Selasa, 09 Juni 2015

Makalah tentang Media Pembelajaran Dua Dimensi


MEDIA VISUAL TIGA DIMENSI
MAKALAH


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sumber dan Media Pembelajaran




 



Oleh
NUR AWALIYATUL IFADIYAH
NIM. 2817133131





JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS  TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
2014




KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Media Visual Tiga Dimensi’. Sehingga dengan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan kita semua mengenai mata kuliah Sumber dan Media Pembelajaran.
Sehubungan dengan terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Bapak Dr. Maftukhin, M. Pd selaku rektor IAIN Tulungagung.
2.      Bapak Muhamad Zaini, MA. selaku dosen pembimbing.
3.      Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan makalah ini.
Selain itu penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini  masih terdapat banyak kekurangan, serta tidak terlepas dari berbagai  macam kendala, keterbatasan ilmu, dan referensi. Oleh karena itu, penulis masih mengharapkan bimbingan dan saran dari berbagai pihak sehingga makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang Pemilihan Media Pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Tulungagung, Mei 2014
             Penulis





BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat kita pahami bahwa media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat dijadikan sarana penghubung untuk mencapai pesan yang harus dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar.
Banyak media pembelajaran yang dapat pendidik gunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran ini, namun seringkali sekolah terbentur pada kendala kemampuan dalam pengadaannya. Terutama saat dihadapkan pada harga media yang harus dibelanjakan tidak dapat terjangkau oleh sekolah. Menghadapi hal ini sekolah melalui para guru harus memiliki daya kreasi yang tinggi agar dapat menciptakan sendiri media pembelajaran tersebut.
Salah satu media pembelajaran yang pemakalah maksudkan adalah media tiga dimensi. Yaitu media yang memiliki tiga sisi depan belakang dan samping. Dengan demikian sebuah media tiga dimensi dapat dilihat dari berbagai arah. Mengingat ini maka jelas media ini akan besar pengaruhnya bagi siswa dalam mencapai kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.2.1                    Apa pengertian Media Visual Tiga Dimensi?
1.2.2                    Apa saja  Jenis-jenis Media Visual Tiga Dimensi?
1.2.3                    Apa karakteristik Media Visual Tiga Dimensi?
1.2.4                    Apakah kelebihan dan kekurangan Media tiga Dimensi

1.3  Tujuan
Dalam penulisan makalah ini sebagaimana masalah yang telah penulis rumuskan, penulis memiliki beberapa tujuan, yaitu :
1.3.1                    Untuk memaparkan lebih jelas tentang pengertian media visual  tiga dimensi
1.3.2                    Untuk memaparkan jenis-jenis dalam media visual tiga dimensi
1.3.3                    Untu  memaparkan tentang karakteristik media visual tiga dimensi
1.3.4                    Untuk memaparkan kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan media visual tiga dimensi






BAB II
PEMBAHASAN
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah media visual tiga dimensi, dalam media visual tiga dimensi ini akan dibahas mengenai beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut:
2.1  Pengertian Media Tiga Dimensi
Media tiga dimensi adalah media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar,dan tinggi/tebal. Juga merupakan sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli, baik hidup maupun mati dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya.[1]
Apabila kita menggunakan benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran  dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada, maka kita dapat menggunakan benda tiruannya,dapat juga berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif. Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, karena merupakan media yang sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru maupun siswa, dan bahannya juga mudah diperoleh di lingkungan sekitar. [2]
Akan tetapi untuk mencapai hasil yang lebih optimal dari proses belajar mengajar, satu hal yang sangat disarankan adalah digunakannya media yang bersifat langsung dalam objek nyata atau realita,untuk itu ada dua cara yang dapat ditempuh oleh guru : pertama yaitu membawa objek nyata tersebut seperti jenis tanaman atau hewan tertentu di dalam kelas, yang kedua yaitu membawa siswa-siswa keluar kelas,mengunjungi pabrik-pabrik yang ada di sekitar sekolah.[3]
Dalam media tiga dimensi ini juga memperkanalkan kepada guru berbagai perbedaan model serta contoh-contoh menggunakan masing-masing model diruang kelas, cara membuat model di dalam kelas atau di rumah, bagaimana cara kita membuat benda benda tiruan yang menyerupai aslinya,dll.[4]

2.2  Jenis-jenis Media Visual Tiga Dimensi
Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah model dan boneka. Model adalah bentuk yang dapat dikenal menyerupai persis benda sesungguhnya dalam ukuran skala yang diperbesar atau dikecilkan. Boneka merupakan jenis model yang dipergunakan untuk memperlihatkan permainan.
Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis media visual tiga dimensi dalam pembelajaran :
A.    Benda Asli (Objek)
Benda asli  adalah benda yang dapat dilihat, didengar atau  dialami oleh peserta didik sehingga memberikan pengalaman langsing kepada mereka. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas ketika proses pembelajaran berlangsung, tetapi siswa dapat melihat langsung ke lokasi obyek. Sebagai contoh, untuk mempelajari keanekaragaman hayati, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman, siswa bias mengamatinya langsung di lokasi atau habitatnya, misalnya melalui kunjungan atau studi lapangan.[5] Untuk mencapai hasil yang optimum dari proses belajar mengajar, salah satu hal yang sangat disarankan adalah digunakannya pula media yang bersifat langsung dalam bentuk objek nyata atau realita. Untuk itu, ada dua cara yang dapat ditempuh oleh guru: pertama, membawa objek nyata tersebut, seperti jenis tanaman tau hewan tertentu, ke dalam kelas; kedua, membawa siswa-siwa keluar kelas seperti mengunjungi pabrik-pabrik yang ada di sekitarnya, meseum, atau ke suatu perkebunan untuk melihat objek yang bersangkutan secara langsung.
Objek yang sesungguhnya akan memberikn rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam mempelajari berbagai hal, terutama yng menyangkut pengembangan keterampilan tertentu, misalnya berkebun. Melalui penggunaan objek nyata ini, kegiatan belajar-mengajar dapat melibatkan semua indera siswa terutama indera peraba.[6]



Gambar 1.1 contoh benda asli
B.     Model
Media tiruan sering disebut sebagi model. Belajar melalui model dilakukan untuk pokok bahasan tertentu yang mungkin dapat dilakukan melalui pengalaman langsung atau melalui benda sbenarnya. ada beberpa tujuan belajar dengan menggunakan model, yaitu mengatasi kesulitan yang muncul ketika mempelajari objek yang terlalu besar, mempelajari objek yang telah menjadi sejarah di masa lampau, mempelajari objek-objek yang tak terjangkau secara fisik, mempelajari objek yang mudah dijangkau tetapi tidak memberikan keterangan yang memadai (misalnya mata manusia dan telinga manusia), mempelajari konstruksi-konstruksi yang abstrak, memperlihatkan proses dari objek yang luas(mislnya proses peredaran planet-planet).[7]
Gambar 1.2 contoh model
Model dapat dikelompokkan kedalam beberapa kategori yaitu model padat (solid model), model penampang (cutaway model), model susun (builed-up model), model kerja (working model). Masing-masing kategori model tersebut mungkin mempunyai ukuran yang sama persis dengan ukuran aslinya atau mungkin dengan skala yang lebih besar atau lebih kecil dari pada objek yang sesungguhnya. Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis model yang telah dikemukakan diatas.[8]
a)      Model Padat (Solid Model)
      Model padat biasanya memperlihatkan bagian permukaan luar dari objek dan acapkali membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasan-gagasan utamanya dari bentuk, warna, dan susunannya. Contohnya: sejarah persenjataan: misalnya senapan, meriam, kapak, batu, lembing, tombak,dan pedang.[9]
Gambar 1.3 contoh model padat
Dalam model ini siswa juga dapat mempraktekannya dengan benda tiruan yang bermanfaat dalam mengembangkan konsep realisme bagi dirinya. Contohnya yaitu pelajaran  tentang kehidupan di bumi pada zaman prasejarah,dalam pelajaran ini siswa dapat menggambarkan atau membuat binatang pada masa prasejarah dengan menggunakan lilin warna dengan skala ukuran 1,5 inci sampai 10 kaki. Dngan pengajaran seperti ini dapat membuat siswa lebih semangat untuk belajar.[10]
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3aGh-qExwcHOl8vrdXkZ0IvU4DcZA1I2noZEA1WTgxRlJhhbnPWsdPCNctuBB_Tl-zC_38XfGsFO9HG7ctTzH3lQTiNkWZAiAzinkEQza-bD0GZO9OI1Jq-aLH48GqwFe_1HbHSpx7cg/s320/aq+imudz+bgt3086.jpg
Gambar 1.4 contoh benda tiruan
b)      Model Penampang (Cutaway Model)
Model penampang memperlihatkan bagaimana sebuah objek itu tampak, apabila bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui susunan bagian dalamnya. Kadang-kadang model ini dinamakan model X-Rayatau model Crossection yaitu model penampang memotong. Contoh: anatomi manusia dan hewan, seprti: gigi, mata, kepala, otak, torso, tulang belulang, jantung, paru-paru, dan bagian ginjal. [11]

Gambar 1.5 contoh model penampung

Model ini sangat berguna untuk mata pelajaran biologi karena fungsinya dapat menggantikan objek sesungguhnya. Selain itu model penampang bisa memperjelas objek yang sebenarnya karena bisa diprbesar atau diperkecil. Yang perlu diperhatikan dalam membuat model penampang adalah, hanya bagian terpenting-terpenting saja yang harus ditonjolkan, biasanya di bubuhi warna-warna yang kontras, sedangkan rincian yang tidak begitu penting dihilangkan.[12]
c)      Model Susun (Builed-up Model)
Model susunan dimaksudkan struktur bagian dalam dari suatu benda, disamping memperlihatkan bagian dalam obyek juga dapat dilepas atau dipreteli untuk dipelajari satu per satu sehingga memperjelas pengertian. Dan bila sudah selesai dapat diletakkan kembali pada posisinya semula. Model ini dapat berupa variasi dari model irisan. Model irisan sendiri dapat disebut model terbuka, karena menggambarkan obyek yang aslinya dalam keadaan tertutup ditampilkan dalam model yang terbuka. Untuk model terbuka sebaiknya siswa disuruh hati-hati waktu mempelajarinya. Karena disamping mahal harganya, juga agak mudah rusak dan apabila alat penyetelnya rusak dapat mengganggu penampilan model tersebut dan mungkin tidak dapat disusun seperti semula.
Model susun terdiri dari beberapa bagian objek yang lengkap, atau sedikitnya suatu bagian penting dari objek itu. Contoh: anatomi manusia dan binatang, seperti: mata, telinga, jantung, tengkorak, otak. Mesin atau peralatan, seperti : senapan,tabung vacum,pompa.



 






Gambar 1.6 contoh model susun

Contoh dari model susun tubuh manusia memberikan pengamatan terbaik kepada para murid mengenai letak serta ukuran dari organ tubuh yang sebenarnya.[13]
d)     Model Kerja (Working Model)
Model kerja adalah tiruan dari suatu objek yang memperlihatkan bagian luar dari objek asli, dan mempunyai beberapa bagian dari benda yang sesungguhnya. Contoh: peralatan musik, seperti: biola,seruling, terompet, piano, harpa, trambulin. [14]


Gambar 1.7 contoh model kerja
C.     Mock-up
Mosk-up adalah suatu penyederhanaan susunan bagian pokok dari suatu proses atau sistem yang lebih ruwet. Susunana nyata dari bagian-bagian pokok itu diubah sehingga aspek-aspek utama dari suatu proses mudah dimengerti oleh siswa. Mock-up sangat efektif untuk belajar siswa,disamping dapat mengkonkritkan yang abstrak juga dapat menarik perhatian. Sifatnya yang mendekati kpada realitas memberikan pengrtian yang lebih baik. Contoh: benda tiruan bola langit,tata surya,dan planetium.[15]
Mock-up juga merupakan alat tiruan tiga dimensi yang dapat memperlihatkan fungsi atau gerakan dari aspek tertentu saja dari benda, alat atau obyek yang akan diterangkan. Pada mock-up hanya nampak bagian yang penting yang perlu diperagakan gerakannya atau proses kerjanya kepada siswa, sedang bagian kecil lainnya yang dianggap tidak penting atau yang dapat mengganggu perhatian siswa dihilangkan.[16]


 





Gambar 18 contoh mock-up

Jadi sebenarnya mock-up terletak ditengah-tengah model tiruan dengan benda sebe-narnya. Dikatakan model tidak tepat, karena dapat memperlihatkan fungsi sebenarnya dari bagian alat itu, sebaliknya disebut benda sebenarnya juga tidak tepat, karena bagian-bagian lain dari bentuk benda aslinya yang tidak diterangkan, dihilangkan. Selain itu bahan baku yang dibuat untuk alat ini bisa dibuat dari bahan yang lain dari benda atau peralatan aslinya. Misalnya siswa waktu belajar tentang fungsi bel listrik. Pertama dapat dibuat model rumah yang sederhana, kemudian dibuat perangkat bel listrik yang sebenarnya dan dihubungkan dengan listrik (battery atau accu). Bel listrik ditempelkan pada dinding rumah-rumahan tersebut. Dengan demikian siswa dapat melihat proses kerjanya bel listrik dan tahu cara meletakkan bel listrik dan tahu cara meletakkan bel listrik yang baik. Contoh lain misalnya siswa waktu belajar tentang tata-tertip lalu lintas kita coba memberikan media pembelajaran yang bermodel mock-up yaitu dengan membuatkan  traffick light ukuran kecil yang dapat menyala. Kemudian dibuatkan model lapangan yang menggambarkan perempatan jalan dan traffick light tadi dipasang pada posisi yang tepat.
Dengan menggunakan mobil-mobilan kecil anak dapat bermain lalu-lintas dengan menggunakan traffick light tiruan tadi. Khusus untuk mock-up traffic light-nya dapat dibuat dari bahan yang nantinya benar-benar dapat memperagakan seperti keadaan yang sebenarnya. Lampunya benar-benar dapat menyala (warna merah, kuning dan hijau).
Diharapkan dengan diberikan media tersebut,peserta didik lebih mengetahui tata-tertib lalu lintas di jalan. Dengan trafic lamp buatan diharapkan siswa dapat mempraktekkan cara berkendara dan mematuhi tata-tertip lalulintas di jalan.[17]
D.    Specimens (Barang Contoh)
Specimens adalah benda-benda asli atau sebagian benda asli yang digunakan sebagai contoh.[18] Sebuah specimens seringkali diartikan sebagai sampel dari suatu benda dalam grup atau katagori yang sama. Specimens yang digunakan dalam pengajaran biasanya dalam kemasan botol, box, dll.
Specimen artinya barang contoh, yaitu barang-barang asli yang dijadikan sebagai contoh untuk mewakili benda asli yang sebenarnya atau sebagian dari sejenis dari sekelompok benda yang sama untuk dijadikan contoh. Dengan adanya specimen siswa mengetahui bagian dari bendanya yang mungkin tidak terdapat didaerahnya atau ditempat mereka berada, sehingga mereka tidak merasa asing lagi terhadap benda tersebut. Specimen yang digunakan untuk proses pembelajaran hendaknya disediakan tempat dari kaca atau botol, direkatkan nama, tanggal barang diperoleh/diawetkan. Hal ini disamping untuk memelihara agar lebih awet juga supaya tidak digunakan sebagaimana aslinya. Misalnya yang sering yang sering dilihat adalah specimen uang kertas.[19]


 



gambar 1.9 (contoh specimen)

a.       Macam-macam Specimen
Terdapat beberapa jenis specimen yang perlu diketahui antara lain:
1.      Specimen benda masih hidup, dapat diwujudkan dalam bentuk; aquarium, terrarium insectariums.
2.      Specimen benda yang sudah mati, dapat diwujudkan dalam bentuk herbarium, awetan dalam plastik atau botol dengan menggunakan larutan formalin dan alkohol, taksidemi dewan tiruan yang kulitnya sudah dikeringkan
3.      Specimen benda yang tidak hidup, misalnya batu-batuan, pasir dan tanah
4.      Specimen identitas, misalnya tanda tangan

b.      Tujuan penggunaan specimen antara lain:
1)      Memperjelaskan materi pelajaran
2)      Menimbulkan perhatian kepada subyek yang sedang diteliti
3)      Merangsang minat untuk menambahkan pengetahuan
4)      Mendorong untuk berfikir dan menyelidiki sendiri[20]

