, kelompok dan manusia secara keseluruhan. Ia adalah segala perbuatan yang sesuai dengan dalil akal, al-qur’an atau sunnah Nabi Muhammad SAW.

“Tawaashaw” berasal dari kata “Washa – washiyatan” yang berarti menyuruh secara baik. Berwasiat berarti tampil kepada orang lain dengan kata-kata yang halus agar yang bersangkutan bersedia melakukan sesuatu pekerjaan yang diharapkan dari padanya secara berkesinambungan.
“Al-Haq” berarti sesuatu yang mantap, tidak berubah. Berwasiat menyangkut yang haq (kebenaran) mengandung makna bahwa seseorang berkewajiban untuk mendengarkan kebenaran dari orang lain serta mengajarkannya kepada orang lain.
Sabar berarti menahan kehendak nafsu demi mencapai sesuatu yang baik atau lebih baik. Kedua wasiat di atas mengandung makna bahwa kita dituntut di samping mengembangkan kebenaran dalam diri masing-masing, kita juga dituntut mengembangkannya pada diri orang lain. Manusia di samping sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial.[12]


F.        Hadist Hormat Kepada Orang Tua
Berikut adalah beberapa hadist tentang hormat kepada orang tua :
Hadist ke-1
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِمَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَأَبُوْكَ

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Imam Al-Qurthubi menjelaskan, “Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalammenghadapi masa hamil, kesulitan ketikamelahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya. Ada banyak bukti, bahwa berbakti kepada kedua orang tua –dalam wacana Islam- adalah persoalan utama, dalm jejeran hukum-hukum yang terkait dengan berbuat baik terhadap sesama manusia. Allah Subhanahu Wa Ta’ala sudah cukup menegaskan wacana ‘berbakti’ itu, dalam banyak firman-Nya, demikian juga RasulullahSallallahu ’Alaihi Wa Sallam dalam banyak sabdanya, dengan memberikan ‘bingkai-bingkai’ khusus, agar dapat diperhatikan secara lebih saksama.
Imam An-Nawaawi menjelaskan, “Arti birrul waalidain yaitu berbuat baik terhadap kedua orang tua, bersikap baik kepada keduanya, melakukan berbagai hal yang dapat membuat mereka bergembira, serta berbuat baik kepada teman-teman mereka.” Al-Imam Adz-Dzahabi menjelaskan bahwa birrul waalidain atau bakti kepada orang tua, hanya dapat direalisasikan dengan memenuhi tiga bentuk kewajiban: Pertama: Menaati segala perintah orang tua, kecuali dalam maksiat. Kedua: Menjaga amanah harta yang dititipkan orang tua, atau diberikan oleh orang tua. Ketiga: Membantu atau menolong orang tua, bila mereka membutuhkan.
Hadist ke-2
عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ». قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ ا لْجَنَّةَ »ُ
Rasulullah saw bersabda “Barang siapa yang menajalani pagi harinya dalam keridhoan orang tuanya, maka baginya dibukakan dua pintu menuju syurga. Barang siapa yang menjalani sore keridhoan orang tuanya, maka baginya dibukakan dua pintu menuju syurga. Dan barang siapa menjalani pagi harinya dalam kemurkaan orangtuanya, maka baginya dibukakan dua pintu menuju neraka. Dan barang siapa menjalani sore harinya dalam kemurkaan orangtuanya, maka baginya dibukakan dua pintu menuju neraka ”.(HR. Darul Qutni dan Baihaqi) Dengan demikian merugilah para anak yang hidup bersama orang tuanya di saat tua renta namun ia tidak bisa meraih surga, karena tidak bisa berbakti kepada keduanya. Rasulullah Sallallahu ’Alaihi Wa Sallam mengatakan tentang ihwal mereka :


Dari Suhaili, dari ayahnya dan dari Abu Hurairah. Rosulullah Sallallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda : ”Merugilah ia (sampai 3 kali). Para Shahabat bertanya : ”siapa ya Rosulullah?Rosulullah Sallallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda :“Merugilah seseorang yang hidup bersama kedua orang tuanya atau salah satunya di saat mereka tua renta, namun ia tidak masuk surga” (HR. Muslim).[13]













BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.      Surah Al-Qadr (bahasa Arab:الْقَدْرِ) adalah surah ke-97 dalam al-Qur'an yang terdiri atas 5 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah. Pada surah al-Qadr ini diterangkan bahwa permulaan al-Qur'an diturunkan ialah pada malam Lailatul Qadr dan diterangkan juga ketinggian derajat malam ini.
2.      Surah Al-Ma'un (bahasa Arab(الْمَاعُونَ, "Barang-Barang Yang Berguna") adalah surah ke-107 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah dan terdiri atas 7 ayat. Pada surat Al Maun menceritakan ancaman terhadap mereka yang tergolong mendustakan agama yakni mereka yang menghardik anak yatim, tidak menolong fakir miskin, riya'(ingin dipuji sesama manusia) dalam salatnya, serta enggan menolong dengan barang-barang yang berguna.
3.      Surah Al-Kafirun (bahasa Arab:الكافرون) adalah surah ke-109 dalam al-Qur'an. Surat ini terdiri atas 6 ayat dan termasuk surat Makkiyah. Pokok isi surat ini adalah tidak diijinkannya kompromi dalam bentuk mencampur adukkan ajaran agama.
4.      Surah Al-Fil adalah surah ke-105 dalam al-Qur'an dan terdiri atas 5 ayat. Surah ini tergolong pada surah Makkiyah. Nama Al Fiil sendiri berarti Gajah yang diambil dari ayat pertama dari surat ini. Topik surat ini adalah kisah gagalnya usaha penghancuran Ka'bah oleh Abrahah (raja yaman) dan 60.000 tentaranya, dalam tentara tersebut termasuk diantaranya 13 gajah.
5.      Surah Al-'Asr (bahasa Arab:العصر) adalah surah ke-103 dari al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah dan terdiri atas 3 ayat. Kata Al 'Ashr berarti waktu/masa dan diambil dari ayat pertama surat ini. Isi surat mengabarkan bahwa sesungguhnya semua manusia itu berada dalam keadaan merugi kecuali dia termasuk mereka yang selalu beramal saleh, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
6.      Kita sebagai anak harus menghormati kedua orang tua kita. Terutama kepada ibu kita, seperti yang sudah disebutkan dalam sebuah Hadis berikut ini yang artinya : Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)




















DAFTAR RUJUKAN
Wikipedia, Surat Al Qadr, ( http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-Qadr), diakses pada hari Rabu tanggal 24 September 2014 pukul 11:10 am

Ernaz Siswanto, Memahami kandungan Surat Al Qadr (http://anaksdpintar.blogspot.com/2011/08/memahami-kandungan-surat-al-qadr.html), diakses pada hari Rabu tanggal 24 September 2014 pukul 12:06 am
Wikipedia, Surat Al Ma’un, (http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-Ma%27un) diakses pada hari Rabu tanggal 24 September 2014 pukul 11:42 am

Nur Kholik, Asbabun Nuzul Surat Al Maun,
(http://racun86.mywapblog.com/asbabun-nuzul-surat-al-maun-ayat-4-sampa.xhtml) , diakses pada hari Rabu tanggal 24 September 2014 pukul 11:45.

Muhlisrizal,Kandungan Surat Al Maun (http://muhlisrizal.wordpress.com/2013/05/25/kandungan-surat-al-maun/), diakses pada hari Rabu tanggal 24 September 2014 pukul 11:49 am

Surat Al Kafirun ( http://id.wikipedia.org), diakses pada hari Jumat tanggal 19 September 2014 pukul 19:33 pm.
Furqon Aji dan Mila Tri Cahyani. Al Kafirun 1-6 Tidak Ada Toleransi Keimanan Peribadahan (http://incigar.blogspot.com/2013/07/al-kafirun-1-6-tidak-ada-toleransi-keimanan-peribadahan.html), diakses pada  hari Jumat tanggal 19 September 2014 pukul 09:50 am
Wikipedia, Surah Al-Ashr
http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-%27Asr  di akses tanggal : 22-9-2014  pukul : 11.55
Veni Yunita, hadits tentang Menghormati Orang Tua



[1]Wikipedia, Surat Al Qadr, ( http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-Qadr), diakses pada hari Rabu tanggal 24 September 2014 pukul 11:10 am
[2]  Ernaz Siswanto, Memahami kandungan Surat Al Qadr (http://anaksdpintar.blogspot.com/2011/08/memahami-kandungan-surat-al-qadr.html), diakses pada hari Rabu tanggal 24 September 2014 pukul 12:06 am

[3]Wikipedia, Surat Al Ma’un, (http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-Ma%27un) diakses pada hari Rabu tanggal 24 September 2014 pukul 11:42 am
[4] Nur Kholik, Asbabun Nuzul Surat Al Maun, ( http://racun86.mywapblog.com/asbabun-nuzul-surat-al-maun-ayat-4-sampa.xhtml) , diakses pada hari Rabu tanggal 24 September 2014 pukul 11:45.
[5] Muhlisrizal,Kandungan Surat Al Maun (http://muhlisrizal.wordpress.com/2013/05/25/kandungan-surat-al-maun/), diakses pada hari Rabu tanggal 24 September 2014 pukul 11:49 am
[6] Surat Al Kafirun ( http://id.wikipedia.org), diakses pada hari Jumat tanggal 19 September 2014 pukul 19:33 pm.
[7] Furqon Aji dan Mila Tri Cahyani. Al Kafirun 1-6 Tidak Ada Toleransi Keimanan Peribadahan (http://incigar.blogspot.com/2013/07/al-kafirun-1-6-tidak-ada-toleransi-keimanan-peribadahan.html), diakses pada  hari Jumat tanggal 19 September 2014 pukul 09:50 am
[8] Ibid
[9] Furqon Aji dan Mila Tri Cahyani. Al Kafirun 1-6 Tidak Ada Toleransi Keimanan Peribadahan (http://incigar.blogspot.com/2013/07/al-kafirun-1-6-tidak-ada-toleransi-keimanan-peribadahan.html), diakses pada  hari Jumat tanggal 19 September 2014 pukul 09:50 am
[10] Ibid.
[11] Wikipedia, Surah Al-Ashr
http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-%27Asr  di akses tanggal : 22-9-2014  pukul : 11.55
[12] bang sur,Al Ashr ayat 1-3
[13] Veni Yunita, hadits tentang Menghormati Orang Tua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar