MEDIA VISUAL TIGA DIMENSI
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sumber dan Media
Pembelajaran
Oleh
NUR
AWALIYATUL IFADIYAH
NIM. 2817133131
JURUSAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan
ini penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Media
Visual Tiga Dimensi’. Sehingga dengan makalah ini diharapkan dapat
menambah wawasan kita semua mengenai mata kuliah Sumber dan Media Pembelajaran.
Sehubungan dengan
terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Dr. Maftukhin, M.
Pd selaku rektor IAIN Tulungagung.
2.
Bapak Muhamad Zaini, MA. selaku dosen pembimbing.
3.
Semua
pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan makalah ini.
Selain itu penulis juga
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, serta tidak
terlepas dari berbagai macam kendala,
keterbatasan ilmu, dan referensi. Oleh karena itu, penulis masih mengharapkan
bimbingan dan saran dari berbagai pihak sehingga makalah ini menjadi lebih baik
lagi.
Akhir kata penulis
berharap semoga makalah tentang Pemilihan Media Pembelajaran ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Tulungagung, Mei 2014
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Media pembelajaran
merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Sehingga dapat kita pahami bahwa media pembelajaran adalah
sesuatu yang dapat dijadikan sarana penghubung untuk mencapai pesan yang harus
dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar.
Banyak media pembelajaran yang dapat pendidik gunakan untuk menunjang
kegiatan pembelajaran ini, namun seringkali sekolah terbentur pada kendala
kemampuan dalam pengadaannya. Terutama saat dihadapkan pada harga media yang
harus dibelanjakan tidak dapat terjangkau oleh sekolah. Menghadapi hal ini
sekolah melalui para guru harus memiliki daya kreasi yang tinggi agar dapat
menciptakan sendiri media pembelajaran tersebut.
Salah satu media pembelajaran yang pemakalah maksudkan adalah media tiga
dimensi. Yaitu media yang memiliki tiga sisi depan belakang dan samping. Dengan
demikian sebuah media tiga dimensi dapat dilihat dari berbagai arah. Mengingat
ini maka jelas media ini akan besar pengaruhnya bagi siswa dalam mencapai
kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.2.1
Apa pengertian Media Visual Tiga Dimensi?
1.2.2
Apa saja Jenis-jenis Media Visual Tiga Dimensi?
1.2.3
Apa karakteristik Media Visual Tiga Dimensi?
1.2.4
Apakah kelebihan
dan kekurangan Media tiga Dimensi
1.3
Tujuan
Dalam penulisan makalah ini sebagaimana masalah yang telah penulis
rumuskan, penulis memiliki beberapa tujuan, yaitu :
1.3.1
Untuk memaparkan lebih jelas tentang pengertian media visual tiga dimensi
1.3.2
Untuk memaparkan jenis-jenis dalam media visual tiga dimensi
1.3.3
Untu memaparkan tentang
karakteristik media visual tiga dimensi
1.3.4
Untuk memaparkan kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan media
visual tiga dimensi
BAB II
PEMBAHASAN
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai
keberhasilan dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah media visual tiga dimensi, dalam media visual tiga dimensi ini
akan dibahas mengenai beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut:
2.1
Pengertian Media Tiga Dimensi
Media tiga dimensi adalah media yang tampilannya
dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang,
lebar,dan tinggi/tebal. Juga merupakan sekelompok media tanpa
proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini
dapat berwujud sebagai benda asli, baik hidup maupun mati dan dapat pula
berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya.[1]
Apabila kita
menggunakan benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa
sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu berada.
Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin
dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada, maka kita dapat
menggunakan benda tiruannya,dapat juga berfungsi sebagai media pembelajaran
yang efektif. Media tiga
dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, karena merupakan media yang
sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan
keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru maupun siswa, dan bahannya juga
mudah diperoleh di lingkungan sekitar. [2]
Akan tetapi untuk mencapai
hasil yang lebih optimal dari proses belajar mengajar, satu hal yang sangat
disarankan adalah digunakannya media yang bersifat langsung dalam objek nyata
atau realita,untuk itu ada dua cara yang dapat ditempuh oleh guru : pertama
yaitu membawa objek nyata tersebut seperti jenis tanaman atau hewan tertentu di
dalam kelas, yang kedua yaitu membawa siswa-siswa keluar kelas,mengunjungi
pabrik-pabrik yang ada di sekitar sekolah.[3]
Dalam media tiga dimensi ini juga memperkanalkan
kepada guru berbagai perbedaan model serta contoh-contoh menggunakan
masing-masing model diruang kelas, cara membuat model di dalam kelas atau di
rumah, bagaimana cara kita membuat benda benda tiruan yang menyerupai aslinya,dll.[4]
2.2
Jenis-jenis Media Visual Tiga Dimensi
Media tiga dimensi yang
sering digunakan dalam pembelajaran adalah model dan boneka. Model adalah
bentuk yang dapat dikenal menyerupai persis benda sesungguhnya dalam ukuran
skala yang diperbesar atau dikecilkan. Boneka merupakan jenis
model yang dipergunakan untuk memperlihatkan permainan.
Berikut
ini adalah beberapa jenis-jenis media visual tiga dimensi dalam pembelajaran :
A. Benda Asli (Objek)
Benda
asli adalah benda yang dapat dilihat,
didengar atau dialami oleh peserta didik
sehingga memberikan pengalaman langsing kepada mereka. Benda tersebut tidak
harus dihadirkan di ruang kelas ketika proses pembelajaran berlangsung, tetapi
siswa dapat melihat langsung ke lokasi obyek. Sebagai contoh, untuk mempelajari
keanekaragaman hayati, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman,
siswa bias mengamatinya langsung di lokasi atau habitatnya, misalnya melalui
kunjungan atau studi lapangan.[5] Untuk
mencapai hasil yang optimum dari proses belajar mengajar, salah satu hal yang
sangat disarankan adalah digunakannya pula media yang bersifat langsung dalam
bentuk objek nyata atau realita. Untuk itu, ada dua cara yang dapat ditempuh
oleh guru: pertama, membawa objek nyata tersebut, seperti jenis tanaman tau
hewan tertentu, ke dalam kelas; kedua, membawa siswa-siwa keluar kelas seperti
mengunjungi pabrik-pabrik yang ada di sekitarnya, meseum, atau ke suatu perkebunan
untuk melihat objek yang bersangkutan secara langsung.
Objek
yang sesungguhnya akan memberikn rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam
mempelajari berbagai hal, terutama yng menyangkut pengembangan keterampilan
tertentu, misalnya berkebun. Melalui penggunaan objek nyata ini, kegiatan
belajar-mengajar dapat melibatkan semua indera siswa terutama indera peraba.[6]
Gambar
1.1 contoh benda asli
B. Model
Media
tiruan sering disebut sebagi model. Belajar melalui model dilakukan untuk pokok
bahasan tertentu yang mungkin dapat dilakukan melalui pengalaman langsung atau
melalui benda sbenarnya. ada beberpa tujuan belajar dengan menggunakan model,
yaitu mengatasi kesulitan yang muncul ketika mempelajari objek yang terlalu
besar, mempelajari objek yang telah menjadi sejarah di masa lampau, mempelajari
objek-objek yang tak terjangkau secara fisik, mempelajari objek yang mudah
dijangkau tetapi tidak memberikan keterangan yang memadai (misalnya mata
manusia dan telinga manusia), mempelajari konstruksi-konstruksi yang abstrak,
memperlihatkan proses dari objek yang luas(mislnya proses peredaran
planet-planet).[7]
Gambar
1.2 contoh model
Model dapat dikelompokkan kedalam beberapa kategori yaitu model padat (solid model), model penampang (cutaway
model), model susun (builed-up model), model kerja (working model). Masing-masing kategori model tersebut mungkin mempunyai ukuran yang sama
persis dengan ukuran aslinya atau mungkin dengan skala yang lebih besar atau
lebih kecil dari pada objek yang sesungguhnya. Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis model yang telah dikemukakan diatas.[8]
a) Model Padat (Solid Model)
Model padat biasanya
memperlihatkan bagian permukaan luar dari objek dan acapkali membuang
bagian-bagian yang membingungkan gagasan-gagasan utamanya dari bentuk, warna,
dan susunannya. Contohnya: sejarah persenjataan: misalnya senapan, meriam,
kapak, batu, lembing, tombak,dan pedang.[9]
Gambar 1.3 contoh model padat
Dalam model ini siswa juga dapat
mempraktekannya dengan benda tiruan yang bermanfaat dalam mengembangkan konsep
realisme bagi dirinya. Contohnya yaitu pelajaran tentang kehidupan di bumi pada zaman
prasejarah,dalam pelajaran ini siswa dapat menggambarkan atau membuat binatang
pada masa prasejarah dengan menggunakan lilin warna dengan skala ukuran 1,5
inci sampai 10 kaki. Dngan pengajaran seperti ini dapat membuat siswa lebih
semangat untuk belajar.[10]
Gambar 1.4 contoh benda tiruan
b) Model Penampang (Cutaway Model)
Model penampang
memperlihatkan bagaimana sebuah objek itu tampak, apabila bagian permukaannya
diangkat untuk mengetahui susunan bagian dalamnya. Kadang-kadang model ini
dinamakan model X-Rayatau model Crossection yaitu model penampang memotong. Contoh: anatomi manusia dan hewan, seprti:
gigi, mata, kepala, otak, torso, tulang belulang, jantung, paru-paru, dan
bagian ginjal.
[11]
Gambar 1.5 contoh model penampung
Model ini sangat berguna untuk mata pelajaran biologi
karena fungsinya dapat menggantikan objek sesungguhnya. Selain itu model
penampang bisa memperjelas objek yang sebenarnya karena bisa diprbesar atau
diperkecil. Yang perlu diperhatikan dalam membuat model penampang adalah, hanya
bagian terpenting-terpenting saja yang harus ditonjolkan, biasanya di bubuhi
warna-warna yang kontras, sedangkan rincian yang tidak begitu penting
dihilangkan.[12]
c) Model Susun (Builed-up Model)
Model susunan dimaksudkan
struktur bagian dalam dari suatu benda, disamping memperlihatkan bagian dalam
obyek juga dapat dilepas atau dipreteli untuk dipelajari satu per satu sehingga
memperjelas pengertian. Dan bila sudah selesai dapat diletakkan kembali pada
posisinya semula. Model ini dapat berupa variasi dari model irisan. Model irisan
sendiri dapat disebut model terbuka, karena menggambarkan obyek yang aslinya
dalam keadaan tertutup ditampilkan dalam model yang terbuka. Untuk model
terbuka sebaiknya siswa disuruh hati-hati waktu mempelajarinya. Karena
disamping mahal harganya, juga agak mudah rusak dan apabila alat penyetelnya
rusak dapat mengganggu penampilan model tersebut dan mungkin tidak dapat
disusun seperti semula.
Model susun terdiri dari
beberapa bagian objek yang lengkap, atau sedikitnya suatu bagian penting dari
objek itu. Contoh: anatomi manusia dan binatang, seperti: mata, telinga,
jantung, tengkorak, otak. Mesin atau peralatan, seperti : senapan,tabung
vacum,pompa.
Gambar 1.6 contoh model susun
Contoh dari model susun tubuh manusia
memberikan pengamatan terbaik kepada para murid mengenai letak serta ukuran
dari organ tubuh yang sebenarnya.[13]
d) Model Kerja (Working Model)
Model kerja adalah tiruan
dari suatu objek yang memperlihatkan bagian luar dari objek asli, dan mempunyai
beberapa bagian dari benda yang sesungguhnya. Contoh: peralatan musik, seperti:
biola,seruling, terompet, piano, harpa, trambulin. [14]
Gambar 1.7 contoh model kerja
C. Mock-up
Mosk-up adalah suatu penyederhanaan
susunan bagian pokok dari suatu proses atau sistem yang lebih ruwet. Susunana
nyata dari bagian-bagian pokok itu diubah sehingga aspek-aspek utama dari suatu
proses mudah dimengerti oleh siswa. Mock-up sangat efektif untuk belajar
siswa,disamping dapat mengkonkritkan yang abstrak juga dapat menarik perhatian.
Sifatnya yang mendekati kpada realitas memberikan pengrtian yang lebih baik. Contoh: benda tiruan bola langit,tata surya,dan planetium.[15]
Mock-up juga merupakan
alat tiruan tiga dimensi yang dapat memperlihatkan fungsi atau gerakan dari
aspek tertentu saja dari benda, alat atau obyek yang akan diterangkan. Pada
mock-up hanya nampak bagian yang penting yang perlu diperagakan gerakannya atau
proses kerjanya kepada siswa, sedang bagian kecil lainnya yang dianggap tidak
penting atau yang dapat mengganggu perhatian siswa dihilangkan.[16]
Gambar 18 contoh mock-up
Jadi sebenarnya mock-up
terletak ditengah-tengah model tiruan dengan benda sebe-narnya. Dikatakan model
tidak tepat, karena dapat memperlihatkan fungsi sebenarnya dari bagian alat
itu, sebaliknya disebut benda sebenarnya juga tidak tepat, karena bagian-bagian
lain dari bentuk benda aslinya yang tidak diterangkan, dihilangkan. Selain itu
bahan baku yang dibuat untuk alat ini bisa dibuat dari bahan yang lain dari
benda atau peralatan aslinya. Misalnya siswa waktu belajar tentang fungsi bel
listrik. Pertama dapat dibuat model rumah yang sederhana, kemudian dibuat
perangkat bel listrik yang sebenarnya dan dihubungkan dengan listrik (battery
atau accu). Bel listrik ditempelkan pada dinding rumah-rumahan tersebut. Dengan
demikian siswa dapat melihat proses kerjanya bel listrik dan tahu cara
meletakkan bel listrik dan tahu cara meletakkan bel listrik yang baik. Contoh
lain misalnya
siswa waktu belajar tentang tata-tertip lalu lintas kita coba memberikan
media pembelajaran yang bermodel mock-up yaitu dengan
membuatkan traffick light ukuran kecil yang dapat menyala. Kemudian dibuatkan model
lapangan yang menggambarkan perempatan jalan dan traffick light tadi dipasang
pada posisi yang tepat.
Dengan menggunakan
mobil-mobilan kecil anak dapat bermain lalu-lintas dengan menggunakan traffick
light tiruan tadi. Khusus untuk mock-up traffic light-nya dapat dibuat dari
bahan yang nantinya benar-benar dapat memperagakan seperti keadaan yang
sebenarnya. Lampunya benar-benar dapat menyala (warna merah, kuning dan hijau).
Diharapkan dengan diberikan media
tersebut,peserta didik lebih mengetahui tata-tertib lalu lintas di jalan.
Dengan trafic lamp buatan diharapkan siswa dapat mempraktekkan cara berkendara
dan mematuhi tata-tertip lalulintas di jalan.[17]
D.
Specimens (Barang Contoh)
Specimens adalah benda-benda asli atau sebagian benda asli yang
digunakan sebagai contoh.[18]
Sebuah specimens seringkali diartikan sebagai sampel dari suatu benda dalam
grup atau katagori yang sama. Specimens yang digunakan dalam pengajaran
biasanya dalam kemasan botol, box, dll.
Specimen artinya barang contoh, yaitu barang-barang asli yang
dijadikan sebagai contoh untuk mewakili benda asli yang sebenarnya atau
sebagian dari sejenis dari sekelompok benda yang sama untuk dijadikan contoh.
Dengan adanya specimen siswa mengetahui bagian dari bendanya yang mungkin tidak
terdapat didaerahnya atau ditempat mereka berada, sehingga mereka tidak merasa
asing lagi terhadap benda tersebut. Specimen yang digunakan untuk proses
pembelajaran hendaknya disediakan tempat dari kaca atau botol, direkatkan nama,
tanggal barang diperoleh/diawetkan. Hal ini disamping untuk memelihara agar
lebih awet juga supaya tidak digunakan sebagaimana aslinya. Misalnya yang
sering yang sering dilihat adalah specimen uang kertas.[19]
gambar 1.9 (contoh specimen)
a.
Macam-macam Specimen
Terdapat
beberapa jenis specimen yang perlu diketahui antara lain:
1.
Specimen
benda masih hidup, dapat diwujudkan dalam bentuk; aquarium, terrarium
insectariums.
2.
Specimen
benda yang sudah mati, dapat diwujudkan dalam bentuk herbarium, awetan dalam
plastik atau botol dengan menggunakan larutan formalin dan alkohol, taksidemi
dewan tiruan yang kulitnya sudah dikeringkan
3.
Specimen
benda yang tidak hidup, misalnya batu-batuan, pasir dan tanah
4.
Specimen
identitas, misalnya tanda tangan
b.
Tujuan penggunaan specimen antara lain:
1)
Memperjelaskan materi pelajaran
2)
Menimbulkan perhatian kepada subyek yang sedang diteliti
3)
Merangsang minat untuk menambahkan pengetahuan
4)
Mendorong untuk berfikir dan menyelidiki sendiri[20]
E. Diorama
Diorama adalah sebah
pandangan tiga dimensi dalam ukuran kecil bertujuan untuk memperagakan atau
menjelaskan suatu keadaan atau fenomena yang menunjukkan aktifitas. Dalam diorama
terdapat benda-benda tiga dimensi dalam ukuran kecil,benda-benda kecil itu
berupa orang-orangan,pohon-pohonan,rumah-rumahan dan lain-lain.sehingga tampak
seperti dunia sebenarnya dalam bentuk mini. Diorama dapat
dibuat oleh para siswa di bawah bimbingan para guru. Setelah selesai dibuat,
diorama dapat dipakai sebagai alt peraga. Agar diorama tidak cepat berdebu dan
kotor, sebaiknya diberi penutup kaca. Bila selsai digunakan di dalam kelas,
diorama dapat disimpan dalam lemari display.[21]
Diorama
bisa diartikan juga sebagai gambaran kejadian baik yang mempunyai nilai sejarah
atau tidak yang disajikan dalam bentuk mini atau kecil. Kita bisa membuat
apapun dalam diorama ini. Ingat, untuk mempermudah, gunakan skala yang
seragam.sebenarnya, tidak ada perbedaan yang mencolok antara maket dan diorama.
Diorama hanya lebih menekankan kepada isi pesan dari gambaran visual dan
karekter tokoh. Selain itu diorama lebih hidup disbanding dengan maket[22]
Gambar 1.10 contoh diorama
Diorama juga merupakan gabungan antara model dengan gambar prespektif dalam suatu
penampilan yang utuh. Dengan diorama kesan visual yang diperoleh siswa lebih
hidup. Peragaan melalui medium diorama bisa dilengkapi dengan lampu warna
tertentu sehingga lebih memberikan kesan hidup dan dramatis. Diorama dapat
dibuat dalam ukuran yang diperkecil, tetapi dapat pula dibuat dalam ukuran yang
sebenarnya.
Adapun objek yang dapat
dibuat diorama, misalnya kampung nelayan di pantai, rumah adat atau
perkampungan tradisional suku tertentu dengan aktivitas penghuninya atau dapat
pula dibuat diorama yang menggambarkan suatu peristiwa penting masa lalu yang
dicatat dalam sejarah. Diorama yang dibuat dengan ukuran besar/sebenarnya dapat
anda temukan misalnya di lantai dasar Monumen Nasional (Monas), museum Lobang
Buaya, Museum Stratria Mandala Jakarta, di samping diorama tersebut dibuat
dengan ukuran besar juga dilengkapi dengan lampu sebagai pemberi suasana agar
berkesan hidup. Selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai pendukung suasana,
sehingga menjadi nampak lebih hidup.[23]
2.3
Karakteristik Media Tiga Dimensi
Berikut ini adalah karaktristik media visual 3 dimensi :
a) widya wisata.
Widya wisata adalah
kegiatan belajar yang dilaksanakan melalui kunjungan ke suatu tempat di luar
kelas sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan akademis dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan.
Keuntungan-keuntungan yang
diperoleh dengan belajar melalui widya wisata adalah: siswa memperoleh
pengalaman langsung sehingga proses belajar menjadi lebih bermakna,
membangkitkan minat siswa untuk menyelidiki, melatih seni hidup bersama dan
tanggung jawab bersama, menciptakan kepribadian yang komplit bagi guru dan
siswa, mengintegrasikan pengajaran di kelas dengan kehidupan dunia nyata.
Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah: sulit dalam pengaturan waktu,
memerlukan biaya dan tanggung jawab ekstra, obyek wisata yang jarang memberikan
peluang yang tepat dengan tujuan belajar.[24]
b)
Specimen
Specimen adalah benda-benda asli atau sebagian
benda asli yang digunakan sebagai contoh. Contoh-contoh pada specimen yaitu :
benda yang masih hidup (kebun binatang, kebun percobaan, insektarium dan
akuarium ), benda yang sudah mati (herbarium, teksidermi, awetan dalam cairan
plastic ).
c)
Melalui media
tiruan
Belajar melalui Media tiruan sering disebut sebagai model. Belajar
melalui model dilakukan untuk pokok bahasan tertentu yang tidak mungkin dapat
dilakukan melalui pengalaman langsung atau melalui benda sebenarnya.
d)
Melalui peta
Timbul
Peta timbul yang secara fisik termasuk model
lapangan. Peta timbul merupakan peta yang dapat menunjukkan tinggi rendahnya
permukaan bumi. Peta timbul memiliki ukuran panjang,lebar dan dalam. Dengan
melihat peta timbul, siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang perbedaan
letak, tepi pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, gunung berapi,
lembah, danau, dan sungai.
Gambar 1.11 contoh peta timbul
Peta timbul juga dapat dibuat oleh guru dan
siswa sehingga dapat memupuk daya kreasi, daya imajinasi dan memupuk rasa
tanggung jawab bersama terhadap hasil karya bersama. Bahan yang dapat dipakai
membuat peta timbul adalah semen, tanah liat, serbuk gergaji, dan bubur kertas
karton. Pemilihan bahan tersebut disesuaikan dengan keperluan peta timbul yang
ingin dibuat.[25]
e)
Melalui Globe
Globe (model perbandingan), adalah benda tiruan
dari bentuk bumi yang diperkecil. Globe dapat memberikan keterangan tentang
permukaan bumi pada umumnya dan khususnya tentang lingkungan bumui, aliran
sungai, dan langit.
Tujuan penggunaan globe adalah menunjukkan
bentuk bumi yang sebenarnya dalam skala kecil, menunjukkan jarak pada suatu
titik tertentu, menunjukkan skala-skala tentang jarak pada lingkungan yang
luas. Ukuran globe yang paling umumnya adalah 8,12,16,20, atau 24 inci. Globe
untuk perseorangan cukup berukuran 8 inci, sedangkan untuk kelas adalah 12 atau
16 inci.[26]
Gambar 1.12 contoh globe
f)
Boneka
Boneka merupakan salah
satu model perbandingan. Boneka dalah tiruan dari bentuk manusia dan bahkan sekarang termasuk tiruan dari
bentuk binatang. Jadi sebenarnya boneka merupakan salah satu model padat juga.
Sekalipun demikian, karena boneka dalam penampilannya memiliki karakteristik
khusus, maka dalam bahasan ini dibicarakan tersendiri. Dalam penggunaan boneka
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengan cara dimainkan dalam sandiwara
boneka.
Penggunaan boneka dalam
pendidikan telah populer sejak tahun 1940-an di Amerika. Di Indonesia,
penggunaan boneka sudah lumrah, misalnya wayang golek (di Jawa Barat) digunakan
untuk memainkan ceritera Mahabarata dan Ramayana. Macam-macam boneka dibedakan
atas: boneka jari (dimainkan dengan jari tangan), boneka tangan (satu tangan
memainkan satu boneka), boneka tongkat seperti wayang-wayangan, boneka tali
sering disebut marionet (cara menggerakkan melalui tali yang menghubungkan
kepala, tangan, dan kaki), boneka bayang-bayang (shadow puppet) dimainkan
dengan cara mempertontonkan gerak bayang-bayangnya. [27]
Gambar 1.13 contoh model boneka
Agar penggunaannya menjadi
efektif, maka harus memperhatikan hal-hal: merumuskan tujuan pengajaran secara
jelas, didahului dengan pembuatan naskahnya, lebih banyak mementingkan gerak
ketimbang verbal, dimainkan sekitar 10-15 menit, diselingi dengan nyanyian,
ceritera disesuaikan dengan umur anak, diikuti dengan tanya jawab, siswa diberi
peluang memainkannya.
Pengklasifikasian sebagaimana yang
telah dibahas pada uraian terdahulu menjelaskan karakteristik atau ciri-ciri
spesifik masing-masing media berbeda satu sama yang lainnya sesuai dengan
tujuan dan maksud pengelompokan. Karakteristik media dapat dilihat dari
kemampuan membangkitkan rangsangan indra penglihatan, pendengaran, perabaan
percakapan, maupun penciuman atau kesesuainnya dengan tingkat hirarki belajar.[28]
Secara umum karakteristik media
tiga dimensi adalah sebagai berikut:
- Pesan yang sama dapat disebarkan keseluruh siswa secara serentak,
- Penyajiannya berada dalam kontrol guru,
- Cara penyimpanannya mudah (praktis),
- Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera,
- Menyajikan objek-objek secara diam,
- Terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap,
- Lebih mahal dari kelompok media grafis,
- Sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu,
- Sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual,
- Praktis digunakan untuk semua ukuran ruangan kelas,
- Mampu menyajikan teori dan praktik secara terpadu.[29]
2.4
Kelebihan dan Kekurangan Media Tiga Dimensi
Adapun kelebihan dan
kekurangan media tiga dimensi, sebagai berikut:
1) Model Padat
Kelebihan dari model padat yaitu dapat memberikan pengalaman secara langsung,dapat dibuat dengan biaya yang murah dan dapat mengembangkan konsep realisme siswa.
Kekurangan dari model padat yaitu tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar dan anak tuna netra sulit untuk mengaplikasikannya.
2) Model Penampang
Kelebihan dari model penampang adalah dapat memberikan
pengalaman secara langsung, hasil belajar lebih
mendalam dan mantap, dapat mempermudah pehaman
karena merupakan pengganti obyek yang sesungguhnya, dapat dibuat dengan biaya yang relatif murah, dan belajar dapat difokuskan pada bagian yang penting-penting saja.
Kekurangan dari model penampang adalah tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah yang banyak. penyimpanan memerlukan ruang dan perawatan, anak tunanetra sulit membandingkannya, dan jika membeli alat perga membutuhkan biaya yang besar.
3) Model susun
Kelebihan dari model susun adalah Memberikan pengalaman
secara langsung.Penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme.Dapat
menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya.Dapat
memperlihatkan struktur organisasi secara jelas.Dapat menunjkkan alur suatu
proses secara jelas.
Kekurangan dari model susun adalah tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah besar, anak tuna netra sulit untuk membandingkannya, dan penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit.
4) Model Kerja
Kelebihan dari model kerja adalah memberikan pengalaman
secara langsung, dapat menunjukkan objek secara utuh baik cara kerjanya, dapat
memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dan dapat menunjukkan alur
suatu proses secara jelas.
Kekurangan dari model kerja adalah tidak dapat
menjaangkau sasaran dalam jumlah besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar
dan perawatan yang rumit, untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang
besar, dan anak tunanetra sulit untuk mengaplikasikannya secara sempura. [30]
5) Mock-up
Kelebihan dari model mock-up adalah memberikan pengalaman
secara langsung, dapat menunjukkan obyek secara utuh secara utuh baik kontruksi
maupun cara kerja, dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dan dapat
menunjukkan alur suatu proses secara jelas
Kekurangan dari model mock-up adalah tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit, untuk membuat alat perga membutuhkan biaya yang besar, dan anak tunanetra sulit untuk membandingkannya .
6) Diorama
Kelebihan dari model diorama adalah untuk memberikan
pemandangan/gambaran visual dari pokok yang sebenarnya dalam bentuk kecil, membawa
ke dalam kelas sebagian kecil dari pada dunia dalam bentuk diperkecil dan tiga
dimensi, dan dapat menggambarkan peristiwa yang terjadi disuatu tempat, waktu
tertentu dilihat ari posisi atau arah tertentu pula secara lebih hidup
Kekurangan dari model diorama adalah tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar, dalam pembuatan membutuhkan waktu dan biaya, dan membutuhkan kreativitas guru maupun siswa.
7) Widya Wisata
Kelebihan dari widya wisata adalah siswa memperoleh
pengalaman langsung sehingga proses belajar menjadi lebih bermakna,
membangkitkan minat siswa untuk menyelidiki, melatih seni hidup bersama dan
tanggung jawab bersama, menciptakan kepribadian yang komplit bagi guru dan
siswa, mengintegrasikan pengajaran di kelas dengan kehidupan dunia nyata.
kelemahan-kelemahannya adalah sulit dalam pengaturan
waktu, memerlukan biaya dan tanggung jawab ekstra, obyek wisata yang jarang
memberikan peluang yang tepat dengan tujuan belajar.[31]
8) Boneka
Kelebihan dari boneka adalah: efisien terhadap
waktu, tempat, biaya, dan persiapan; tidak memerlukan keterampilan yang rumit;
dapat mengembangkan imajinasi dan aktivitas anak dalam suasana gembira.[32]
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas pemakalah dapat menyimpulkan bahwa:
1.
Media pembelajaran tiga
dimensi, yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja
dan mempunyai dimensi panjang, lebar,dan tinggi/tebal.
2. Jenis media yang biasa digunakan ada dua, yaitu: boneka dan model. Model
terbagi menjadi enam: model padat, penampang, susun, kerja, mock-up, domain.