E.     Diorama
Diorama adalah sebah pandangan tiga dimensi dalam ukuran kecil bertujuan untuk memperagakan atau menjelaskan suatu keadaan atau fenomena yang menunjukkan aktifitas. Dalam diorama terdapat benda-benda tiga dimensi dalam ukuran kecil,benda-benda kecil itu berupa orang-orangan,pohon-pohonan,rumah-rumahan dan lain-lain.sehingga tampak seperti dunia sebenarnya dalam bentuk mini. Diorama dapat dibuat oleh para siswa di bawah bimbingan para guru. Setelah selesai dibuat, diorama dapat dipakai sebagai alt peraga. Agar diorama tidak cepat berdebu dan kotor, sebaiknya diberi penutup kaca. Bila selsai digunakan di dalam kelas, diorama dapat disimpan dalam lemari display.[21]
Diorama bisa diartikan juga sebagai gambaran kejadian baik yang mempunyai nilai sejarah atau tidak yang disajikan dalam bentuk mini atau kecil. Kita bisa membuat apapun dalam diorama ini. Ingat, untuk mempermudah, gunakan skala yang seragam.sebenarnya, tidak ada perbedaan yang mencolok antara maket dan diorama. Diorama hanya lebih menekankan kepada isi pesan dari gambaran visual dan karekter tokoh. Selain itu diorama lebih hidup disbanding dengan maket[22]


 





Gambar 1.10 contoh diorama

Diorama juga merupakan gabungan antara model dengan gambar prespektif dalam suatu penampilan yang utuh. Dengan diorama kesan visual yang diperoleh siswa lebih hidup. Peragaan melalui medium diorama bisa dilengkapi dengan lampu warna tertentu sehingga lebih memberikan kesan hidup dan dramatis. Diorama dapat dibuat dalam ukuran yang diperkecil, tetapi dapat pula dibuat dalam ukuran yang sebenarnya.
Adapun objek yang dapat dibuat diorama, misalnya kampung nelayan di pantai, rumah adat atau perkampungan tradisional suku tertentu dengan aktivitas penghuninya atau dapat pula dibuat diorama yang menggambarkan suatu peristiwa penting masa lalu yang dicatat dalam sejarah. Diorama yang dibuat dengan ukuran besar/sebenarnya dapat anda temukan misalnya di lantai dasar Monumen Nasional (Monas), museum Lobang Buaya, Museum Stratria Mandala Jakarta, di samping diorama tersebut dibuat dengan ukuran besar juga dilengkapi dengan lampu sebagai pemberi suasana agar berkesan hidup. Selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai pendukung suasana, sehingga menjadi nampak lebih hidup.[23]




2.3  Karakteristik Media Tiga Dimensi
Berikut ini adalah karaktristik media visual 3 dimensi :
a)      widya wisata.
Widya wisata adalah kegiatan belajar yang dilaksanakan melalui kunjungan ke suatu tempat di luar kelas sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan akademis dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan belajar melalui widya wisata adalah: siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga proses belajar menjadi lebih bermakna, membangkitkan minat siswa untuk menyelidiki, melatih seni hidup bersama dan tanggung jawab bersama, menciptakan kepribadian yang komplit bagi guru dan siswa, mengintegrasikan pengajaran di kelas dengan kehidupan dunia nyata. Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah: sulit dalam pengaturan waktu, memerlukan biaya dan tanggung jawab ekstra, obyek wisata yang jarang memberikan peluang yang tepat dengan tujuan belajar.[24]
b)      Specimen
Specimen adalah benda-benda asli atau sebagian benda asli yang digunakan sebagai contoh. Contoh-contoh pada specimen yaitu : benda yang masih hidup (kebun binatang, kebun percobaan, insektarium dan akuarium ), benda yang sudah mati (herbarium, teksidermi, awetan dalam cairan plastic ).

c)      Melalui media tiruan
Belajar melalui Media tiruan sering disebut sebagai model. Belajar melalui model dilakukan untuk pokok bahasan tertentu yang tidak mungkin dapat dilakukan melalui pengalaman langsung atau melalui benda sebenarnya.



d)     Melalui peta Timbul
Peta timbul yang secara fisik termasuk model lapangan. Peta timbul merupakan peta yang dapat menunjukkan tinggi rendahnya permukaan bumi. Peta timbul memiliki ukuran panjang,lebar dan dalam. Dengan melihat peta timbul, siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang perbedaan letak, tepi pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, gunung berapi, lembah, danau, dan sungai.
Gambar 1.11 contoh peta timbul
Peta timbul juga dapat dibuat oleh guru dan siswa sehingga dapat memupuk daya kreasi, daya imajinasi dan memupuk rasa tanggung jawab bersama terhadap hasil karya bersama. Bahan yang dapat dipakai membuat peta timbul adalah semen, tanah liat, serbuk gergaji, dan bubur kertas karton. Pemilihan bahan tersebut disesuaikan dengan keperluan peta timbul yang ingin dibuat.[25]
e)      Melalui Globe
Globe (model perbandingan), adalah benda tiruan dari bentuk bumi yang diperkecil. Globe dapat memberikan keterangan tentang permukaan bumi pada umumnya dan khususnya tentang lingkungan bumui, aliran sungai, dan langit.
Tujuan penggunaan globe adalah menunjukkan bentuk bumi yang sebenarnya dalam skala kecil, menunjukkan jarak pada suatu titik tertentu, menunjukkan skala-skala tentang jarak pada lingkungan yang luas. Ukuran globe yang paling umumnya adalah 8,12,16,20, atau 24 inci. Globe untuk perseorangan cukup berukuran 8 inci, sedangkan untuk kelas adalah 12 atau 16 inci.[26]
Gambar 1.12 contoh globe

f)       Boneka
Boneka merupakan salah satu model perbandingan. Boneka dalah tiruan dari bentuk manusia dan bahkan sekarang termasuk tiruan dari bentuk binatang. Jadi sebenarnya boneka merupakan salah satu model padat juga. Sekalipun demikian, karena boneka dalam penampilannya memiliki karakteristik khusus, maka dalam bahasan ini dibicarakan tersendiri. Dalam penggunaan boneka dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengan cara dimainkan dalam sandiwara boneka.
Penggunaan boneka dalam pendidikan telah populer sejak tahun 1940-an di Amerika. Di Indonesia, penggunaan boneka sudah lumrah, misalnya wayang golek (di Jawa Barat) digunakan untuk memainkan ceritera Mahabarata dan Ramayana. Macam-macam boneka dibedakan atas: boneka jari (dimainkan dengan jari tangan), boneka tangan (satu tangan memainkan satu boneka), boneka tongkat seperti wayang-wayangan, boneka tali sering disebut marionet (cara menggerakkan melalui tali yang menghubungkan kepala, tangan, dan kaki), boneka bayang-bayang (shadow puppet) dimainkan dengan cara mempertontonkan gerak bayang-bayangnya. [27]
Gambar 1.13 contoh model boneka
Agar penggunaannya menjadi efektif, maka harus memperhatikan hal-hal: merumuskan tujuan pengajaran secara jelas, didahului dengan pembuatan naskahnya, lebih banyak mementingkan gerak ketimbang verbal, dimainkan sekitar 10-15 menit, diselingi dengan nyanyian, ceritera disesuaikan dengan umur anak, diikuti dengan tanya jawab, siswa diberi peluang memainkannya.

Pengklasifikasian sebagaimana yang telah dibahas pada uraian terdahulu menjelaskan karakteristik atau ciri-ciri spesifik masing-masing media berbeda satu sama yang lainnya sesuai dengan tujuan dan maksud pengelompokan. Karakteristik media dapat dilihat dari kemampuan membangkitkan rangsangan indra penglihatan, pendengaran, perabaan percakapan, maupun penciuman atau kesesuainnya dengan tingkat hirarki belajar.[28]

Secara umum karakteristik media tiga dimensi  adalah sebagai berikut:
  1. Pesan yang sama dapat disebarkan keseluruh siswa secara serentak,
  2. Penyajiannya berada dalam kontrol guru,
  3. Cara penyimpanannya mudah (praktis),
  4. Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera,
  5. Menyajikan objek-objek secara diam,
  6. Terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap,
  7. Lebih mahal dari kelompok media grafis,
  8. Sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu,
  9. Sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual,
  10. Praktis digunakan untuk semua ukuran ruangan kelas,
  11. Mampu menyajikan teori dan praktik secara terpadu.[29]
2.4  Kelebihan dan Kekurangan Media Tiga Dimensi
Adapun kelebihan dan kekurangan media tiga dimensi, sebagai berikut:
1)      Model Padat
Kelebihan dari model padat yaitu dapat memberikan pengalaman secara langsung,dapat dibuat dengan biaya yang murah dan dapat mengembangkan konsep realisme siswa.
Kekurangan dari model padat yaitu tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar dan anak tuna netra sulit untuk mengaplikasikannya.
2)      Model Penampang
Kelebihan dari model penampang adalah dapat memberikan pengalaman secara langsung, hasil belajar lebih mendalam dan mantap, dapat mempermudah pehaman karena merupakan pengganti obyek yang sesungguhnya, dapat dibuat dengan biaya yang relatif murah, dan belajar dapat difokuskan pada bagian yang penting-penting saja.
Kekurangan dari model penampang adalah tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah yang banyak. penyimpanan memerlukan ruang dan perawatan, anak tunanetra sulit membandingkannya, dan jika membeli alat perga membutuhkan biaya yang besar.



3)      Model susun
Kelebihan dari model susun adalah Memberikan pengalaman secara langsung.Penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme.Dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya.Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas.Dapat menunjkkan alur suatu proses secara jelas.
Kekurangan dari model susun adalah tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah besar, anak tuna netra sulit untuk membandingkannya, dan penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit.
4)      Model Kerja
Kelebihan dari model kerja adalah memberikan pengalaman secara langsung, dapat menunjukkan objek secara utuh baik cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dan dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
Kekurangan dari model kerja adalah tidak dapat menjaangkau sasaran dalam jumlah besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit, untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang besar, dan anak tunanetra sulit untuk mengaplikasikannya secara sempura. [30]
5)      Mock-up
Kelebihan dari model mock-up adalah memberikan pengalaman secara langsung, dapat menunjukkan obyek secara utuh secara utuh baik kontruksi maupun cara kerja, dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dan dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas
Kekurangan dari model mock-up adalah tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit, untuk membuat alat perga membutuhkan biaya yang besar, dan anak tunanetra sulit untuk membandingkannya .
6)      Diorama
Kelebihan dari model diorama adalah untuk memberikan pemandangan/gambaran visual dari pokok yang sebenarnya dalam bentuk kecil, membawa ke dalam kelas sebagian kecil dari pada dunia dalam bentuk diperkecil dan tiga dimensi, dan dapat menggambarkan peristiwa yang terjadi disuatu tempat, waktu tertentu dilihat ari posisi atau arah tertentu pula secara lebih hidup
Kekurangan dari model diorama adalah tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar, dalam pembuatan membutuhkan waktu dan biaya, dan membutuhkan kreativitas guru maupun siswa.
7)      Widya Wisata
Kelebihan dari widya wisata adalah siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga proses belajar menjadi lebih bermakna, membangkitkan minat siswa untuk menyelidiki, melatih seni hidup bersama dan tanggung jawab bersama, menciptakan kepribadian yang komplit bagi guru dan siswa, mengintegrasikan pengajaran di kelas dengan kehidupan dunia nyata.
kelemahan-kelemahannya adalah sulit dalam pengaturan waktu, memerlukan biaya dan tanggung jawab ekstra, obyek wisata yang jarang memberikan peluang yang tepat dengan tujuan belajar.[31]
8)      Boneka
Kelebihan dari boneka adalah: efisien terhadap waktu, tempat, biaya, dan persiapan; tidak memerlukan keterampilan yang rumit; dapat mengembangkan imajinasi dan aktivitas anak dalam suasana gembira.[32]


BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas pemakalah dapat menyimpulkan bahwa:
1.      Media pembelajaran tiga dimensi, yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar,dan tinggi/tebal.
2.      Jenis media yang biasa digunakan ada dua, yaitu: boneka dan model. Model terbagi menjadi enam: model padat, penampang, susun, kerja, mock-up, domain. Akan tetapi dalam pembagian ini ada yang menambahkan dengan widya wiasata dan boneka.
3.      Karakteristik media tiga dimensi  secara umum yaitu: Karakteristik media visual tiga dimensi: widya wisata, belajar benda sebenarnya melalui specimen, belajar melalui media tiruan sering disebut sebagai model, peta timbul, globe dan boneka.
4.      Kelebihan dan kekurangan dalam media tiga dimensi hampir sama, diantara kelebihannya adalah: memberikan pengalaman secara langsung, penyajian secara konkrit dan menghindari  verbalisme, dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas. Sedangkan kekurangan dari media tiga dimensi: tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit, untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang besar, anak tukna netra sulit untuk membandingkannya.




DAFTAR RUJUKAN

Ibrahim. R,dan Nana Syaodih.(2010). Perencanaan pengajaran.Jakarta:PT Asdi Mahasatya

Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: gaung Persada (GP) Press.

Sudjana, Nana,dan Drs Ahmad Rivai.(2011).Media pengajaran.Bandung:Sinar Baru Algensido Offeset

Daryanto.(2011).Media Pembelajaran.Bandung:PT.Sarana Tutorial

Kustandi,cecep Bambang Sutjipto.(2011).Media Pembelajaran: Manual dan Digital.Bogor:: Ghaila Indonesia

Nat.Ret dan Rayandra Asyhar.(2012).Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.Jakarta: Referensi


Taho, fajar .Pengertian media tiga dimensi

Rohmaniyah, Nafi'atur .Media Pembelajaran Tiga Dimensi

Perdana,Andrian.Media pembelajaran tiga dimensi



Sapriadi, Adi.Pembelajaran tiga dimensi

Pato Alvarino,Media Tiga Dimensi          
(http://patoalvarino.blogspot.com/2013/04/media-3-dimensi-nonproyektable.html?m=1) Diakses pada tanggal 15 Maret 2014, pukul 10:46 am


[1] Daryanto,Media Pembelajaran,(Bandung:PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera,2011), hlm 29
[3] R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan pengajaran,(Jakarta:PT Asdi Mahasatya,2010) hlm 118
[4] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung:Sinar Baru Algensido,2011) hlm 156
[5] Rer Nat dan Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta : Referensi, 2012), hlm 54-55

[6] R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pembelajara.  hlm 118-119
[7] Daryanto, Media Pembelajaran . hlm 30-31

[8] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pembelajaran, hlm 157
[9] Nafi'atur Rohmaniyah ,media pembelajaran tiga dimensi diakses pada tanggal 07 Mei 2014, 07.47 am
[10] Ibid ,hlm 158
[11] Andrian Perdana, media pembelajaran tiga dimensi (Andreanperdana.blogspot.com/2013/02/media pembelajaran-tiga-dimensi.html?m=1, diakses pada tanggal 07 Mei 2014 ,  10.21 am)
[12] Ibid, hlm 160
[13] Ibid, hlm 165
[15] Yudi munadi, media pembelajaran, (Jakarta: gang Persada (GP) Press, 2008) hlm 108
[16] Ibid 109
[17] Ibid, hlm 108
[18] Daryanto, Media Pembelajaran, hlm 30
[19] Pato Alvarino, Media Tiga Dimensi, Diakses pada tanggal 15 Maret 2014, pukul 10:46 AM
[20] Ibid
[21] Yudi munadi, media pembelajaran, hlm 109
[22] Cecep Kustandi, Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran: Manual dan Digital. (Bogor: Ghaila Indonesia,2011), hlm 58
[23] Pato Alvarino, Media Tiga Dimensi, Diakses pada tanggal 15 Maret 2014, pukul 10:46 AM
[24] Daryanto,Media Pembelajaran, hlm 30

[25] Ibid hlm 31
[26] Ibid hlm 32
[27] Nafi'atur Rohmaniyah ,media pembelajaran tiga dimensi diakses pada tanggal 07 Mei 2014, 07.47 am

[28]  Ibid, hlm 33
[30] Nafi'atur Rohmaniyah, media pembelajaran tiga dimensi diakses pada tanggal 07 Mei 2014, 07.41 am
[31] Ibid
[32] Daryanto,Media pembelajaran , hlm 33

1 komentar:

  1. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan TDS Meter untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    BalasHapus