Akan tetapi dalam pembagian ini ada yang menambahkan dengan widya wiasata dan boneka.
3. Karakteristik media tiga dimensi
secara umum yaitu:
Karakteristik media visual tiga dimensi: widya
wisata, belajar benda sebenarnya melalui specimen, belajar melalui media tiruan
sering disebut sebagai model, peta timbul, globe dan boneka.
4. Kelebihan dan kekurangan dalam media tiga dimensi hampir sama, diantara
kelebihannya adalah: memberikan pengalaman secara langsung, penyajian secara
konkrit dan menghindari verbalisme, dapat menunjukkan objek secara utuh
baik kontruksi maupun cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur organisasi
secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas. Sedangkan
kekurangan dari media tiga dimensi: tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah
besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang
rumit, untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang besar, anak
tukna netra sulit untuk membandingkannya.
DAFTAR
RUJUKAN
Ibrahim. R,dan Nana Syaodih.(2010).
Perencanaan pengajaran.Jakarta:PT Asdi Mahasatya
Munadi, Yudhi.
(2008). Media Pembelajaran. Jakarta: gaung Persada (GP) Press.
Sudjana,
Nana,dan Drs Ahmad Rivai.(2011).Media pengajaran.Bandung:Sinar Baru Algensido
Offeset
Daryanto.(2011).Media
Pembelajaran.Bandung:PT.Sarana Tutorial
Kustandi,cecep Bambang
Sutjipto.(2011).Media Pembelajaran: Manual dan Digital.Bogor:: Ghaila Indonesia
Nat.Ret
dan Rayandra Asyhar.(2012).Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.Jakarta: Referensi
Taho, fajar
.Pengertian media tiga dimensi
Perdana,Andrian.Media pembelajaran
tiga dimensi
Sapriadi, Adi.Pembelajaran
tiga dimensi
Pato Alvarino,Media Tiga Dimensi
(http://patoalvarino.blogspot.com/2013/04/media-3-dimensi-nonproyektable.html?m=1) Diakses pada tanggal 15 Maret 2014, pukul 10:46
am
[2] Nafi'atur
Rohmaniyah ,media pembelajaran tiga dimensi (http://nafimubarokdawam.blogspot.com/2012/05/media-pembelajaran-tiga-dimensi.html
diakses pada tanggal 07 Mei 2014 , 07.47 am)
[3] R.
Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan pengajaran,(Jakarta:PT Asdi Mahasatya,2010)
hlm 118
[4]
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung:Sinar Baru
Algensido,2011) hlm 156
[5] Rer
Nat dan Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan
Media Pembelajaran, (Jakarta : Referensi, 2012), hlm 54-55
[9] Nafi'atur
Rohmaniyah ,media pembelajaran tiga
dimensi diakses pada tanggal 07 Mei 2014, 07.47 am
[11]
Andrian Perdana, media pembelajaran tiga dimensi (Andreanperdana.blogspot.com/2013/02/media
pembelajaran-tiga-dimensi.html?m=1, diakses pada tanggal 07 Mei 2014 , 10.21 am)
[13] Ibid,
hlm 165
[14]Fajar taho, media tiga dimensi ( http://dokumenbelajarku.blogspot.com/2013/03/pengertian-media-3-dimensi.html
diakses pada tanggal 07 Mei 2014, 07.39 am)
[15]
Yudi munadi, media pembelajaran, (Jakarta: gang Persada (GP) Press,
2008) hlm 108
[18]
Daryanto, Media Pembelajaran, hlm 30
[21] Yudi
munadi, media pembelajaran, hlm 109
[22] Cecep Kustandi, Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran: Manual dan Digital. (Bogor: Ghaila
Indonesia,2011), hlm 58
[24]
Daryanto,Media Pembelajaran, hlm 30
[25]
Ibid hlm 31
[27] Nafi'atur
Rohmaniyah
,media pembelajaran tiga dimensi diakses pada tanggal 07 Mei 2014, 07.47 am
[28] Ibid, hlm 33
[30] Nafi'atur Rohmaniyah, media pembelajaran tiga dimensi diakses pada
tanggal 07 Mei 2014, 07.41 am
[31] Ibid
[32]
Daryanto,Media pembelajaran , hlm 33
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
BalasHapusmenyediakan TDS Meter untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro